Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Hari ini Mila akan bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat bersama dengan adik perempuannya.
"Sebenarnya kita mau kemana sih kak?" tanya Mia sedikit penasaran.
''Ke salon." Jawab Mila singkat.
"Salon!" pekik Mia kegirangan.
"Iya hari ini kakak akan menghabiskan waktu dan uang kakak untuk memanjakan diri."
"Wahh kalau ini sih aku setuju banget kak, buat diri kakak secantik mungkin dan kalahkan si pelakor itu." Ucap Mia dengan hebohnya.
Mila hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adik tomboy nya itu. Setelah menempuh perjalanan beberapa menit. Kini mobil yang di Kendarai Mila pun sudah sampai di tempat parkir salon kecantikan yang terkenal.
Mila pun langsung masuk ke tempat itu dan memulai merawat tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung rambut. "Wah ternyata enak juga main-main di salon begini." Gumam Mila dengan polosnya. Sambil menikmati pijatan yang membuat tubuhnya merasa sangat rileks. Karena merasa sangat nyaman mereka berdua pun tertidur pulas.
Sedangkan di sebuah taman bermain. seorang anak kecil berambut keriting sedang menunggu kedatangan wanita yang sudah berjanji padanya akan bertemu lagi di tempat itu, Dia adalah Kenzo.
"Kenz sayang sebenarnya kita sedang menunggu siapa?" tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik walau di usia senjanya.
"Mommy " Jawab Kenzo sambil menatap coklat yang diberikan oleh Mila padanya dua hari yang lalu.
"Sayang mungkin mommy sedang bekerja hari ini, jadi dia tidak bisa datang kemari sekarang kita pulang saja ya!'' bujuk wanita itu.
Kenzo menggelengkan kepalanya dan bersikeras untuk menunggu kedatangan wanita yang ia anggap sebagai mommy nya.
" Sebenarnya siapa wanita yang di maksud oleh cucu kesayanganku, mengapa Kenzo seperti terobsesi pada wanita itu."
"Pak Lim cepat cari tahu dimana wanita itu tinggal, temukan dia secepatnya agar cucuku tidak terus-menerus menunggu nya setiap hari di sini" Perintahnya pada pak Lim.
"Baik nyonya besar." Pak Lim pun langsung bergegas pergi meninggalkan tempat itu untuk segera mencari informasi tentang wanita yang bertemu dengan nya beberapa hari lalu.
*
Disalon tempat Mila memanjakan dirinya ia terbangun saat ia bermimpi di panggil oleh seorang anak kecil yang begitu menggemaskan, namun tiba-tiba anak kecil itu menangis mengejarnya dan terus memanggilnya mommy.
"Kenzo!" teriak Mila membangunkan Mia yang berada di sampingnya.
"Ada apa kak?" tanya Mia dengan suara khas bangun tidur.
"kenapa aku bermimpi tentang anak yang berada di taman itu ya? apa karena aku terlalu senang karena ada anak yang memanggil ku dengan sebutan mommy, hingga sampai terbawa mimpi."
"Kak kenapa kau melamun?"
"Tidak apa-apa." Jawab Mila dengan cepat. Dan kini Mila pun melanjutkan perawatan kulit wajahnya agar terlihat lebih fresh.
Setelah seharian memanjakan tubuhnya, kini mila pun langsung mengantarkan adiknya pulang ke rumah. "Kakak yakin mau pulang kerumah baj*ng*n itu?" Tanya Mia pada kakaknya.
"Iya kakak harus pulang karena ada beberapa berkas yang harus kakak ambil untuk interview besok, kakak pulang sekarang kamu baik-baik di rumah." Ucap Mila sambil melambaikan tangannya dan berlalu dari hadapan adiknya.
"Siap kak," Mia pun memberikan hormat kepada kakaknya dan menatap mobil yang terus menjauh dari matanya.
