Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Tuan Xiao dan seorang laki-laki tengah duduk di sebuah rumah makan kecil, yang terletak agak jauh dari kediaman Xiao.
"Jadi kau yang mengirimkan surat ke kediamanku?" ucap tuan Xiao pada laki-laki itu.
"Benar tuan Xiao, maaf jika saya begitu lancang mengundang anda dengan cara seperti itu,"
"Kau menggunakan itu, pasti memiliki tujuan. Katakan apa yang ingin kau bicarakan denganku?"
Bruk!
Laki-laki itu mengeluarkan dua kantong berisi kepingan emas dari Dao Ming An, lalu meletakannya di atas meja.
Tuan Xiao melihat dua kantong itu, "Apa ini?"
"Tuan, seseorang memintaku untuk melenyapkan tuan muda Xiao. Dia memintaku untuk melakukannya sebelum putra anda dan Yang Mulia Putri Chen menikah, dan itu adalah uang yang dia berikan,"
Brak!
"Kurang ajar! Siapa yang berani melakukan itu?" seru tuan Xiao dengan lantang.
"Tuan, dia adalah putra Perdana Menteri Dao!"
"Ternyata dia! Yang Mulia Putri membatalkan pernikahan dengannya, dan dia ingin melenyapkan putraku. Bagus, aku akan membuat keluarga Perdana Menteri Dao itu menyesal!"
"Tuan Xiao, bagaimana jika kita melakukan rencana? Untuk memberi pelajaran kepada keluarga Perdana Menteri pasti cukup sulit, karena tentu ada orang lain yang akan membantu mereka,"
"Kau benar! Tetapi, kenapa kau justru memberitahu hal ini padaku? Kau adalah orang yang dibayar untuk membunuh putraku,"
"Tuan Xiao, anda pernah menolong keluarga saya ketika keluarga saya benar-benar membutuhkan bantuan. Saya tidak akan pernah membalas kebaikan seseorang dengan kejahatan,"
Tuan Xiao mengangguk, sebenarnya dia sama sekali tidak ingat keluarga siapa saja yang pernah dia tolong. Karena ketika dia pergi keluar ibukota, dia tidak segan untuk membantu orang lain ketika dia melihatnya.
"Baiklah, jika begitu apa rencanamu?" ucap tuan Xiao.
Laki-laki itu membisikan rencana yang telah dia susun untuk menjebak Dao Ming An. Agar anak Perdana Menteri yang selalu sombong itu mendapatkan balasan yang layak.
Tuan Xiao sendiri mendengarkan rencana yang laki-laki itu bisikan padanya, sambil sesekali kepalanya mengangguk tanda mengerti.
"Baiklah, begitu saja. Kau dan anak buahmu atur semuanya! Aku akan memerintahkan beberapa orang untuk ikut membantumu," ucap tuan Xiao.
"Baik, tuan. Saya yakin dengan ini entah Perdana Menteri Dao maupun anaknya, tidak bisa melepaskan diri!"
"Mereka sudah berani ingin melenyapkan putraku, tentu saja mereka harus mendapatkan balasan yang sangat bagus!"
Kedua tangan tuan Xiao mengepal, baru saja dia dan istrinya memiliki seorang putra. Tetapi dengan berani keluarga Perdana Menteri Dao ingin membunuhnya. Hal ini tentu memicu kebencian dari diri tuan Xiao.
...----------------...
Sementara di dalam kamar Zhao Yan, sang pemilik kamar tengah duduk termenung. Dia ingat tentang pesta yang akan diadakan oleh Kaisar, mengenai pengenalan calon suami Jian Ying.
"Dalam pesta itu Yang Mulia Kaisar pasti mengundang kerajaan lain untuk datang, dan pasti Raja Kin turut diundang," ucap Zhao Yan.
Zhao Yan bukan merasa takut akan bertemu lagi dengan Raja Kin, yang dia khawatirkan jika Raja Kin akan melakukan hal tak terduga kepada keluarga Xiao.
