NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:834
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11 Lais

Lebih dari satu jam berlalu. Akhirnya, gelang tipis pada lengan pada occhio telah berubah hijau. Pertanda para strano telah habis dibasmi. Pertarungan yang melibatkan ratusan meter tempat di tengah-tengah kota itu berhasil dimenangkan occhio kelas A. Namun, raut wajah kecewa menghiasi hampir seluruh occhio di luar kelas A. Mereka tampak kecewa karena yang dilawan hanyalah strano pemilik eternal fog putih. Jenis kabut terlemah dan termudah. Bahkan jumlah strano saja tidak sampai seratus. Hanya sekitar tujuh puluhan dengan jumlah occhio kelas A yang lima puluhan. Jika sekelas tim Soren, sudah cukup mereka berempat untuk membasmi dalam durasi yang kurang dari satu jam.

Sebaliknya, wajah puas dan bangga terpancar dari para occhio kelas A. Bagaimana pun, itu adalah pengalaman luar biasa bagi mereka yang biasanya hanya menjalankan misi di lapangan pelatihan dan teori membosankan di kelas.

"Beberapa occhio baru justru terlihat lebih baik dibanding mereka yang sudah lama mengendap di kelas A." Dean berkomentar.

Para occhio kelas G mulai meninggalkan kelas. Menyisakan Archie seorang. Ia belum pulih sepenuhnya sebab serangan strano tanpa kepala yang masih bisa hidup. Ia teringat bisikan Soren beberapa malam yang lalu. Di ruang perawatan. Soren masuk ke kamarnya. Gadis itu bisa mendengar semuanya walaupun sedang berada di alam mimpi.

"Tolong, jadilah kuat bersama kami. Jangan menjadi kuat seorang diri yang bisa membahayakan nyawamu." Demikian bisikan Soren.

Gelang tipis Archie berbunyi. Ada panggilan suara dari Gineka. Hologram simbol telepon muncul dj udara.

"Senior Archie!" sapa Ginela.

"Iya," jawab Archie singkat.

"Bagaimana aksi kami tadi?" Ginela bertanya antusias.

"Buruk sekali," jawab Archie pedas.

Ginela memunculkan wajahnya. Menggantikan hologram simbol telepon pada udara depan Archie. Wajah Ginela tampak kecewa. Mendengar jawaban Archie yang seperti itu.

"Ternyata, memang sulit untuk pemula. Terima kasih atas jawabannya, Senior Archie. Aku akan berusaha lebih giat lagi. Tapi sejujurnya tadi seru sekali. Berhadapan langsung dengan makhluk berbahaya. Aku tidak menyangka, baru beberapa bulan menjadi occhio tapi sudah langsung merasakan melawan strano. Itu pengalaman menyenangkan." Ginela bertutur semangat. Tidak peduli dengan komentar Archie yang seharusnya agak menyakitkan.

"Kelas kalian buruk sekali, Ginela. Tapi kamu pengecualian. Aku suka teknik bertarungmu. Seperti petarung dari lautan dalam. Itu indah sekali. Lambat laun, kamu akan berenang bebas di atas tanah hingga menenggelamkan nyawa pada strano itu," ucap Archie dengan senyuman tipis. Jarang sekali ia memuji orang seperti itu. Juga jarang sekali ia mau menyapa orang dan mengangkat telepon. Biasanya, ia hanya seorang gadis dingin dan tidak suka bergaul. Tapi, sikap semangat dan ceria Ginela membuatnya agak luluh. Seperti ada energi positif yang merasukinya lewat perantara Ginela.

Wajah Ginela yang semula memang berbinar, berubah semakin cerah Secerah mentari yang semakin meninggi. Ucapan pujian dari Archie sangat membahagiakan.

"Aku akan berjuang hingga keluar dari kelas A dan menjadi occhio yang aktif beraksi di Danger Mori sepertimu!"

Archie tersenyum miring, "Kamu akan mendapatkannya."

"Aku juga ingin ke sana bersama Shiroi dan Shajar. Ah, juga semua teman-teman kamarku mungkin."

"Jangan naif, Ginela. Mereka mungkin ada sedikit kemungkinan. Tapi tidak untuk Shiroi. Ia akan selamanya berada di kelas A."

