Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab31. Suami istri
Vina pingsan setelah melihat video yang di kirim oleh seseorang yang tidak di kenal, bukan hanya video saja yang di kirim kan, ada juga foto foto Arhan sedang berlumuran darah segar dan anak itu dalam keadaan menangis histeris. Vina menduga bahwa putra nya sedang menangis karena sangking sakit nya, apa lagi darah itu memperkuat dugaan bahwa Arhan sedang di siksa oleh penculik nya, Tono juga sangat panik melihat putra nya yang begitu. cemas sudah pasti mereka rasakan dan bingung juga harus cari kemana, lapor Pak RT pun sudah mereka lakukan sehingga sudah ada pengumuman tentang hilang nya Arhan anak nya Tono.
Tono juga mengatakan kepada orang yang bisa menemukan putra nya maka akan di beri uang lima juta rupiah sebagai imbalan, tentu saja orang orang semangat untuk mencari bocah dua tahun itu karena uang imbalan yang lumayan besar untuk mereka, bisa untuk kebutuhan hidup dan juga untuk hal penting lain nya bila nanti memang mendapat uang tersebut, seluruh desa di kelilingi oleh orang orang yang mencari Arhan. namun sampai saat ini mereka tak ada satu pun yang bisa menemukan di mana bocah tersebut, Vina sudah mengamuk dan mendatangi rumah Lastri karena menuduh istri tua suami nya lah yang menculik Arhan untuk balas dendam kepada diri nya.
Pertengkaran tidak bisa di hindarkan lagi karena Lastri pun tidak terima atas tuduhan nya Vina, namun karena Vina merasa Tono akan membela diri nya karena Arhan bagai kan putra mahkota. maka dia dengan berani melawan Lastri yang memang kekuatan nya di bawah Vina, mereka bertengkar di depan rumah saling jambak dan cakar untuk memenangkan ego masing masing, lagi pula Lastri berada di posisi yang benar karena dia memang tidak menculik Arhan, bocah itu hilang entah kemana dan sekarang dia yang mendapatkan tuduhan keji dari istri muda suami nya, tentu Lastri tidak terima dan sanggup untuk gelut.
"Katakan di mana anak ku? pasti kau yang menculik anak ku!" Vina berteriak kencang sambil menarik rambut Lastri.
"Kau pikir aku kurang kerjaan, Hah? sampai aku harus menculik anak haram mu." bentak Lastri.
"Jangan mengelak kau, sialan! aku tahu kau tak suka kan melihat keluarga kami bahagia?!" sergah Vina.
"Apa mulut mu itu tak salah ucap? keluarga yang kau katakan itu adalah keluarga ku! rasa nya tidak mungkin bila kau bisa bahagia di atas derita ku." bentak Lastri.
Kalah telak dari ucapan nya Lastri, Vina kian menggebu untuk menjambak nya. namun Lastri juga tidak mau kalah karena ini soal harga diri di depan banyak orang, dan pasti salah satu di antara mereka ada yang percaya bahwa Lastri yang sudah menculik Arhan. bisa saja karena iri melihat Tono sangat memanjakan istri muda nya yang masih sangat segar karena usia Vina di bawah Nayla anak Tono, beda jauh dengan Lastri yang memang sudah mulai tua.
"Aaaaah!"
Vina menjerit karena mata nya kecolok oleh Lastri sehingga dia tak bisa mau menjambak lagi, Tono yang baru datang langsung memisahkan mereka berdua, sudah pasti membela Vina karena istri muda nya sedang dalam keadaan kesakitan karena mata nya tidak bisa terbuka lagi akibat kuku Lastri yang panjang.
"Kenapa kamu sakiti dia, Lastri?!" Tono membentak marah sembari merangkul Vina.
"Sebaik nya kau tanya saja pada selingkuhan mu itu, aku juga di jambak oleh dia! tapi apa kau pedulu." Lastri menatap Tono.
"Ini bukan waktu nya untuk memperebutkan aku! Arhan sedang hilang, tolong jangan bertengkar." ujar Tono dengan percaya diri penuh.
"Hahahaaaa....
Tawa tergelak kencang setelah mendengar ucapan Tono barusan, dia begitu percaya diri bahwa dua wanita ini bertengkar karena mau berebut cinta nya, semua orang menatap suara yang barusan tertawa. seorang gadis yang begitu cantik berjalan mendekati mereka bertiga, wajah nya yang cantik namun menyimpan kekejaman yang luar biasa.
"Nara!"
Nara menoleh kepada Lastri yang hanya satu kali lihat saja sudah mengenali nya, padahal Lastri tak punya hubungan darah dengan Nara, namun dia bisa kenal hanya satu kali lihat saja. tidak seperti Tono yang sama sekali tidak kenal dengan wajah putri nya, yang ia ingat malah wajah Marda.
"Dia Nara? kau jangan sembarangan saja, Lastri." Tono tidak percaya.
Namun Lastri tak memperdulikan ucapan Tono karena dia yakin bahwa ini memang putri yang hilang selama lima tahun, sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang begitu cantik dan juga terlihat sangat kejam sekali baik wajah atau pun gestur tubuh nya sudah banyak yang berubah.
"Aku anak haram mu! anak yang kau sia siakan selama ini, apa kau tidak kenal aku?" Nara mendekati Tono.
"Tidak mungkin, dia sudah mati." Tono bergetar tidak percaya.
"Mana bisa aku mati secepat itu! kalau aku mati maka kau pun akan ku ajak mati." seringai Nara.
Gemeletuk gigi Tono karena gadis ini yang sudah mempermainkan nya atas pembelian lahat sawit, bukan nya jadi beli, malah di gagal kan dan Argan juga hilang dari tangan nya. kemunculan Nara yang mendadak membuat semua nya kaget, bahkan Tono juga mulai curiga kepada anak ini yang sekarang terlihat memiliki hidup enak.
"Pasti kau yang menculik putra ku kan?!" Vina masih saja sembarangan dan mencengkeram kemeja Nara.
"Jangan sembarangan menyentuh istri ku!" Devano membuang tangan Vina kasar.
"Kau sudah menikah, Nara?" Lastri tidak percaya sekarang.
"Iya, Bu." Nara tersenyum pada Lastri yang termangu menatap nya.
Sedangkan Vina yang tadi di buang oleh Devano terjatuh di tanah sambil menjerit kesakitan, Tobo menyangka bahwa Devano adalah orang kaya sehingga hidup Nara menjadi enak dan tidak susah lagi, pasti lah pria yang sudah menyelamatkan Nara saat dia sedang sekarat. sejuta prasangka berada dalam otak nya Tono, karena tidak mungkin saja bila tiba tiba Nara punya hidup yang enak dan menjadi seperti sekarang.
"Ibu tidak mengajak ku masuk?" tanya Nara menatap Lastri.
"Oh iya, ayo masuk kedalam! biarkan saja merka heboh di luar." Lastri mengajak Nara.
"Jangan kabur ya kau, jalang! di mana kau sembunyikan anak ku." teriak Vina.
Tubuh Vina membeku di tempat ketika tadi dia berusaha mengejar Lastri masuk kedalam rumah, namun sekarang terhenti karena kening nya di todong pistol oleh Nara, semua orang sangat kaget melihat senjata yang Nara pakai. pasti lah suami Nara bukan orang sembarangan sehingga dia bisa memegang senjata seperti itu, Vina tak berani mau bergerak dan Tono juga tak berani mau membela.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini
sadis sih,,tp tetep aja dendam tetap menyala,,kalo ga ada edwin nara tinggallah nama..