Arsenio Gerald sudah menunggu status janda wanita yang di cintainya selama beberapa taun ini, namun bukannya menjanda wanita itu justru malah hamil lagi.
Rupanya tampan dan kaya tidak bisa menjamin kebahagiannya dia kembali sial setelah putus cinta karena menunggu jandanya, Arsenio harus dihadapkan dengan masalah yang dibuatnya sendiri.
Arsenio tidak sengaja meniduri calon tunangan adiknya sendiri, hingga akhirnya mereka pun harus menikah.
Bagaimana Arsenio menjalankan statusnya sebagai seorang suami di saat hatinya masih milik orang lain.
Dan alangkah sialnya Arsenio setelah tau sifat asli istrinya yang sangat susah di atur dan sering membuat ulah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kiss Me 12
Arsen lagi-lagi langsung menoleh saat sekertaris Joy membuka pintu ruangannya, ia lalu menghela nafasnya kasar saat melihat hanya sekertaris Joy yang masuk. Sejak tadi Arsen terlihat gelisah karena pagi tadi Arsen tidak melihat Anya, katanya sih dia ke kampus pagi-pagi sekali karena ada urusan.
Bukankah Anya sedang menghindarinya karena ciuman kemarin saat di ruang kerjanya?
“Ada apa tuan? Apa anda sedang menunggu kedatangan Nona Anya?” Tanya Sekertaris Joy, karena setiap melihat dirinya masuk, Arsen terlihat kecewa.
“Tidak.”
Joy tersenyum tipis lalu menyimpan kopi yaang tadi pria itu minta, lalu menatap tuannya.
“Lebih baik anda menghubunginya, dan memastikan keadaannya.” Ujar Sekertaris Joy, karena Anya tidak pernah absen menemui suaminya pikir Joy.
Arsen hanya diam lalu meminum kopi itu dan membiarkan sekertarisnya pergi begitu saja, ia menoleh dan memastikan kalau sekertaris Joy sudah benar-benar keluar.
Dengan segera Arsen meraih ponselnya dan menghubungi adiknya.
“Hallo, ada apa Ka?” Tanya Reyno saat menerima panggilan dari Kakaknya.
“Di mana?”
“Di kampus, kakak nyari Anya?” Tebak Reyno sambil tersenyum.
“Engga.”
“Oh…” jawab Reyno, seketika Arsen tirlihat tenag dia takut jika Reyno akan langsung menutup panggilannya tapi dia bingung bagaimana caranya dia tau keberadaan istrinya.
“Kalau begitu—“
“Tunggu!” Cegah Arsen agar Reyno tidak mematikan panggilan telponnya.
“Bunda Nanya di mana Anya sekarang.”
“Oh kamu rindu istrimu Kak?” Tanya Reyno seketika Arsen berdiri.
“Tidak sudah ku bilang bukan aku—“ Arsen langsung melihat layar ponselnya yang mati, dia berdecak kesal karena Reyno langsung mematikan panggilan telponnya.
“Menyebalkan, sudah ku bilang bukan aku yang bertanya.” Gerutunya, namun ia buru-buru membuka pesan saat melihat ada satu pesan dari Reyno.
Reyno mengirim sebuah photo, kening Arsen langsung mengernyit saat melihat Anya sedang duduk bersama seorang pria muda dengan wajah bahagianya.
“Wah, gadis ini memang pandai membuat suaminya kesal.” Gerutu Arsen, karena sejak tadi dia gelisah menunggu kedatangan Anya. Namun istrinya itu tidak datang juga, Anya juga tidak memberi kabar pada Arsen kalau dia tidak akan darang ke kantor.
Ya walaupun selama ini Anya juga tidak pernah memberi kabar ketika datang ke kantor, gadis itu selalu bertindak sesuka hati.
Dengan perasaan dongkol, Arsen segera menyambar kunci mobil dan dompet miliknya yang ada di atas meja. Ia ingin menyeret paksa istrinya agar tidak bermain dengan pria di luar sana. Bagaimana pun Arsen tidak ingin Anya seperti Stela yang selalu menemuinya ketika wanita itu sedang ada masalah dengan suaminya.
Langkahnya terhenti saat pintu itu terbuka, sekertaris Joy mempersilahkan Stela masuk ke dalam dan kembali menutup pintu itu.
“Arsen…” panggil Stela sambil mendekat, ia menatap Arsen dengan wajah sendunya.
