Ferdian Putra Pratama 19 Tahun yang di tinggal kan keluarganya untuk hidup sendiri sejak SMA. Dirinya menjalani kesulitan setiap hari, dan menjadi bahan ejekan oleh teman teman sekolahnya. Namun beruntung nya dirinya mendapatkan dua sahabat yang begitu baik pada dirinya sehingga dirinya bisa bertahan hingga lulus dari SMA.
Setelah Lulus dari SMA dirinya masuk ke satu kampus yang paling mewah di kotanya dengan mengandalkan beasiswa yang dia dapatkan. Namun siapa sangka jika di kampus ini lagi lagi dirinya bertemu teman yang selalu membully dirinya di SMA, namun semua nya terungkap disini siapa dirinya sebenernya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A. Al'Fatih PP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B6
Jam kuliah pun berakhir, Ferdian dan kedua sahabatnya serta Fanesha masih duduk di tempatnya masing-masing menunggu kelas sepi karena meraka malas bertemu dengan Luky dan Jessy yang setiap waktu selalu mencari masalah dengan Ferdian.
"Nona Kenapa anda tidak ikut keluar bersama yang lainnya?" tanya Ferdian yang melihat Fanesha tidak ikut keluar kelar bersama yang lain.
"aku sedang menunggu ke 2 sahabatku disini, kalian sendiri kenapa tidak keluar juga?" Jawab Fanesha yang kemudian berbalik bertanya kepada Ferdian.
Sedangkan Stefan dan Diky yang mendengar bahasa yang di gunakan oleh Ferdian terkejut.
"Duh si bodoh ini mengapa memanggil dengan sebutan itu" bisik Diky kepada Stefan, namun suaranya terdengar oleh Ferdian.
"tenang saja, aku sudah memberitahu kepadanya jika kita sudah tau dia itu siapa, dan aku juga berjanji bahwa kita tidak akan membocorkan apa yang kita ketahui tentang dirinya" sahut Ferdian setelah mendengar bisikan Diky kepada STefan.
"Oh baiklah jika kamu sudah memberitahunya" ucap Diky yang melihat Fanesha meng iyakan ucapan Ferdian dengan sebuah anggukan.
"Oh iya Nona, Kami tidak keluar sebelum manusia pencari masalah itu sudah menjauh" Ferdian menjawab pertanyaan Fanesha yang sempat tertunda tadi.
"Jadi seperti itu. Oh iya Ferdian apa perlu kita berkenalan secara langsung agar kamu tidak berbicara dengan ku dengan memanggil Nona?" Fanesha kembali bertanya dan mengajukan perkenalan ulang kepada Ferdian karena merasa tidak enak dengan panggilan seperti itu dengan orang yang menurutnya bisa dijadikan teman.
"Tidak perlu Nona dan Maaf Nona kita dari dunia yang berbeda, sangat tidak sopan jika saya berbicara menggunakan bahasa aku dan kamu" sahut Ferdian menolak perkenalan ulang karena dia merasa takut mengotori tangan Fanesha yang terlihat sangat bersih sedangkan dia merasa dirinya banyak bakteri yang menempel pada tubuhnya.
Ferdian berpikir seperti itu karena dia dulu pernah di hina bahwa tubuhnya penuh bakteri dan tidak pantas untuk bersentuhan dengan wanita-wanita yang berstatus tinggi oleh Jessy dan juga mantan kekasihnya dahulu.
Stefan, Diky yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala mereka karena mereka tau sekali ketika dahulu Ferdian di hina seperti itu mereka ada di tempat yang tidak jauh dari Ferdian.
Sedangkan Fanesha yang mendengar ucapan Ferdian terkejut karena bisa-bisanya Ferdian berkata seperti itu.
Setelah itu Ferdian pun langsung berdiri dan langsung melangkah jalan keluar tanpa memperdulikan Fanesha yang masih terbengong karena ucapannya.
"Hey kalian tidak jadi pergi jika memang tidak jadi aku langsung pulang ke kontrakan" tegur ferdian yang melihat kedua temannya belum juga beranjak dari kursi mereka.
"oh iya iya jadi jadi" Stefan yang mendengar teguran dari Ferdian pun langsung bangkit dan berjalan kearah Ferdian.
"Nona kami tinggal ya" ucap Diky yang menyusul Ferdian dan juga Stefan yang sudah hampir keluar kelas.
Namun tepat didepan pintu kelas Ferdian pun berhenti kembali dan menoleh ke arah Stefani dan berkata "Nona maaf jika saya tidak sopan dengan Nona karena meninggalkan Nona sendiri didalam" begitu kalimat terakhir terucap Ferdian pun berbalik dan langsung melangkah keluar kelas tanpa menunggu jawaban dari Fanesha.
"Ti..........." Fanesha berhenti berkata karena melihat Ferdian Stefan dan Diky sudah keluar dan menjauh dari kelas menuju lapangan.
"Huft apa yang sebenarnya terjadi, apa ada yang salah dengan ucapan ku tadi atau dia pernah mengalami suatu penghinaan yang begitu membekas hingga sekarang karena terlihat sekali dari sorot matanya saat berbicara dengan ku tadi ada rasa kecewa dan kesedihan namun sepertinya kekecewaan dan kesedihan yang sudah tertanam di hatinya sejak lama" Gumam Fanesha.
Tidak lama dari kepergian Ferdian dan kedua sahabatnya itu kedua sahabat Fanesha pun tiba.
