NovelToon NovelToon
Asmara Settingan

Asmara Settingan

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:880.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Hena Sanjaya. Model sekaligus aktris dengan bayaran termahal harus terjebak hubungan asmara yang tidak masuk akal dengan seorang Pria yang sebelumnya tidak ia kenal.

Kariernya mengalami masalah setelah namanya terseret skandal dengan sang mantan kekasih, Samuel Harvey.

Demi menyelamatkan kariernya Hena memilih mengikuti hubungan yang ditawarkan Pria tidak dikenalnya tersebut "Asmara settingan" terdengar konyol bagi Hena.

Entah apa keuntungan yang Pria itu dapatkan dengan hubungan ini. Mampukah Hena mengembalikan nama baiknya yang sudah memburuk dan mempertahankan kariernya yang sudah ia jalani selama 8 tahun terakhir, dengan hanya menjalin "Asmara Settingan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asmara Settingan 12.

Entah sudah berapa lama mobil yang dikendarai Rama sampai di basement apartemen Hena. Mereka ber-tiga diam seperti patung kecuali netra Rama yang sesekali bergerak melirik kaca spion tengah memperhatikan Hena yang sepertinya masih nyenyak dalam tidurnya dengan Agam yang terlihat masih melamun. Setidaknya itu yang Rama tangkap dari empat mata miliknya.

"Tuan..."

Agam hanya diam dengan tatapan mata yang setia memandang ke luar jendela. Dirinya tengah fokus memikirkan banyak hal.

"Nona Hena sebaiknya dibangunkan saja" pelan suara Rama mengatakannya, matanya kembali terkunci pada Hena yang saat ini masih terpejam. Seperti putri tidur yang menunggu sang pangeran untuk membangunkan.

"Terlihat sangat mengagumi"

Rama mengalihkan pandangan pada pantulan sosok Agam yang juga ada di dalam kaca spion. Ia mengerti maksud dari perkataan Tuannya itu. Tapi mau bagaimana lagi, siapa yang tidak mengagumi kecantikan yang Hena miliki, mata Rama masih normal ditambah dua bantuan dari lensa kaca mata yang semakin mempertajam penglihatannya.

"Bangunkan dia"

Setelah mengatakan perintah yang tak terbantahkan itu, Agam membuka pintu mobil dan berlalu keluar. Meninggalkan Rama yang mau tidak mau harus membangunkan Hena.

Rama terlihat keluar dari mobil dan berputar ke sisi lain, menghampiri di mana tempat duduk Hena. Mencoba membangunkan wanita pemilik paras cantik dengan bulu mata lentik natural itu dengan sangat pelan. Rama tidak ingin Hena-nya nanti merasa terganggu atau bahkan kaget saat dirinya membangunkan.

"Apa yang kau lakukan?"

"DUG"

Rama mengusap belakang kepalanya yang tidak sengaja terbentur bagian atas pintu mobil saat ingin membangunkan Hena. Rama kaget dengan suara dingin yang sebenarnya sudah sering dia dengar. Ia menoleh pada Tuannya yang ternyata kini sudah berdiri tepat di belakangnya.

"Kau tidak mendengarku?"

"Saya ingin membangunkan Nona Hena, Tuan" kata Rama.

"Dengan mendekat pada dirinya? Tidak bisa membangunkannya dari tempatmu berdiri sekarang?"

Rama terlihat kesulitan menelan salivanya. Bagaikan seorang terdakwa, kata-kata Agam terlalu menyudutkan Rama. Bukankah Tuannya sendiri yang meminta agar asisten pribadinya itu membangunkan Hena.

Rama bergerak menepi dengan tangan membuka pintu mobil lebih lebar. "Anda bisa membangunkan kekasih Anda sendiri, Tuan"

Agam sedikit mengangkat alisnya, ia tidak percaya jika asistennya kini mulai berani melawan. "Sepertinya kau sudah tidak menginginkan bonusmu"

Kini Rama yang dibuat tidak percaya dengan perkataan Agam. "Haha...saya bangunkan Nona Hena pelan-pelan, Tuan. Dan dari jauh" cicit Rama diakhir kalimatnya, Rama membangunkan Hena pelan. Namun entah sudah berapa kali Rama memanggil bahkan sedikit menggerakkan lengan Hena, wanita cantik itu juga tidak kunjung membuka mata.