Sesaat, wajah secerah matahari Ginela meredup. Belum habis kesediaanya setelah mendengar ungkapan pasrah Shiroi yang ingin mengundurkan diri dari keanggotaan occhio, sekarang Archie seolah mengiyakan keputusan tersebut.

"Sejak awal dia memang tidak berpotensi untuk menjadi seorang occhio. Cara bertarungnya tadi saja benar-benar buruk. Andai ia satu lawan satu dengan strano. Bahkan jika ada yang lebih lemah dari kabut putih pun belum tentu ia menang. Ia memang sudah ditetapkan akan terus berada di kelas A."

"Jadi, Eliot memilihnya hanya untuk dibiarkan di kelas A?"

"Sayangnya itu benar, Ginela. Tapi, aku yakin Eliot tidak semata-mata memasukkannya hanya karena alasan kasihan."

☆☆☆

Seluruh anggota occhio tanpa terkecuali dikumpulkan di lapangan belakang markas yang luas. Semua occhio elit dan yang paling senior pun ikut berkumpul. Tentunya di tempat yang lebih khusus. Tidak bersama para occhio kelas A-Z. Perkumpulan kali ini dipimpin oleh seorang occhio elit berambut panjang lurus hingga punggung. Namun ia seorang pria berusia tiga puluh delapan tahun. Namanya Lais.

"Selamat Sore para occhio semua. Kebanggaan dan pelindung umat manusia. Tetap berani dan pantang menyerah. Serta tidak takut kehilangan demi menjaga keamanan negeri. Pagi tadi adalah pemandangan langka, dan hampir tidak pernah terjadi. Eternal fog muncul di kota. Tanpa adanya tanda darurat di perbatasan. Sebagai occhio paling senior, atau paling tua di antara kalian. Kejadian ini pun baru bagi kami. Karena, sekalipun kawanan strano pernah lolos hingga masuk ke kota dulu. Tapi mereka tidak begitu saja muncul di tengah-tengah kota seperti tadi. Alat kita sudah canggih. Teknologi maju. Seharusnya pergerakan strano tidaklah luput dari alat pendeteksi eternal fog."

Semua occhio menatap serius ke arah Lais. Intonasi tegasnya selalu bisa membius siapa pun yang mendengarnya agar fokus. Itu adalah kelebihan Lais. Memiliki aura kepemimpinan paling kuat di antara para occhio elit lainnya. Termasuk Eliot pun tidak bisa membantah Lais.

"Oleh karena itu, mulai besok kita akan memulai latihan setiap hari di sini. Kalian harus bertambah kuat dan lebih kuat lagi. Tidak akan ada occhio lemah dan kelas A akan mengimbangi kemampuan kelas lainnya."

Tubuh Shiroi sudah sangat gemetar mendengar ucapan tegas Lais. Bukannya semangat, ia malah rendah diri hingga membayangkan bagaimana jika ia hanya menjadi beban. Sebab sejauh ini ia tidak bisa mengimbangi siapa pun. Bahkan untuk para occhio yang dikenal paling lemah sekali pun. Ia terlemah di antara yang terlemah. Seperti itulah ia memandang dirinya.

Gubrakkk!

Pikiran yang kacau membuat Shiroi pingsan seketika. Lais menatap tajam ke salah satu barisan yang anggotanya tidak sadarkan diri di sana. Apalagi, Shiroi berada di barisan paling depan.

"Diam di tempat dan tetap tegak!" tegas Lais kepada seseorang di belakang Shiroi yang hendak menolongnya. Gadis itu langsung berdiri tegak lagi setelah tadi sedikit membungkuk. Beberapa jarak dari Shiroi, ada Ginela yang sduah gatal tangannya. Ingin menolong Shiroi. Jiwa lembut Ginela menangis ingin menggendong tubuh mungil Shiroi.

"Itu salah satu latihan juga. Apakah ia bisa bertahan atau tidak. Jika ini pertarungan sesungguhnya, maka gadis lemah itu sudah pasti akan dicabik-cabik oleh para strano hingga kulitnya terkelupas." Lais melanjutkan.

Dua orang yang membawa tandu langsung diminta mundur oleh Lais. Tidak boleh ada yang membantu Shiroi. Walaupun kini darah mengalir dari hidungnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!