Namanya ezella, seorang wanita pembunuh bayaran yang kembali ke negaranya dengan tujuan balas dendam.
saat menjalankan misi balas dendamnya, ezella bertemu kembali dengan masa lalu yang menciptakan luka sekaligus sumber bahagia untuk wanita itu.
disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 3
Ting
notif pesan dari aplikasi hijau tak sagara pedulikan. dia masih bengong sambil menatap dipta dengan tatapan tak terbaca.sementara yang di tatap menelan ludah dengan susah payah.AC di ruangan itu padahal udah dingin tapi bagi dipta saat seperti ini adalah panas.nafasnya tercekat, dipta terus merapal doa dalam hatinya.
"kau lacak nomor ini" sebuah perintah yang terdengar dingin menusuk gendang telinga dipta.
"tapi bos, tadi aku sudah beberapa kali mencoba untuk melacaknya namun nihil.nomor yang mengirim pesan ini tak terlacak bos" dipta menjawab sembari mengigit bibir bawahnya.
"Otakmu sudah tak berfungsi lagi?? sejak kapan kau tidak bisa melacak nomor tak jelas begini?, apa kinerjamu sudah menurun hah?" Sagara sudah mulai emosi.memang beginilah nasib dipta, dia bekerja untuk orang yang sangat otoriter.dia selalu di tuntut untuk bisa menyeimbangkan otak cerdas bosnya.
"bos, orang yang mengirim ini bermain sangat rapi.dia mungkin bukan orang sembarangan.aku sudah berkali kali mencoba melacaknya, tapi tidak ada satupun jejak yang tertinggal.orang di balik ini sangat cerdas bos" jelas dipta.
dretttttt
drettrtr
drettrt
dering ponsel Sagara mengalihkan perhatian mereka.tertera nama mommynya disana.Sagara dengan malas mengangkat telepon itu.
"hallo mom" sapa Sagara lembut.
"SAGA, BERANI KAU YA TIDAK MEMBACA PESAN MAMA.ANAK DURHAKA MEMANG ASTAGA" Sagara menjauhkan hp dari telinganya.suara cempreng sang ibu terngiang sampai sagara mengeryit kening.
"halo, halo!! Sagara dominic, kau tidak menjawab mommy?? kau masih disana kan?? jangan pura pura nggak dengar Saga." suara cempreng itu kembali terdengar memekakan telinga.padahal Sagara sudah agak menjauhkan hpnya.
"hmm iya Mommy saga tersayang,, ada perlu apa nyonya Dominic ini menelpon Saga?" Sagara berujar lembut.dia seperti bunglon yang dapat menyesuaikan diri dengan cepat.
"emang kalau mommy telpon harus ada tujuan?? kamu memang anak durhaka ya, tidak pernah datang ke rumah.apa kau sudah mencintai istrimu itu, sampai lupa menjenguk ibumu." Suara yang terdengar sedih.Sagara memijat pelipisnya, dia tahu bahwa sang ibu memulai aktingnya di rumah.
"hmmm ntar Saga ke rumah" jawabnya singkat.ingin sekali dia menyudahi acara telpon telponan dengan sang mommy.
"baiklah baiklah, tapi Saga udah makan kan? Mau mommy kirimkan makan siang?? eh ini kan udah sore ya, mau mommy kirimkan makan Sore?" entah kenapa, Sagara jengah mendengarnya.sebenarnya mommy ini tamat jurusan ngelawak atau apa?
"makan sore?? emang ada begituan mom?" dia masih juga melanjutkan.
"hmmm untuk Saga, apasih yang nggak ada hahah"
"enggak ah mom, ini Saga juga sudah mau pulang.satu jam lagi bye mom, sampai jumpa di rumah" tanpa menunggu jawaban ibunya lagi, Sagara dengan cepat mematikan sambungan telepon dari ibunya yang mungkin sudah mengeluarkan sumpah serapah di rumah.
"dipta suruh orang memata matai pergerakan alana.dia tidak boleh mati sebelum anakku lahir" terdengar kejam, memang begitulah.Sagara tidak peduli lagi setelahnya, mau Alana mati atau apapun, yang pasti setelah Anaknya lahir Sagara harus menceraikan wanita sialan itu
"baik bos, tapi tentang pesan anonim ini??" dipta masih sempat sempatnya bertanya.pandangan Sagara menghunus tajam padanya.
"kita biarkan saja dulu, ntar juga muncul dengan sendirinya di publik.kita hanya tunggu waktunya tanpa membuang tenaga dan pikiran" jawab sagara enteng seolah pesan anonim yang dia baca tadi tidak begitu penting.tapi sejujurnya dalam hati Sagara masih ingat dan merasa was was dengan isi pesan ancaman itu.
