NovelToon NovelToon
Permainan Terlarang

Permainan Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Pembantu / Pembaca Pikiran
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alim farid

**Sinopsis:**

Luna selalu mengagumi hubungan sempurna kakaknya, Elise, dengan suaminya, Damon. Namun, ketika Luna tanpa sengaja menemukan bahwa mereka tidur di kamar terpisah, dia tak bisa lagi mengabaikan firasat buruknya. Saat mencoba mengungkap rahasia di balik senyum palsu mereka, Damon memergoki Luna dan memintanya mendengar kisah yang tak pernah ia bayangkan. Rahasia kelam yang terungkap mengancam untuk menghancurkan segalanya, dan Luna kini terjebak dalam dilema: Haruskah dia membuka kebenaran yang akan merusak keluarga mereka, atau membiarkan rahasia ini terkubur selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alim farid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Hampir lima belas menit damon menunggu dengan gelisah di dalam mobilnya, terparkir di tepi jalan yang menghadap langsung ke gerbang kampus tempat luna menuntut ilmu. Berkali-kali ia mencoba menghubungi gadis itu, namun setiap panggilan berakhir dengan kekecewaan. Nomornya tak bisa dihubungi, dan dugaan damon semakin kuat bahwa luna telah memblokirnya. Amarahnya mulai merayap, mendidih perlahan di dalam dada.

Untuk memastikan keberadaan luna, damon menghubungi elise, istrinya yang juga adalah kakak luna. elise dengan cepat menyampaikan pesan kepada adiknya bahwa damon sedang menunggunya di luar kampus. Namun, detik demi detik berlalu, dan masih belum ada tanda-tanda kemunculan luna.

Sebuah senyum dingin dan penuh arti muncul di bibir damon, meski amarah terus membara di hatinya. Jika benar gadis itu berani memblokir nomornya, damon sudah merencanakan bagaimana ia akan menghadapinya nanti. Dengan penuh ketidaksabaran, jemarinya terus mengetuk-ngetuk kemudi mobil, sementara pandangannya tak pernah lepas dari gerbang kampus yang masih sepi. Tak pernah sebelumnya damon merasa begitu tak berdaya, menunggu dengan perasaan yang tak menentu.

Lama dinantikan, akhirnya sosok luna muncul, keluar dari gerbang bersama beberapa teman sekelasnya. damon mengamati dari kejauhan, matanya menyipit saat melihat dua pria di antara teman-teman luna yang tampak terlalu akrab dengan gadis itu. Salah satu dari mereka menatap luna dengan pandangan penuh minat, dan seketika rasa cemburu membakar dada damon. Rahangnya mengeras, dan tanpa berpikir panjang, ia membunyikan klakson mobilnya dengan kasar, memecah keheningan dan menarik perhatian orang-orang di sekitar kampus. Semua mata kini tertuju ke arahnya, termasuk luna dan teman-temannya yang tampak terkejut dan bingung.

Tanpa ragu, damon menurunkan kaca mobil, menampilkan wajah tampannya yang langsung menjadi pusat perhatian. Beberapa gadis di sekitar situ tak bisa menahan diri untuk berbisik-bisik, terpesona oleh sosok damon yang tampak begitu menawan. Namun, damon tak memedulikan tatapan penuh kekaguman dari para gadis itu. Ia hanya peduli pada satu orang—luna. Gadis itu tampak kaget melihat mobilnya, dan setelah berbicara sebentar dengan teman-temannya, luna akhirnya melangkah mendekat dengan raut wajah yang tampak enggan.

"Min, kamu kenal dengan pria di dalam mobil itu? Dari tadi dia terus memperhatikanmu," ujar nadia, salah satu sahabat luna, dengan nada penuh penasaran. kevin, yang berdiri di samping nadia, menatap damon dengan curiga. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Mobil sport mewah itu—dengan tampilan yang begitu mencolok dan eksklusif—menggambarkan kekayaan yang luar biasa. Bahkan kevin, yang cukup kaya, akan berpikir dua kali sebelum membeli mobil semahal itu.

"Itu... kakak iparku," gumam luna dengan raut wajah yang tak nyaman. Rasa malu segera menyelimuti dirinya, karena damon muncul begitu tiba-tiba dan menimbulkan keributan di depan kampus. Para gadis di sekitar situ tampak histeris melihat penampilan damon. Untungnya, saat itu tak terlalu banyak orang yang berada di gerbang kampus, kalau tidak, luna pasti akan merasa lebih malu lagi.

"Wah, suami kakakmu tampan sekali! Mobilnya juga keren banget! Aku nggak nyangka kakakmu bisa menikah dengan pria sekeren itu," seru nadia dengan penuh kekaguman. luna hanya bisa memaksakan senyum, mencoba menyembunyikan perasaan campur aduk yang ia rasakan. kevin? Entah apa yang ada di pikirannya saat ini, tapi luna sudah tak peduli lagi. Pikirannya kini tertuju sepenuhnya pada damon, pria yang tanpa diduga menciptakan keributan di depan sana.

"Aku duluan ya," pamit luna dengan canggung. Ia ingin sekali melarikan diri dari situasi yang memalukan ini, tetapi sekarang tak ada jalan keluar. Dengan langkah cepat, ia berjalan mendekati mobil mewah damon, sambil menutupi wajahnya dengan tas selempang. Pintu mobil terbuka otomatis saat ia mendekat.

"Bisakah kau tutup kaca mobilnya, Kak?" ucap luna tanpa berpikir panjang. damon hanya mendengus pelan, tetapi menurutinya. Kaca mobil yang dilengkapi teknologi canggih itu segera menutup, membuat siapa pun di luar tak bisa melihat ke dalam. Di balik kaca itu, dunia mereka menjadi sepenuhnya pribadi.

