Namaku Kinanti Prayoga
Umur : 10 Tahun
Yatim-piatu.
Aku hidup dari hasil ladang warisan Ayahku, walau tidak besar, tap cukup untukku bertahan hidup.
Aku bertani sayur dan bumbu dapur, Kacang panjang dan terong itulah yang bisa ku tanam, serei, kemangi dan daun selasih itulah tanaman tambahan di kebun ku yang kecil.
Tapi walau kecil, aku bisa menghidupi diriku sendiri, 30 hingga 40 ribu bisa ku hasilkan, dan itu sudah sangat baik.
Di kebun ku juga ada pisang, singkong dan ubi jalar, itu bisa kupakai sebagai tambahan panganku selain beras.
Ayam yang kumiliki juga cukup banyak, jika aku ingin makan, tinggal ambil seekor, cukup aku makan seharian bahkan hingga esok juga.
Aku tak bisa mengeluh, tak ada yang lain warisan dari orangtuaku selain Cincin berwana Hitam.
Ibuku berkata sebelum dia meninggal, bahwa cincin itu warisan turun temurun, jadi aku pakai saja, kebetulan pas di jariku, saat aku mencobanya.
ikuti terus ceritaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.12. Mulai membangun dan Sekolah lagi
Tiga hari berselang, lahan seluas 85 hektar menjadi miliknya, notaris segera mengurus lahan itu dan membagi 2 bagian, 80 hektar untuk di gunakan pembangunan Sekolah, sedangkan 5 hektar untuk kediamannya.
Notaris juga sudah mengurus pendirian Yayasan pendidikan, Raka masuk dalam daftar, Bu Maria dan suaminya serta para Manajer nya.
Yayasan ajan di beri Nama dengan Yayasan Pendidikan Anugerah Kinanti (YPAK).
Para bawahan Kinanti, kini sudah menapaki hidup yang baru, mereka selama seminggu sudah berada di rumah baru masing-masing, dan bersantai sejenak sebelum mereka mulai dengan pelatihan.
Mereka sudah menentukan pilihannya, dan sudah berikan petunjuk oleh Kinanti, dan juga mereka sudah di berikan Pill pengetahuan.
Setelah semua sudah di persiapkan, para bawahannya, mulai dengan pelatihannya, Kinanti tidak akan mengganggu mereka, karena semuanya sudah dia berikan, perjanjiannya 2 tahun kemudian mereka akan berkumpul.
Seminggu setelah bawahannya pelatihan, surat Pendirian yayasannya selesai, begitu juga Ini. Mendirikan bangunan.
Kinanti gerak cepat, dia ingin saat dia SMA, maka dia sekolah di tempatnya sendiri. tahun Depan saja sudah harus masuk SMP.
Waktu terus bergulir, kini Kinanti sedang bertemu dengan Sinta dan Santi, juga Pakde, mereka melaporkan bahwa mereka sudah mau mulai membangun.
"Baiklah, hari ini aku transfer uangnya ke Pakde, 25% dari nilai proyek, agar segera di eksekusi, ucap Kinanti.
"Ia Kinan, Pakde sudah mengukur semuanya dan juga susah menghitungnya, agar terlihat luas, maka di buat 2 lantai untuk gudang warung Sembako.
Sedangkan warung makan, juga sama,2 lantai, untuk gudang juga, makanya harganya 125 juta, per ruko, ucap pakde.
"Ya sudah, aku transfer 50 juta, dari 250 juta, jawab Kinanti.
Desain yang di buat juga bagus, space di gunakan dengan sangat baik. Lebar 6 mater dan panjang 12 meter sangat cukup untuk warung makan dan warung sembako.
Kini semua perencanaan dalam proses pembangunan, Pabrik Konveksi sementara penyelesaian pondasi untuk bangunan ke 2, setelah bangun pertama mulai menyusun bata, dan bangunan ke 3 pengerjaan pondasi sementara berlangsung dan target selesai 2.5 tahun, dan siap, beroperasi.
Di area 80 hektar juga, kontraktor sudah mulai bekerja, dengan pemasangan tiang yang akan di jadikan lokasi bangunan, dan rencana untuk jalan penghubung. Serta fasilitas lainnya.
Di lahan 5 Hektar, juga sama, hanya saja, kontraktor, juga menentukan,titik untuk kolam ikan , kandang Ayam, terus kandang kambing, lahan 1 hektare untuk berkebun.
Untuk rumah sendiri, alokasi Lahan setengah hektar, bangunan 3 lantai dan 1 ruang bawah Tanah, itu keinginan Kinanti.
Usaha Kinanti, kini sudah terkenal di kabupaten, apalagi kabupaten nya berada di tengah-tengah 3 kabupaten Besar yang selalu melewati kota-nya untuk ke ibukota provinsi.
Di kabupaten nya juga, universitas belum ada, jadi harus ibukota, sedangkan supermarket yang terbesar ada di ibukota Provinsi, oleh karena itu, Kinanti akan membuat supermarket yang lebih besar dari yang ada di ibukota.
Alokasi Lahan 10 hektar, untuk sekalian di bangun Ruko-ruko, yang di kerjakan oleh 3 kontraktor, Kinanti menyiapkan dana, sebesar 5 triliun untuk pembangunan 3 jenis itu, belum lagi pembangunan asrama laki-laki dan perempuan.