"Tuan, apa Nona Hena pingsan?" raut Rama terlihat khawatir.

Agam yang mendengarnya mendengus kesal. " Kau ingin membalas perkataanku pada media, Wanita Drama" .

"Agam!!"

Suara itu datang dari seseorang yang terlihat turun dari sebuah taksi yang baru memasuki basement apartemen Hena, ia sedikit berlari mendekati mobil Agam.

"Kamu si Agam Agam itu kan?"

Agam menatap dingin pada wanita bertubuh mungil yang saat ini bicara tidak sopan pada dirinya.

"Maaf nona anda siapa?" sela Rama.

"Jini. Manager Hena"

"Dimana Hena, kalian menyembunyikannya dimana?" Jini menatap Agam dan Rama bergantian. Raut wajahnya terlihat khawatir. Bagaimana tidak, Jini ternyata baru saja mendatangi perusahaan Raksa Group untuk mencari Hena di sana tapi tidak menemukan sama sekali artisnya.

Tubuh Jini bergerak cepat saat matanya mengikuti arah pandang Rama yang mengarah pada pintu mobil yang terbuka lebar.

"Hena!"

"Kalian apakan Hena? Kalian melakukan sesuatu?"

Agam dan Rama sama-sama terpaku akan tuduhan yang dilayangkan Jini pada mereka.

"Nona Hena sepertinya tidur. Saya sudah membangunkan tapi tidak mendapat respon" terang Rama dengan tetap menjaga sabar dan wibawanya.

Jini terlihat menghela napas saat mendengar jika Hena ternyata tertidur. "Bantu pindahkan dia. Dia akan sulit bangun jika seperti ini"

Rama dengan cepat mendekat dan membantu Jini untuk membawa Hena.

"Berhenti!"

Rama otomatis berhenti dari pergerakannya. Tangannya menggantung di udara saat ingin memindahkan Hena dalam rengkuhannya.

"Kamu ingin membiarkan kekasihmu disentuh oleh orang lain?" Jini menatap tajam pada Agam yang dari tadi hanya diam memperhatikan kepanikan Jini dan Rama.

"Atau kamu tidak sanggup menggendongnya sampai ke lantai atas?" tanya Jini lagi.

Agam terlihat tidak peduli dengan perkataan Jini, ia berjalan melewati dua makhluk yang sekarang mengawasi pergerakannya. Agam membawa Hena dengan gaya bridal style, dengan mudahnya Agam membawa tubuh model itu. Tubuh tinggi dengan berat badan yang ideal membuat Hena terlihat ringan di dalam gendongan seorang Agam Raksa.

Jini dan Rama tanpa perintah langsung mengikuti langkah Agam menuju unit apartemen Hena.

Keluar dari lift di lantai unit apartemen Hena, Jini dengan cepat mendahului Agam, ia membuka sandi pintu apartemen dengan nomor unit 217 tersebut.

"Kamarnya diatas" ucap Jini seraya sedikit berlari mendahului Agam saat menaiki anak tangga.

"Baringkan dia di sana"

Agam membaringkan perlahan tubuh Hena di atas bad berukuran king size dengan warna putih yang mendominasi.

"Terimakasih"

Jini menatap Agam dan juga Rama yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk kamar Hena, lelaki pemilik wajah smart itu enggan melangkah terlalu jauh untuk masuk ke kamar idola-nya.

"Apa perlu memanggil dokter?"

Rama berinisiatif menanyakan hal itu karena melihat sang Tuan yang dari tadi hanya diam membisu. Rama berpikir jika Nona Hena sakit hingga dengan mudahnya tertidur.

