Rubby tokoh antagonis dalam sebuah novel,terkenal sebagai bangsawan yang tak punya kekuatan dalam bidang apapun termasuklah sihir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang.
Daripada itu ia lebih dikenal wanita tak tau malu karna menjadi tunangan putra mahkota.Setiap hari hanya menempel pada putra mahkota dan mempermalukan dirinya sendiri karna setiap saat putra mahkota hanya akan memberinya penolakan dan penghinaan.
Sebagai antagonis ia selau berupaya menyakiti pemeran utama wanita yang begitu dicintai putra mahkota dan banyak orang,termasuk Ayah dan tiga saudara laki-lakinya.Ia juga iri pada female lead yang begitu sempurna dalam bidang apapun tanpa ada celah.
Hingga Rubby sang antagonis berakhir dipenggal dihadapan semua anggota kerajaan termasuk ayah,ketiga saudaranya,putra mahkota dan juga didepan rakyat.Semua itu terjadi karna tuduhan meracuni pemeran utama yang tak pernah dilakukannya.
Hingga novel berakhir dengan Happy ending karna kematiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak peduli
Setelah menemui Duke,Ruby saat ini tengah pergi ke arena latihan pribadinya namun ia harus bertemu dengan dua orang yang saat ini tengah berbincang di taman samping kastil Duke itu, keduanya tampak manis dengan si wanita yang terisak dan berusaha di tenangkan oleh Felix pangeran yang memang begitu tampan dari segi apapun.
"Nona,"Mi'an mencicit khawatir kalau majikannya itu akan kembali mempermalukan diri sendiri sama seperti sebelum-sebelumnya.
"Nona mungkin mereka hanya sedang berbincang hal penting,"Ni'an juga ikut berusaha agar majikannya itu tidak lagi mempermalukan diri sendiri,hingga menyakiti dirinya nantinya.
Namun keduanya begitu terkejut ketika majikan mereka itu bahkan sama sekali tidak menoleh saat melewati dua orang manusia berbeda jenis kelamin Keduanya bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada majikan mereka itu yang biasanya akan mengamuk saat mendapati Amelia bersama pangeran Felix tunangannya.
"Wanita licik bersama pria jahat memang cocok", monolog Ruby dalam hati dengan memiringkan senyumnya ketika melewati keduanya.
"Ruby!"
Namun Amelia tampaknya tidak ingin melewatkan kesempatan,ia mengejar Ruby yang berjalan dengan tegas dan tatapan lurus sejak tadi.
"Ruby ini bukan seperti yang kau pikirkan,"Ucap Amelia ketika berhasil menangkap tangan Ruby.
Kedua pelayan pribadi Alana itu saling memandang, bingung dengan Amelia yang tiba-tiba berkata demikian padahal majikan mereka tidak melakukan apa-apa.
Ruby tersenyum smrik,ia masih ingat di dalam buku itu sangat banyak scan seperti yang ini dimana Amelia akan meminta maaf dengan begitu menyedihkan ketika Ruby mendapati pangeran Felix bersamanya, kemudian Ruby yang mempunyai emosi besar akan menamparnya dan menyakiti, menyumpahi serapahnya sehingga hal itu akan membuat pangeran Felix dan juga kakak -kakaknya marah dan berbalik sering memukulnya kembali seperti yang di lakukannya pada Ameli.
Saat itu Amelia akan memasang badan untuk Ruby yang tidak berdaya lagi,Amelia memohon agar berhenti menyakiti Ruby sebab itu adalah kesalahannya dan Ruby tidak sengaja.
Ya,hal itu sering terjadi sampai novel itu tamat bahkan hampir di setiap episode akan ada scan Ruby di hukum,di pukul oleh kakaknya atau pangeran Felix karna menyakiti Amelia.
Bibir merah Cherry itu tersenyum manis, kemudian meletakkan tangannya di bahu wanita yang mempunyai kecantikan lembut itu,"Amelia apa yang kau katakan?, memangnya aku mengatakan apa padamu,dan memangnya kau tau apa pikiran ku saat ini,oh bagus sekali pikiran ku saat ini tengah penuh untuk belajar banyak hal demi persiapan masuk akademi beberapa hari lagi,"
Ruby berbicara dengan munafik sama seperti yang di lakukan Amelia,hingga wanita itu sempat terdiam ketika ia bertingkah sepertinya.
"Ru...Ruby apa yang terjadi dengan mu?"
"Aku terlalu banyak fikiran, memangnya apa yang bisa terjadi dengan ku.Oh ya ampun aku harus segera berlatih, kalian bersenang-senanglah tidak apa-apa,"Ruby berlaga sok akrab menepuk-nepuk bahu Amelia kemudian mengedipkan matanya ke belakang Amelia dimana saat ini Felix tengah memperhatikan mereka sejak tadi.
Amelia hampir tidak percaya, lihatlah wanita yang gila Felix itu berjalan dengan santai dan wajah sumringah."Ada apa dengannya?"
"Dia tidak menyakiti mu kan?",Felix kini menghampiri Amelia yang berdiam mematung.
"Iya...,iya aku baik-baik saja pangeran tapi Ruby cukup aneh",Amelia berbicara dengan gaya bahasanya yang lembut dan polos.
Felix mengusap punggungnya,"Kau tidak perlu memikirkan wanita itu!", ucapnya menenangkan dengan tatapan yang begitu tajam bak elang mengarah pada Ruby yang sudah cukup jauh."Apa lagi ini?", Ucapnya dengan sarkas dan tak suka.
"Pangeran kau harus mengejar Ruby dan menjelaskan kalau kita hanya berbicara santai tidak ada apa-apa,aku tidak ingin membuat Ruby sakit hati hingga menyakiti dirinya sendiri nantinya,"Amelia masih kekeh dengan wajah bersalahnya.
Felix meghela nafas,"Kenap kau harus sebaik ini, lihatlah banyak orang yang jadi memanfaatkan kebaikan dan kepolosan mu termasuk Ruby, berhenti memikirkan perasaan orang yang tidak pernah memikirkan mu,"
"Tapi Ruby saudara ku,aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaannya dan aku ingin melihatnya selalu bahagia, pangeran tolong cintai Ruby dia sangat mencintai mu seperti dia mencintai hidupnya sendiri,"
Felix menggeleng, sudah berapa kali wanita di depannya itu selalu meminta hal yang sama,"Aku mungkin menerimanya sebagai tunangan ku,tapi tidak sebagai wanita yang ku cintai karna selamanya hanya kau wanita yang ku cinta camkan itu", tegasnya setelah kesekian kalinya ia mengucapkan itu dan hal itulah yang membuatnya semakin membenci Ruby, padahal Amelia begitu menyayangi dan mencintainya bahkan merelakan kebahagiaannya sendiri karna mereka saling mencintai, namun Amelia yang tak ingin menyakiti hati Ruby tidak ingin membalas perasaannya namun hal itu justru membuatnya mencintai wanita itu.
###