"Sebaiknya besok aku harus mencari tahu siapa pelakor yang sudah menjadi duri dalam rumah tangga kakakku." Mia berkata dalam hati sambil mengepal erat tangannya.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit Mila pun sampai di rumah yang sudah dua hari ia tinggalkan. "Sekarang aku bukan prioritas mu mas, jadi seberapa lama pun aku pergi kau tak akan pernah mencariku." Ucap Mila dalam hatinya sambil tersenyum sinis, melihat rumah yang sudah sebelas tahun menemani hari-harinya kini berubah bagaikan neraka baginya.
Dengan langkah elegan Mila pun masuk ke dalam rumahnya dan saat Mila melewati kamar tamu seperti beberapa hari yang lalu saat ia akan pergi dari rumah itu, kini saat ia kembali pun mendengar suara yang sama.
"Apa hanya itu saja pekerjaan mereka di rumah ini." Mila merasa sangat jijik mendengar suara aneh itu.
Mila pun langsung masuk kedalam kamarnya lalu mengambil dokumen dan berkas-berkas berharga miliknya, dan memasukan nya ke dalam tas.
"Aku akan membawa semua milikku dan tidak akan menyisakan apapun untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan wanita itu."
Setelah selesai dengan pekerjaannya Mila pun menyimpan tas itu di bawah tempat tidurnya agar Hendra tidak mencurigai apa isi tas itu, kemudian ia pun tidur menyelimuti seluruh tubuhnya tak lupa ia pun mengunci pintu kamarnya agar Hendra tidak masuk begitu saja kedalam kamarnya.
Karena sungguh Mila sangat membenci pria yang selama ini begitu ia cintai namun karena penghianatan nya, Mila sudah tidak sudi lagi di sentuh atau apapun yang berhubungan dengan Hendra.
Ceklek, ceklek.
"Mila apa kau di dalam?" tanya Hendra yang berusaha untuk membuka pintu kamar itu.
"Mila, tolong buka pintunya aku merindukan mu sayang!"
"Cih... Rindu kau bilang. Aku sudah muak mendengar rayuan mulut manis mu itu mas!" Mila tersenyum sinis, kemudian ia menutup telinganya dengan bantal agar tidak mendengar ocehan tidak penting dari mulut suaminya itu.
*
*
Malam berlalu. pagi pun menyingsing cahaya matahari pagi pun masuk ke dalam celah-celah jendela kamar Mila. Membangunkan Mila dari tidurnya lelapnya
"Hmm... Jam berapa ini?" Mila meregangkan otot tubuhnya yang sedikit kaku. Lalu ia pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai Mila pun memoles wajah nya agar terlihat lebih segar. "Laper, Sebaiknya aku membeli sarapan di warung depan saja deh, malas sekali aku masak apalagi untuk mereka" Mila pun langsung bergegas keluar dari kamarnya. Ia melihat Diana yang berdiri di ambang pintu kamar tamu, namun Mila berjalan melewatinya seolah tidak melihat keberadaan Diana di sana.
"Dasar tidak sopan." Kesal Diana saat melihat Mila berjalan melewatinya begitu saja. Namun Mila tidak perduli dengan sindiran Diana ia tetap keluar dari rumah itu untuk membeli sarapan di warung depan komplek. "Eeh... Bu Mila kemana aja nih kok baru kelihatan?" tanya Bu Yuli si biang gosip di komplek tersebut.
"Saya ada aja kok bu, maaf ya saya sedang buru-buru ini.'' Jawab Mila dengan sopan.
"Ehh... Tunggu Bu Mila kenapa buru-buru sekali." Bu Yuli pun menghalangi jalan Mila. Sedangkan Mila hanya menghela nafas panjang ia pasrah saja dengan pertanyaan yang akan Bu Yuli tanyakan padanya saat ini.
"Iya, ada apa ya bu?" tanya Mila pura-pura tidak mengerti.
"Bu Mila siapa wanita hamil yang berada di rumah Bu Mila? apa benar itu istri keduanya pak Hendra, dan pak Hendra menikah lagi karena ingin punya keturunan karena maaf ya Bu Mila. Bu Mila kan tidak bisa hamil." Mila meremas tangannya mendengar perkataan Bu Yuli yang begitu lancar menyinggung perasaan nya.
"Itu mulut apa cabe setan sih? pedes banget!'' batin Mila.
Bersambung...