Di laptopnya, terdapat laporan-laporan keuangan yang terus keluar karena pembangunan.
Pabrik konveksi saja, dia menganggarkan 3 triliun hingga mulai beroperasi.
Kinanti menarik napas panjang, dana yang harus di keluarkan hingga 5 tahun kedepan, sekitar 15 triliun.
Setelah 3 bulan, kini jelas terlihat, alat-alat berat terus bekerja, lebih dari 10 Ekskavator yang di gunakan dan beberapa buldoser dalam melakukan perataan tanah, ada beberapa Ekskavator ukuran aha kecil sedang menggali untuk parit, dan akan di satukan di danau buatan, sedangkan air limbah, di buatkan tempat khusus, dekat sungai yang akan di olah sebelum di buang.
Tanpa terasa sudah 7 bulan, dan kini, Kinanti sedang bersiap untuk ke sekolah, yang tak jauh dari Anugerah Grosir, jadi Dia hanya naik motor.
Kehidupan, Sinta dan Santi, sudah ada perubahan, sudah 5 bulan mereka berusaha, dan cukup berhasil, mereka sudah mampu membayar angsurannya.
Orang tua mereka sudah bercerai, tidak ada tuntutan Gono gini, kakak tiri mereka, juga sudah bebas, tapi tidak datang menjenguk kedua adiknya, apalagi ibu mereka, 2 hari setelah bebas, memutuskan untuk menikah lagi.
Franky, masih ada hampir setahun, kedua gadis itu, tetap santai dan terus berusaha, Kinanti juga selalu memotivasi mereka berdua agar jangan memikirkan kakak dan ibu mereka lagi, karena mereka tidak memikirkan Sinta dan Santi.
Dengan Motor Beat, dia melaju menuju SMP negeri, dia bahagia karena bisa menggunakan seragam Putih Biru umurnya baru 12 tahun lebih.
Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang tahu, Kinanti menjalani semuanya dengan ikhlas, kematian kedua orang tuanya membuat begitu terpukul, namun akhirnya keajaiban datang dan memberinya kekuatan dan kekayaan.
Di sekolah dia mendapatkan teman 2 orang, Lidya dan Chintya, sudah sebulan Kinanti bersekolah, dan selama itu lah mereka berteman.
Lidya, ayahnya juragan angkot, ikan Lele dan mujair, sedangkan Chyntia, Keluarga memiliki Peternakan Ayam Petelur dan ayam pedaging, serta Bebek pedaging, usah orang tua mereka termasuk sukses, apalagi Lidya, memiliki warung pecel lele, dan berbagai jenis ikan lainnya.
Kinanti memperkenalkan dirinya, anak Yatim-piatu, dan tinggal sendirian, hanya mengandalkan harta warisan dan tabungan.
Kinanti tidak ingin memberitahukan kepada teman barunya, siapa dia sebenarnya.
Kedua temannya juga sering datang main ke rumah Kinanti, yang jika di bandingkan, rumah mereka jauh lebih besar.
Mobil milik Kinanti, dia bilang itu warisan milik Ayahnya, kedai temannya hanya percaya saja, Kinanti juga mengganti handphonenya dengan merek biasa saja, agar tidak repot menjelaskan.
Selama tujuh bulan berjalan, Pabrik Konveksi sudah 2 gedung yang seluas, walau belum 100%, kinj para pekerja fokus pada bangunan ke tiga, dan bangunan untuk office.
Sedangkan untuk halaman, sebagian besar sudah pasang Paving blok, sebagian rabat beton dan sebagian lagi rencananya menggunakan aspal.
Kontraktor yang lain Berjibaku menyelesaikan Pagar setinggi 3.5 meter, jadi pekerjaannya masih panjang.
Untuk mesin jahit dan peralatan lainnya, akan datang 6 bulan sebelum pembukaan, sedangkan bahan baku, juga akan datang sesaat setelah mesin jahit dan perlengkapan lainnya sampai.
Sedangkan untuk Kompleks supermarket dan Ruko, pondasi sudah selesai, besi-besi sebagai penyangga sudah sementara di pasang, bangunan Supermarket sendiri berdiri di lahan 4 hektare, 3 lantai dan 2 lantai basement, yang terhubung parkiran kampus dan sekolah.
Untuk rumahnya sendiri, masih belum di bangun, hanya tanggul dan untuk menahan tanah, kolam ikan sebanyak 3 kolam, 1 kolam air deras dan 4 bak besar untuk pembesaran lobster air tawar, semuanya hanya untuk diakan sendiri.
Kandang Ayam dan bebek juga sudah selesai, sangat modern, hingga saat Kinanti berjalan-jalan di kebunnya, dia tidak akan bosan, apalagi beberapa pohon tetap di biarkan, 2 Gazebo sementara di bangun, komplit tempat masak dan peralatan masing-masing, serta akan di pasang WiFi.
Jalan, di buat dengan Menggunakan paving blok, hingga tetap ada resapan, kebunnya juga sekaligus tempat dia joging atau bersepeda.
Pinggir sungai juga sudah selesai di bangun tanggul, agar tidak longsor dan di tambahkan 1 meter, agar saat air meluap, lahan Kinanti tidak terkena dampaknya.