Arabella harus menelan kekecewaan dan pahitnya kenyataan saat dirinya mengetahui jika pria yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya akan bertunangan dan menikah dengan wanita yang sudah dijodohkan dengan pria itu.
Arabella pikir dirinyalah wanita satu-satunya yang dicintai pria itu, tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai pelampiasan selama wanita yang dijodohkan berada di luar negeri.
"Bagaimana jika aku hamil? apa kau memilih ku dan membatalkan perjodohan mu?"
"Aku tidak mungkin mengecewakan kelaurga ku Ara."
Jawaban Maher cukup membuat hati Arabella seperti ditikam benda tajam tak kasat mata. Sakit, terlalu sakit sampai dirinya lupa bagaimana melupakan rasa sakit itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan
"Selamat." Samuel langsung memeluk Arabella saat wanita itu turun dan mendekatinya.
Arabella pun membalas pelukan Samuel dengan erat bersama isak tangis.
Merasakan tubuh adiknya bergetar, Samuel semakin mengeratkan pelukannya dan mencium pucuk kepalanya berulang kali.
Maher membuang wajah dengan kedua mata yang memanas, hatinya seperti tertusuk ribuan pisau tajam sampai membuatnya tidak bisa bernapas dengan baik. Maher memilih pergi dengan membawa sakit hatinya, tidak tahan melihat wanita yang dia cintai bermesraan dengan pria lain begitu menyesakkan dada.
"Kak, aku berhasil," bisiknya dengan sesenggukan.
"Ya, kau hebat. Amara pasti bangga padamu." Samuel mengusap pugung Arabella penuh kasih.
Adam dan Disya mendekati dua orang yang saling berpelukan.
Ehem
Deheman Adam membuat Arabella dan Samuel melepaskan pelukan mereka, Arabella mengusap air matanya dan menatap dua orang yang dia kenal dengan terkejut.
"T-tuan, Nyonya." Arabella menundukkan wajahnya sopan, sedangkan Samuel hanya tersenyum tipis.
"Jangan menangis lagi." Samuel mengusap pipi Arabella yang basah, membuat wanita itu tersenyum dan ikut mengusapnya lagi.
"Ara, apa kabar? aku tidak menyangka jika wanita berbakat itu tadi kamu," Ucap Disya yang langsung memberikan pelukan.
Arabella sempat terpaku tapi dirinya berusaha membalas dan bersikap biasa saja, meskipun banyak pertanyaan dalam benaknya.
"Kau banyak berubah, semakin cantik dan keibuan." Tutur Dista dengan senyum.
Tidak di pungkiri, Disya sangat ingin melihat cucunya, "Apa kalian datang sendiri?" Tanya Disya sangking tidak sabarnya.
Arabella menoleh pada Samuel dan tersenyum, " Kami datang berdua nyonya," Ucap Arabella sopan, dirinya belum menyadari maksud pertanyaan Mamanya Maher, jika mereka sebenarnya sudah mengetahui kehadiran darah daging Maher.
"Ohh, aku pikir bersama keluargamu? lalu siapa pria ini?" Entah mengapa Disya merasa kepo dan harus tahu.
"Dia-"
"Mah, sudah." Adam mengintrupsi saat melihat Arabella yang menjadi tidak nyaman karena banyak pertanyaan dari istrinya.
"Ara, selamat atas keberhasilan kamu, tidak menyangka jika kamu memiliki bakat yang luar biasa." Adam bicara jujur, meskipun ada campur tangannya, tapi masalah hasil dari penjurian Adam tidak ikut campur, itu semua usaha dari Arabella sendiri.
"Terima kasih tuan." Balas Arabella.
Mereka pun terlibat obrolan sebentar hingga suara seseorang membuat mereka mengalihkan tatapannya.
"Papa! kak Maher!" Mahira begitu terlihat panik, wanita itu menatap kedua orang tuanya dengan mata berkaca-kaca.
"Mahira, tenang ada apa?" Adam menyentuh lengan putrinya yang terlihat panik.
"Maaf kami permisi." Samuel memilih untuk pergi dan mengajak Arabella saat melihat wajah Arabella berubah tegang, Samuel yang menyadari memilih untuk menghindari mereka.
"Sayang katakan ada apa? jangan bikin Mama panik!" Disya yang penasaran dan juga panik melihat Mahira mendadak jantungnya berdebar.
"K-kak Maher kecelakaan,"
Deg
Kaki Arabella berhenti melangkah, saat mendengar ucapan Mahira.
"Apa?" Disya langsung syok dan limbung menyentuh kepalanya.
"Mah," Adam segera merangkul istrinya.
"Kak Tio sedang menuju rumah sakit, ambulans sudah membawa kak Maher kerumah sakit." Mahira yang sejak tadi menahan air matanya, kini lolos juga. Wanita itu tidak tega melihat Mamanya yang syok, apalagi saudara kembarnya yang harus kembali berhadapan dengan maut.
"Ara kamu baik-baik saja?" Samuel mengusap lengan adiknya saat melihat Arabella yang berhenti tiba-tiba.
"Tidak apa-apa kak, ayo kita pulang."
Samuel mengangguk, "Apa pria yang mereka katakan adalah-"
"Aku lelah kak," Ucap Arabella memotong pertanyaan Samuel.
"Baiklah kita kembali ke hotel." Samuel membawa Arabella menuju taksi yang sudah menunggu, keduanya meninggalkan tempat acara sebelum semuanya selesai.
Di dalam mobil Arabella menatap keluar jendela, pikiranya menerawang jauh di mana masa lalu yang membekas di benaknya.
Mendengar Maher mengalami kecelakaan tentu saja membuat hatinya merasa sedih, sedih karena mendengar berita itu. Biar bagaimanapun Maher adalah pria yang dekat dengannya saat di Jakarta dan Arabella merasa simpati dengan apa yang menimpanya.
"Bagaimana bisa dia mengalami kecelakaan," Ucapnya dalam hati.
*
*
Tinggalkan jejak kalian sayang 😘💗 LIKE dan KOMEN kalian sungguh berarti SUMPAH 😍😍😍