Dan mereka pun pergi menuju ketempat parkir kampus.
**Di dalam mobil yang masih terparkir di parkiran kampus**
"Ferdian sudahlah jangan mengingat tentang hinaan yang pernah kamu terima dari jessy dan sahabatnya itu, suasa tadi jadi cukup canggung, apalagi aku lihat Fanesha tidak mempermasalahkan tentang dirimu makanya dia mengajukan perkenalan ulang demi kamu bisa berbicara santai layaknya dengan kami" Stefan menasehati sahabatnya itu.
"Apa kamu lupa dahulu Jessy dan mantan pacarku seperti apa terhadapku sebelum akhirnya hubungan ku berakhir penuh dengan hinaan didepan banyak orang, kalian juga menyaksikannya kan?" jawab Ferdian dengan Raut wajah penuh dengan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam, Ferdian tidak mempermasalahkan soal hubungan mereka yang harus selesai, namun dia sedih karena perkataan demi perkataan yang terlontar dari mulut mereka sungguh menyakitkan hingga sekarang.
"Ahhhh sudahlah jangan membahas yang sudah berlalu, lebih baik kita jalani saja, agar kita juga tidak terpuruk terlalu dalam dengan masa lalu yang buruk" Ucap Diky yang ada di kursi belakang.
"Hey kamu kenapa tidak membawa mobil mu, kenapa kamu ikut masuk kedalam mobil ku?" Stefan dan juga Ferdian pun menoleh kebelakang kursi penumpang ketika Diky bersuara tadi.
"Ahh aku nebeng saja dengan mu, toh kita kan kita akan ke mall jadi mobil ku titip disini saja dulu nanti ketika kita sudah selesai pulang dari mall aku ambil kesini, toh kita pulang akan lewat sini lagi nanti kan." jawab Diky.
"Ohh iya benar juga ya kita kan mau pergi ke mall untuk perayaan ayah ku yang menang tender dari Grup Three F hampir saja lupa karena masalah teman kita yang 1 ini nih" ucap Stefan sambil menunjuk ke arah Ferdian. Ferdian yang di tunjuk pun hanya cengengesan saja.
"yasudah kita berangkat agar nanti tidak terlalu malam kita pulangnya" ucap Diky lagi.
Mereka pun pergi meninggalkan tempat parkir kampus dan Fanesha bersama ke 2 sahabatnya pun melihat mobil Stefan yang meninggalkan tempat Parkir.
"Loh itu bukannya mobilnya Stefan dari keluarga Nugros ya?" Ucap Rebecca
"iya benar" jawab Fanesha.
"Wah ternyata dia kuliah dikampus yang sama dengan kita" sahut Rebecca lagi penuh antusias,
"iya dia 1 jurusan dengan ku" sahut Fanesha.
"Ohh benarkah, jika memang benar Fanesha tolonglah kenalkan aku dengan nya" Rebecca pun memohon kepada Fanesha.
"iya iya besok saja, kemungkinan dia akan pulang paling belakang bersama dengan kedua sahabatnya itu besok hari seperti tadi" ucap Fanesha kemudian masuk kedalam mobilnya.
"Hah 2 sahabatnya?" tanya Rebecca lagi.
"Iya" jawab Fanesha singkat.
"Jangan-jangan 2 sahabatnya itu 1 anak dari keluarga Nugroho dan 1 orang miskin yang seperti aku dengar tadi ketika di depan Toilet" ucap Renna.
"Renna jaga ucapan mu itu, jangan berbicara sembarangan seperti itu" tegur Fanesha"
"Tapi itulah yang aku dengar tadi di depan toilet, mereka mengatakan jika mereka tidak hanya 1 kelas dengan Luky dan Jessy tapi juga 1 kelas dengan Stefan dan Diky, namun 2 tuan muda itu malah bersahabat dengan orang miskin yang masuk ke kampus ini karena beruntung bisa mendapatkan beasiswa. Dan 1 lagi mereka juga mengatakan bahwa mereka juga 1 kelas dengan wanita aneh yang sok misterius karena menggunakan masker dan hanya memperkenalkan namanya dengan singkat" Renna menjelaskan apa yang tadi dirinya dengar didepan Toilet.
"Sudahlah tidak perlu kita ikut campur mau mereka kaya mereka miskin itu bukan urusan kita selama mereka tidak menganggu dan merugikan kita kita tidak boleh berkata yang tidak baik kepada mereka, dan jika mereka pun bisa baik dan bisa berteman tanpa mengharapkan sesuatu dari kita kita juga tidak perlu menjauh" tegas Fanesha.
"tunggu dulu tadi mereka bilang wanita aneh yang menggunakan masker dan memperkenalkan namanya dengan singkat? Bukannya itu kamu Fanesha?" sambung Rebecca.
Fanesha yang mendengar pun baru tersadar bahwa dirinya ternyata di sebut wanita aneh oleh teman-teman sekelasnya.
"ahhh sudahlah, aku tidak perduli mau mereka mengatakan aku ini aneh atau apa, asal mereka tidak tahu siapa aku sebenarnya aku tidak akan ambil hati" ucap Fanesha dan langsung tancap gas menuju mall yang sama dengan Ferdian, Stefan, Diky tanpa mereka ketahui.
...----------------...
Mohon maaf jika ada kata atau penulisan yang kurang baik atau salah kata, dan tolong berikan masukan yang membangun saya untuk jadi lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih.
Jangan lupa Like, Share, Gift, Comment, dan Follow ya, Terimakasih🙏