Di kota lain, kota yang sering di juluki dengan nama Big Apple, seorang wanita muda tengah berbicara serius dengan kedua orang tua paruh baya yang masih terlihat bugar pada umurnya.
"Ella, mama kangen sama cassie.mama mau tinggal di singapura, menjalankan hari tua dengan di kelilingi oleh orang yang mama cintai.aku ingin selalu dekat dengan cucu mama, apa itu salah?" wanita paruh baya itu berkata lirih.udah hampir setahun dia tidak bertemu dengan cucu kesayangannya.
" mama boleh saja pulang, tapi papa masih harus tetap disini.Ella tidak mau urus perusahan papa.Ella nggak terbiasa mam"
"tapi papa juga kangen cassie sayang, bagaimana kalau kita pulang ke singapura semua?" kali ini yang berbicara adalah seorang pria tampan di usianya yang matang.
"baiklah baiklah, kalian pulanglah besok.Ella akan tetap disini mengurus perusahan sialan itu.tapi kalian di sana jaga anak Ella ya,sampai nanti Ella datang untuk balas dendam" Dengan berat hati wanita yang di panggil ella itu memutuskan.Dia harus mengurus perusahan besar ayahnya di tengah pekerjaan yang sulit di tinggalkan.
"aaaa itu keputusan yang sangat bagus sayang.kau hati hatilah disini hmmm.jangan terus berulah sayang, mama nggak suka"
"iya Ella akan berusaha, tapi jika di beri bayaran yang mahal mana bisa Ella tolak.rezeki tidak bisa di tolak mam" kekeh wanita cantik itu sambil memeluk erat mamanya yang kini berwajah masam.
Ezella Maheswari Marvellas, gadis cantik berumur 23 tahun adalah seorang putri angkat dari pasangan Aisya Marvellas dan Richard Marvellas.Ezella yang kerap kali di sapa Ella, adalah gadis pembunuh bayaran berdarah dingin.dia menekuni profesinya semenjak empat tahun lalu. dia tidak ahli dalam mengelola bisnis, makanya dia tidak suka berkecimpung dengan dunia bisnis ayahnya..melakukan aksi bunuh membunuh adalah hal yang paling dia sukai semenjak empat tahun ini.apalagi jika bayarannya fantastis, Ezella dengan senang hati melakukannya.
Ezella berjalan santuy memasuki markas dari klan mafia yang sangat di takuti di kota itu.dengan langkah tegap gadis itu memasuki markas Elang putih.dia di sambut hangat oleh seseorang yang nampak berkuasa.senyum hangat pria itu membawa Ezella ke ruang pribadinya.
"ada urusan apa nona muda marvellas datang bertamu?" ujar pria tampan yang bernama Elgino pramana..Elgino Pramana adalah pemimpin klan Mafia Elang Putih, dia pria yang sangat di takuti di kota tersebut.
"aku hanya mau meminta orang kepercayaanmu untuk membantuku mengelola perusahan ayah kak" ujar Ezella tenang.dia datang kesini karena dia tahu bahwa bawahan Elgino adalah orang yang patut di percaya.
"emang kenapa? kau akhirnya mau mengurus perusahan itu?? apa kau ingin berhenti dari pekerjaanmu sebelumnya?? kalau memang begitu aku sangat menyetujui keputusanmu itu Ella. berhentilah menjadi pembunuh, kau masih punya perusahan besar untuk hidup kan? lalu apalagi yang kamu cari?" Elgino berujar kayak orang benar.
"ckk, ini kamu kayak orang baik saja.pekerjaanmu juga bukankan tidak jauh dari hal keji itu?? bahkan kau adalah pemimpin yng tak kenal ampun dalam membunuh orang kk"
"kalau aku lain Ella, aku memang di lahirkan untuk melanjutkan apa yang di wariskan oleh nenek moyang.sementara kau?? kalau kau mau balas dendam, aku bisa melakukannya.atau kau mau aku membawa wanita itu kesini??"
" no, aku yang akan melakukannya.dia harus mati di tanganku.aku harus membuat mereka semua mati kk" dengan tekad yang kuat, aura kebencian keluar dengan pekat dari raut wajah gadis cantik itu.
lalu juga banyak typo
the best banget ( ̄3 ̄)
pliss lanjut dongg kak,novel nya bagus banget
ditunggu ya kak!
semangat dan cepat update ya
aku penggemar beratmu ♡
ini adalah pertama kalinya aku menulis, kalau ada kritikan dan saran, di komen ya.pastinya karya pertama ini akan sangat susah buatku, jadi mohon dukungannya ya teman teman.jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen jika kalian suka membacanya ya💜
loveyou gesss