Arsen hanya diam melihat Stela yang kini berjalan mendekat, wanita itu langsung memeluknya erat seperti biasanya.
“Arsen, kenapa gak bilang kalau kamu sudah menikah? Apa itu hanya gosip?” Tanya Stela dengan wajah yang mendongak ke atas.
Arsen menatap Stela datar, ada yang aneh. Entah mengapa ada sesuatu yang hilang, Arsen bingung kenapa dirinya tidak berdebar lagi saat di peluk Stela. Padahal terakhir kali Stela memeluknya di hari pernikahannya, Arsen masih merasakan hatinya yang berdebar, namun debaran itu lebih ke rasa nyeri karena menerima fakta jika Stela hamil untuk yang kedua kalinya.
“Arsen, kamu gak akan berubah kan walau sudah menikah?” Tanya Stela dengan raut wajahnta yang sedih, dia takut jika Arsen memiliki istri sikap Arsen akan berubah seiring berjalannya waktu. Stela ingin Arsen tetap jadi pelindungnya, tetap jadi pria yang selalu ada untuknya. Apalagi Stela masih ada perasaan takut kalau suatu saat nanti suaminya akan kembali bersikap kasar dan melakukan perselingkuhan lagi.
“Arsen, kamu tau kan hanya kamu yang aku miliki.” Ucap Stela hendak menangis namun Arsen buru-buru melepas tanganya Stela dari perutnya dan mundur dua langkah.
“Ya seperti yang kamu katakan, Stela. Kini aku punya istri, aku gak bisa selalu ada untuk mu lagi.” Ucap Arsen, tak ada nyeri di dada ataupun perasaan tidak enak.
Entah mengapa Arsen merasa puas mengucapkan itu.
“Tapi, kita kan teman Arsen. Aku juga ingin kenal dengan ist—“
“Tidak perlu, istriku itu cemburuan. Pada pria saja dia cemburu, apalagi pada wanita.” Jawabnya sambil tersenyum saat mengingat kejadian di mana Jimi menatapnya dengan lekat, dan di situ Anya langsung membuat perhatian Arsen tertuju padanya.
“Arsen…” lirih Stela sambil menereskan air matanya. “Bagaimana denganku? Yang ku miliki cuma kamu Arsen, kamu mau buat aku—“
“Bukankah kamu lebih memilih suamimu, jadi satu-satunya orang yang kamu miliki adalah suamimu. Kalau kamu sudah percaya dan yakin pada suamimu, bersandarlah padanya. Aku sudah tidak bisa melakukannya karena ada wanita yang harus aku jaga hati dan perasaannya.” Ucap Arsen sambil tersenyum.
Seketika raut wajah Stela berubah jadi murung, dadanya terasa nyeri dan hatinya merasa tidak ikhlas saat ada wanita lain yang ingin di jaganya.
“Tapi Arsen, bagaimana kalau dia berubah lagi.”
Senyuman Arsen seketika menghilang, ia baru sadar jika Stela selama ini datang padanya hanya di saat wanita itu terluka di saat wanita itu bertengkar dengannya dan di situlah Arsen ada.
“Kamu yang memilih kembali padanya, dan kamu yang memilih percaya pada suamimu itu. Harusnya kamu yakin kalau dia tidak akan berubah lagi, bukankah itu yang kamu bilang, kalau dia sudah berjanji padamu akan berubah dan menjadi suami dan ayah yang baik. Kalau begitu nikmatilah kehidupan bahagiamu, Stela aku pergi dulu karena istriku sedang menunggu.” Ucap Arsen panjang lebar, dia keluar dari ruang kerjanya dan meninggalakn Stela seorang diri.
“Lain kali, jangan biarkan dia masuk tanpa seijinku.” Ucap Arsen dengan nada dinginya saat melewati meja kerja sekertarisnya.
Joy berdiri lalu menunduk. “Baik tuan.”
Arsen langsung menghubungi seseorang, seseorang yang selama ini selalu mendengarkan keluh kesahnya. Jimi orangnya, di saat-saat seperti ini Arsen butuh alkohol dan juga Jimi si pendengar yang hebat.
“Temui aku di tempat biasa.”
next semngt sukses selalu
bilang thor nya suruh insaf
wkwkwk🤣🤣🤣😂asisten joy sampai kewalahan menghadapi arsen mau langsung plg tidak terima dan tidak rela istrinya diantar pria lain dasar arsen bucin akut...