Di kerajaan Kin siapa yang tidak mengetahui sifat Raja Kin yang tidak takut dengan keluarga besar, Raja Kin bahkan pernah menghancurkan dua keluarga besar yang berani menentangnya.
"Semoga saja apa yang aku khawatirkan tidak akan terjadi, lagi pula ini adalah kerajaan Chen, bukan kerajaan Kin. Dan aku sudah menjadi bagian dari kerajaan Chen, setelah mereka tidak lagi menganggapku," ucap Zhao Yan lagi.
Meski saat ini Zhao Yan sudah menjadi putra dari keluarga Xiao, namun tidak dapat dia pungkiri, jika di dalam tubuhnya mengalir darah Raja Kin, yang tentu membuatnya sangat tidak suka.
Kedua tangan Zhao Yan terlihat mengepal, "Kenapa Ibu harus menikah dengan laki-laki sepertinya? Seharusnya Ibu menikah dengan laki-laki yang jauh lebih baik darinya!"
Zhao Yan harus mencari cara agar papan nama dan abu Ibunya yang berada di istana kerajaan Kin dapat dia bawa dan diletakan di dalam kamarnya yang sekarang. Sebab dia tidak mau jika papan nama Ibunya hanya akan dijadikan pelampiasan kemarahan Raja Kin, Ratu dan para selirnya di sana.
Tok tok tok
"Tuan muda, seseorang mencari anda," ucap seorang pelayan.
Zhao Yan menoleh ke arah pintu, "Seseorang?"
Zhao Yan berjalan mendekati pintu, lalu membuka pintu kamarnya.
"Apa kabar kakak Zhao Yan?" seorang wanita tersenyum lebar pada Zhao Yan, setelah Zhao Yan membuka pintu kamarnya.
"Maaf nona, anda ini....."
"Aku adalah anak dari saudara jauh paman Xiao, namaku Shu Lin!"
Zhao Yan hanya diam, dia terlalu malas berurusan dengan wanita yang sudah bisa dia tebak sifatnya.
"Oh, maaf saya tidak tahu jika Ayah memiliki saudara jauh," ucap Zhao Yan.
"Tidak apa-apa, apakah kau sibuk? Aku ingin...."
"Benar, saya sedang sangat sibuk. Jadi maaf, saya tidak bisa menemani anda lebih lama lagi,"
Zhao Yan menundukan kepalanya lalu dia segera masuk dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat.
Melihat itu, Shu Lin membulatkan kedua matanya, "Apa? Bagaimana bisa dia bersikap seperti itu padaku? Aku....aku adalah wanita yang paling cantik di keluargaku!"
Pelayan yang berdiri di depan pintu hanya bisa tersenyum diam-diam, "Jika dibandingkan dengan Yang Mulia Putri, calon istri tuan muda. Kau tentu bukanlah apa-apa, nona!"
Mendapatkan penolakan dari Zhao Yan yang sangat tidak terduga, Shu Lin pergi dengan menghentak-hentakan kakinya karena kesal.
Shu Lin berpikir dia bisa membuat Zhao Yan dengan kecantikan dan sikap ramahnya tadi, namun pada kenyataannya dia gagal.
Shu Lin sendiri adalah wanita yang lebih menyukai laki-laki yang telah memiliki pasangan, karena itu ketika dia tahu jika tuan Xiao memiliki putra angkat , dan akan segera menikah. Shu Lin bergegas datang ke kediaman Xiao untuk menaklukan Zhao Yan.
Namun tanpa dia tahu, jika calon istri Zhao Yan adalah sang Putri kerajaan, dan sama sekali tidak bisa dia tandingi.
Zhao Yan yang berada di dalam kamarnya menatap pintu yang ada di depannya, "Wanita itu, jika saja dia bukan anak dari saudara jauh Ayah. Pasti sudah aku lempar keluar!"
Zhao Yan paling tidak menyukai ada seseorang yang tiba-tiba datang dan berbicara tanpa rasa malu. Terlebih jika itu adalah wanita yang tidak dia kenal.