NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 7.

Aina berlari kecil ke arah toilet, perutnya sangat mual, kepalanya juga pusing sehingga penglihatannya mulai kabur.

Di dalam toilet sana, Aina memuntahkan semua isi perutnya tanpa sisa. Tubuhnya benar-benar lemas tak bertenaga.

Aina memandangi pantulan wajahnya di depan cermin, wajahnya terlihat sangat pucat.

"Kamu tidak boleh sakit Aina, kamu harus kuat!"

Aina terpaku dalam pemikirannya sendiri. Disentuhnya wajah pucat itu dengan jemarinya, kemudian menghela nafas panjang dan membuangnya kasar.

Setelah mengelap wajahnya dengan tisu, Aina kembali merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan. Dia berjalan meninggalkan toilet dan duduk di sebuah sofa yang ada di pojok ruangan bagian belakang.

"Aina, kamu kenapa?" tanya Bastian mendekat, dia baru saja tiba dan mendapati Aina dalam kondisi tidak baik.

"Tidak apa-apa Bas, sepertinya aku masuk angin." jawab Aina lesu.

Bastian khawatir melihat raut wajah Aina yang tak biasa, tampak jelas kalau Aina sedang tidak sehat saat ini.

"Kamu sepertinya demam, kita ke rumah sakit saja ya." ajak Bastian cemas.

"Tidak usah, aku baik-baik saja. Aku hanya butuh istirahat sejenak." tolak Aina, dia tidak mau merepotkan Bastian.

Selama ini Bastian sudah banyak membantu Aina. Mulai dari uang, pekerjaan dan juga tempat tinggal.

Aina tidak ingin bergantung lagi pada pria itu, kebaikan Bastian selama ini sudah membuatnya tidak enak hati.

Apalagi Aina pernah mendengar desas desus bahwa Bastian menyukainya. Hal itu membuat Aina semakin canggung.

Baginya Bastian tidak lebih dari seorang teman, rekan kerja, bos dan juga saudara laki-laki. Aina tidak ingin memberi harapan palsu kepada Bastian.

"Ya sudah, kalau begitu kamu pulang saja ya. Hari ini tidak usah kerja dulu, kamu bisa beristirahat di apartemen." pinta Bastian yang kini sudah duduk di samping Aina.

"Tapi Bas...,"

"Tidak ada tapi tapi, kesehatanmu lebih penting saat ini. Ayolah, aku akan mengantarmu pulang!"

Bastian bangkit dari duduknya, kemudian meraih tangan Aina dan membantunya berdiri.

Bastian menggenggam tangan Aina dan berjalan menuju parkiran. Saat hendak masuk ke dalam mobil, tiba-tiba Hendru bergumam dari dalam sana.

"Bukankah itu wanita yang tempo hari meminta pekerjaan padaku?"

Hendru menautkan alisnya bingung, dia sangat yakin dengan penglihatannya.

"Wanita siapa?" tanya Arhan dengan tatapan tajamnya, dia mendengar ucapan Hendru dengan sangat jelas.

"Ti, tidak Tuan, aku sepertinya sedang berhalusinasi." jawab Hendru gugup.

Aina dan Bastian sudah duduk di dalam mobil. Tidak lama, mobil itu menghilang dari pandangan Hendru yang tak sengaja melihatnya dari balik jendela kaca.

"Tuan, apa kamu masih ingin mencari gadis itu?" tanya Hendru mencari tau.

"Tentu saja, memangnya kenapa?" jawab Arhan dingin.

Hendru meraih gelas yang berisikan bir di atas meja, kemudian meneguknya hingga tak bersisa.

"Sepertinya aku baru saja melihatnya, tapi aku tidak terlalu yakin." ucap Hendru.

Mata Arhan tiba-tiba membola mendengar itu, dia menatap Hendru dengan tatapan menuntut penjelasan.

"Dimana kau melihatnya? Katakan padaku!" pinta Arhan sembari mengepalkan tangannya erat.

"Di luar, dia baru saja masuk ke dalam mobil bersama seorang pria." jelas Hendru.

Arhan memukul meja dengan kuat, hal itu membuat meja berguncang hingga menimbulkan kebisingan. Para pengunjung lain menoleh ke arahnya.

"Bayar bil nya, aku menunggumu di luar!" ucap Arhan, kemudian berlari menuju parkiran.

Bola mata Arhan bergerak ke sana kemari mencari keberadaan Aina. Dia berputar-putar tak tentu arah, lari sana lari sini, namun dia tidak dapat menemukan sosok gadis yang dia cari.

Arhan tersandar lesu di depan gerbang, wajahnya tampak kusut dengan rambut yang sudah acak-acakan. Dia menjambak rambutnya sendiri dan melayangkan bogem mentahnya di dinding. Arhan benar-benar frustasi memikirkan Aina yang entah dimana.

Hendru menyusul Arhan keluar, dia kebingungan melihat bos nya itu. Sejak Arhan bermalam dengan Aina waktu itu, sikap Arhan berubah drastis.

"Maafkan aku Tuan, aku sebenarnya tidak begitu yakin dengan apa yang aku lihat tadi." ucap Hendru sembari menundukkan kepalanya.

Arhan menatap Hendru penuh amarah. Dia mengepalkan tangannya dan melayangkan bogem mentahnya ke wajah Hendru.