"Tidak perlu. Satu atau dua jam dia akan bangun" kata Jini.

Agam menatap Hena sesaat sebelum dirinya berlalu pergi meninggalkan kamar wanita yang bergelar kekasihnya itu.

"Kalau begitu kami permisi" pamit Rama pada Jini.

"Tunggu. Apa yang kalian bahas tadi? Kalian membahas sesuatu yang sensitif pada Hena?" Jini menahan Rama. Ia ingin tahu apa yang terjadi pada Hena, hingga artisnya berakhir seperti ini.

"Maksudku, apa kalian membicarakan tentang berita yang beredar?"

"Singkatnya iya. Tapi selanjutnya saya rasa Nona Hena akan menyampaikannya langsung pada Anda"

Setelah mengatakan hal itu, Rama meninggalkan Jini untuk menyusul Tuannya yang sudah lebih dulu melangkah pergi. Ternyata Agam sudah menunggu asistennya di dalam mobil.

"Kita kembali ke kantor, Tuan?" tanya Rama saat mulai mengendarai mobil, meninggalkan salah satu gedung apartemen elit di tengah kota.

"Cari tahu apa yang terjadi dengan Wanita Drama itu"

"Kekasih Anda maksudnya?"

Rama sebenarnya tahu siapa yang dimaksud Tuannya sebagai Wanita Drama. Tapi entah mengapa lidahnya malah bergerak untuk memastikan lagi. Menurutnya Hena lebih tepat jika disematkan gelar sebagai Ratu-nya Drama.

"Kinerja instingmu menurun"

"Paling lambat besok Anda akan menerima data lengkap kekasih Anda, Tuan" jawab Rama cepat. Kinerjanya yang dinilai Agam menurun membuat Rama segera kembali ke setelan awal. Kerja cepat dan tepat.

1
Erlina Pulungann
iya bagus kk
tpi maaf sebelumnya jgn diikut campurkn bahasa kk
*awak artinya kamu dalam bahasa indonesia kk/Pray//Pray/
Bukhori Muslim
good
Kezie fitri
jarang bngt lloh penulisan rapi kaya gnih,, baru beberapa author yg aku inget dalam penulisan rapi kata2 nya juga bagus ga lebay
Dewi Sartika
mata empat = kaca mata /Sob/
Mr. Ar
mohon bantuannya Thor...
minta plastik yang kamu bawa dong..
air sama sama bisa bungkus rendang 🤣🤣🤣
Gita mujiati
Luar biasa
Mr. Ar
David hanyalah pemilik akun fufufafa 🤣🤣🤣
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Mr. Ar
hena adalah sebuah ekspresi kebebasan dan keunikan.
tergantung dari sudut mana seseorang memandangnya..

hanya Alam luas lah yang bisa mengurung nya.
Seluas Alam terhampar... Luas dan indahnya Kabupaten "Agam" di Sumatera Barat 🤣🤣🤣
Fina Hidayati
Luar biasa
Rhenii RA
Kasian si Bangke Kodok
Rhenii RA
Jihan JALANG
Rhenii RA
Awas kejang arwahmu🤪
Rhenii RA
Cieee yang ngatain diri sendiri🐽
Rhenii RA
Kejang jingkrak2 ntar arwah kalian kalau tau siapa Hena🤣
Rhenii RA
Awalnya merekan kan saling cintong, sebelum ada binatang najis yang menghalalkan semua cara buat merebut milik orang lain🐽
Rhenii RA
Si ikan asin udah dikirim ke alam baka, semoga kamu cepat menyusul🤣
Rhenii RA
Nggaaaak gini. Seharusnya dibuat menderita dulu baru diDOR
Rhenii RA
Jeblosin ke polisi biar usaha keluarganya bangkrut, seklian biar tu Jalang yang suka teriak jalang tau kalau tunangannya yang masih ngejar Hena dan masih cinta metong 🗡
Rhenii RA
Eh si babi hutan siluman keraaaaa🗡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!