"Kita pergi sekarang saja, Kak. Aku nggak nyaman dengan pandangan orang-orang," kata luna lagi, merasa semakin cemas dengan situasi ini. Meski kaca mobil sudah tertutup, ia masih merasa pandangan orang-orang di luar sangat menusuk.

"Oh, jadi sekarang kau berani memerintahku?" balas damon dengan tatapan tajam. Kata-kata itu membuat luna tersadar bahwa ia telah berbicara terlalu berani. Ia menggigit bibir bawahnya, merasa gugup dan tak nyaman dengan perubahan suasana.

"Kalau kau terus menggigit bibirmu seperti itu, aku tidak bisa menjamin bibirmu akan aman," ucap damon dengan nada yang membuat darah luna berdesir. Ia cepat-cepat menutup mulutnya dengan tangan, menyadari godaan yang sedang dilontarkan pria itu. damon hanya tersenyum miring, tatapannya semakin intens.

"Mana ponselmu?" damon tiba-tiba bertanya. luna dengan gugup merogoh saku jaketnya, menyerahkan ponselnya tanpa banyak pikir. damon mengambil ponsel itu, mengutak-atik sebentar sebelum luna menyadari apa yang sedang dilakukannya. Saat akhirnya sadar, luna dengan panik mencoba merebut kembali ponselnya, tetapi damon dengan cepat menariknya ke pangkuannya, membuat gadis itu terkejut.

luna segera merasakan kegugupan yang lebih besar melanda dirinya. Mereka berada dalam mobil yang tertutup rapat, begitu dekat satu sama lain. damon memundurkan jok, menciptakan lebih banyak ruang sehingga luna tak lagi terjepit oleh setir. Wajah mereka kini hanya berjarak beberapa senti, namun damon belum melakukan apa-apa. Ia hanya menatap gadis itu dengan penuh intensitas, membuat luna semakin merasa tak berdaya. Setiap gerakan damon tampak nadiancang untuk membuat gadis itu kehilangan kendali atas dirinya.

damon memang pria yang penuh teka-teki. Bukan tipe yang akan merayu dengan cara halus atau penuh perasaan. Ia lebih suka pendekatan yang langsung dan tak kenal basa-basi. Meskipun demikian, damon tahu batasannya. Ia tahu kapan harus berhenti, kecuali jika itu menyangkut luna. Bersama gadis ini, damon merasakan sebuah campuran penolakan dan penerimaan yang hanya membuatnya semakin bersemangat. luna mungkin mencoba menolak sentuhannya, tetapi ada sesuatu di dalam diri gadis itu yang tak mampu mengabaikan godaan dari pria ini. Dan itulah yang damon gunakan sebagai senjata untuk meraih hati luna.

"Kenapa kau memblokir nomorku?" tanya damon dengan tatapan yang tak terbantahkan.

"A... Aku tidak sengaja," jawab luna dengan nada gugup yang jelas tak bisa menipu.

damon tertawa kecil, suara tawanya dingin dan penuh ejekan. "Jangan coba-coba berbohong padaku, nona kecil. Kau tahu aku adalah pria yang berbahaya, bukan?" Nada ancaman dalam suaranya membuat luna menelan ludah, tak tahu harus menjawab apa.

"Jawab aku, kenapa kau memblokir nomorku?" ulang damon, kali ini dengan suara yang lebih lembut, namun tetap tegas.

luna tetap terdiam, tak berani menatap pria itu. Ia mencoba mengalihkan pandangannya, tetapi damon dengan cepat menangkup dagunya, memaksa luna menatapnya kembali. Kemudian, dengan gerakan cepat, bibir damon menyentuh bibir luna, memberikan kecupan singkat yang membuat gadis itu terkejut.

"Manis," gumamnya dengan suara rendah. "Mulai sekarang, kau yang akan menggantikan kakakmu untuk memuaskanku," lanjutnya dengan nada yang tidak bisa dibantah.

luna terkejut, matanya membesar karena terkejut. "Tapi aku bukan istri Kak damon!" bantahnya dengan suara yang bergetar.

"Aku tidak peduli," balas damon dengan senyum penuh arti. "Aku justru lebih suka bermain-main dengan gadis manis sepertimu. Mengajarkanmu cara menikmati kenikmatan yang sebenarnya." Ia mengetuk hidung luna dengan jarinya, sambil mengedipkan mata dengan nakal.

luna berusaha melepaskan diri dari pangkuan damon, tetapi pria itu dengan cepat menahan pinggangnya, tidak membiarkan gadis itu bergerak.

"Jangan banyak bergerak, sayang. Kau bisa membuatku terbangun hanya karena gesekanmu," bisik damon dengan suara serak yang membuat luna semakin panik. Ia bisa merasakan sesuatu di bawah sana mulai mengeras, dan hal itu membuatnya semakin bingung dan tidak tahu harus berkata apa. damon memang ahli dalam membuat gadis itu kehilangan kata-kata, membuatnya

1
Endang Yusiani
mirip-mirip
Alim Farid: apanya mirip"kak
total 1 replies
Debby Tewu
lanjut ceritanya
Debby Tewu
lanjut dong veritanya
Divana Mareta
lanjut thor...
Subrianti Subrianti
Luar biasa
Alim Farid: makasih kakak 🙏🙏🙂
total 1 replies
bb_yang_yang
Yuk, thor, update secepatnya! Pembaca mu sudah tidak sabar lagi. 😍
Jock◯△□
Ganti tanggal jadi sekarang ya thor!
Asnisa Amallia
Gimana ceritanya bisa sehebat ini? 😮
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!