Saat tinjunya sudah berada di depan wajah Hendru, dia dengan cepat menahannya. Arhan kembali teringat dengan kejadian di dalam tadi.

Hendru menelan ludahnya kasar, dia sudah siap menerima pukulan Arhan. Namun sesaat dia tergugu karena Arhan tak jadi memukulnya. Arhan justru meninggalkannya sendirian dan kembali masuk ke dalam kafe.

Arhan menghampiri seorang pelayan dan menariknya ke tempat sepi. Pria itu terlonjak kaget, tatapan mata Arhan membuat tubuhnya bergetar ketakutan.

"Si, siapa kau, apa yang kau inginkan dariku?" tanya pria itu gugup.

"Aku tidak akan menyakitimu jika kau mau bekerja sama denganku." tawar Arhan dengan tatapan membunuhnya.

"Katakan apa yang kau inginkan, tapi tolong jangan sakiti aku!" pinta pria itu, dia sangat takut melihat wajah Arhan yang sudah merah padam.

"Apa di sini ada pekerja yang bernama Aina?" tanya Arhan melunak.

"Aina?"

"Iya, Aina. Apa kau mengenalnya?" tanya Arhan dengan tatapan menuntut.

"A, a, aku...,"

"Bruk,"

Arhan menendang pot bunga yang ada di lantai hingga hancur berserakan. Hal itu membuat tubuh pelayan itu semakin bergetar ketakutan.

"I, iya, aku mengenalnya. Aina bekerja di sini sebagai seorang penyanyi." jawab pria itu jujur, dia tidak ingin bernasib sama dengan pot bunga itu.

Arhan mengusap wajahnya kasar, kemudian meletakkan tangannya di kepalanya pria itu sembari tersenyum miring.

"Dimana dia sekarang, apa dia ada di dalam?" tanya Arhan mencari tau.

"Tidak, dia baru saja pulang bersama Bos."

Arhan mengeratkan rahangnya kuat, gertakan giginya terdengar jelas di telinga. Kata bos itu membuatnya sangat geram.

"Berikan alamatnya padaku!"

"Ba, baiklah."

Pria itu merobek kertas kecil yang ada di tangannya, lalu menulis alamat lengkap Aina di sana. Tidak ada pilihan lain lagi baginya.

Arhan tersenyum puas menatap tulisan yang tersurat di kertas itu. Dia memanggil Hendru dan meminta uang cash yang masih menginap di kantong celana asisten pribadinya itu, lalu memberikannya pada pria itu.

"Terima kasih atas kerja samanya, simpan ini!" ucap Arhan sembari menaruh setengah ikat lembaran merah di telapak tangan pria itu.

"Apa ini?" tanya pria itu bingung.

"Simpan saja, ini hadiah untukmu!" jawab Arhan.

Arhan meninggalkan pria itu di sana, Hendru bergegas menyusulnya. Setelah keduanya duduk di dalam mobil, Arhan menyodorkan kertas itu kepada Hendru.

"Cari alamat ini!" perintah Arhan.

"Sekarang?" tanya Hendru.

"Tidak, tahun depan saja."

"Dasar bodoh! Tentu saja sekarang," umpat Arhan kesal.

"Ba, baik Tuan." sahut Hendru.

Meskipun berdomisili di Jakarta, namun Hendru sudah sangat hafal seluk beluk kota B.

Tidak butuh waktu lama bagi Hendru mengendarai mobilnya menuju alamat tersebut. Hanya dalam waktu seperempat jam, mobil mewah itu sudah terparkir di bawah gedung sebuah apartemen.

1
Hernika Nurliani
Asyiiiik/Kiss/
Hernika Nurliani
wekdor tuh aina... 😢
Wati Untung
Buruk
Wati Untung
Kecewa
Puspa Sella
yg salah di sini Aina sebenarnya dijet" gambek gak jls
Puspa Sella
penulis gak capek BKN otak Aina gak jls itu kesel baca karakter Aina ribut masalah gak jls gomong jg gak ad sopan dgn suami
Puspa Sella
karakter Aina gak seruh gampang gamuk gak jls
Puspa Sella
aina karakter dikit " gamuk gak jls
Norlina Agustina Wadu
aina tll munafik
Puspa Sella
sedih klu di BKN ada yg mati itu harus tasya
Puspa Sella
aina dan Nayla wanita bodoh keras kepala lgi klu gak berani cukup dengar nasehat orang lain
Puspa Sella
karakter Aina TDK sesuai dgn nm nya Aina itu wanita lembut muda memaafkan orang lain BKN watak egois dan keras kepala
Puspa Sella
manusia seperti Aina ribet gak ketulungan
Puspa Sella
aina byak BKN orang ikut emosi
Puspa Sella
aina kamu terlalu keras kepala
Nurul M
Luar biasa
Uun Kurniasih
seharusnya Aina sadar , penderitaannya semmasahamil itu bukan salah arhan itu semua karena keegoisanya sendiri yg TDK mmngakui bahwa janin yg ada dirahimmnya anaknya arhan
Uun Kurniasih
aina kok sombong banget Thor...
kalea rizuky
ne cwek murahan tp sok jual mahal aneh
asihh..💖
sumpah sebel bgt ma Aina sok2 bgt bkn salah arhan jg dia yg datang kearhan jual diri giliran gitu kok sok jual mahal sok suci keras kepala bgt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!