SYEILA

Si Genderuwo menjerit kesakitan sambil menutup matanya.

Tidak ada yang mampu melihat kejadian tersebut kecuali si penjual bakso. Ia segera menarik tangan Syeila dan diseret paksa keluar dari warungnya.

" Pergi kau dari sini !!! Dasar orang gila !!"

Untuk menutupi kebusukannya, si penjual Bakso menyebut Syeila sebagai orang gila.

Syeila berdecih kesal, ditambah lagi si Ani justru dengan santainya menyantap bakso. Ingin sekali Syeila pergi meninggalkan perempuan itu disini, tapi karena masih merasa kasian, jadi Syeila memilih untuk duduk di motor nya saja.

Si penjual Bakso berusaha menenangkan para pembeli nya, ia sedikit khawatir takut mereka termakan oleh provokasi dari Syeila .

Setelah kenyang, Ani mengajak Syeila pulang. Tanpa menjawab, Syeila langsung tancap gas.

Baru saja melaju delapan ratus meter, tiba-tiba motor yang dikendarai oleh Syeila dan Ani mati.

" Loh? Loh?? Kenapa Non?? Kok nggak jalan?"

Ani panik, ia turun dari atas sepeda motor bersamaan dengan Syeila .

" Nggak tahu nih"

Syeila membuka Tanki bensin, rupanya bensin nya habis.

" CK.. Bensin nya habis "

" Aduh gimana Non? Rumah masih jauh lagi"

Syeila celingukan, sewaktu tadi lewat Syeila sama sekali tidak melihat ada pom bensin disekitar sini. Alamat didorong sampai rumah deh.

" Ya udah kita dorong aja, siapa tau di depan ada warung yang jual bensin ?"

Syeila membohongi Ani.

" Ah nggak mau !! Saya lagi hamil Non, nanti kalau brojol disini gimana ?"

" Lah kan enak nggak perlu susah payah bayar Bidan" Celutuk Syeila sekenanya.

" Ih Nona... Kok malah ngomong gitu sih"

" Habis nya kamu nggak mau bantuin dorong, eh aku kesini gara-gara nurutin kemauan konyol kamu itu yah!!"

Syeila mulai kesal, ia menuding Ani dengan penuh penekanan.

" Iya tapi salah Nona juga nggak ngecek dulu bensin nya"

Ani masih membela diri.

TIT TIT

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di dekat mereka, kaca pintu mobil turun perlahan.

" Ada yang bisa saya bantu ?"

Rupanya itu Faisol, darah ditubuh Syeila mendadak berdesir panas. Wajahnya berubah kemerahan.

" Non, ada cowok ganteng nawarin bantuan tuh" Bisik Ani, ia senyam-senyum malu-malu kucing.

" Nggak perlu, makasih !"

Jawab Syeila cepat, ia tidak mau berdekatan dengan pria itu karena perasaan aneh yang membuat nya tak nyaman.

" Loh ? Kok malah ditolak sih?" Spontan Ani tidak terima dengan jawaban Syeila .

" Aku serius nih"

Faisol sedikit memaksa, namun Syeila justru membuang muka.

" Ya sudah kalau Nona tidak mau, biar aku saja yang ikut dia"

Tanpa rasa bersalah Ani melenggang membuka pintu mobil bagian depan.

" Mas tolong anterin saya pulang ya.. "

Faisol mengangguk setuju, tingkah Ani membuat Syeila menggerutu kesal.

" Dasar!!! Centil banget jadi orang !!"

" Ayo!!"

Faisol masih memaksa namun Ani meminta Faisol membiarkan saja Syeila .

" Biarkan saja Mas, dia kalau sudah bilang tidak ya tidak !"

Syeila mengetatkan urat lehernya, ingin ia tampar wajah Ani si kurang 4-jar itu.

Faisol tersenyum tipis, ia pun meninggalkan Syeila begitu saja.

" Uuuuuuhhhh Katanya tadi nggak bisa naik mobil, muntah lah! Apalah !! Itu kok nggak apa-apa !!! Awas kau ya "

Syeila mengepalkan tangannya kuat, terpaksa ia mendorong motor nya sendirian.

HIHIHIHIHIHIHI HIHIHIHIHIHIHI

Syeila berhenti mendorong sewaktu mendengar suara cekikikan menyeramkan. Ia menengadah ke atas, rupanya ada sosok kuntilanak yang sedang mengikutinya.

" Kasian... HIHIHIHIHIHIHI HIHIHIHIHIHIHI "

" Kalau kasian sini bantuin dorong " Balas Syeila sambil berkacak pinggang.

" Ogah... HIHIHIHIHIHIHI HIHIHIHIHIHIHI nanti aku capek HIHIHIHIHIHIHI sori yeee... HIHIHIHIHIHIHI "

Syeila mengepalkan tangannya, kalau saja ada di depannya sudah dijambak tuh rambut kucel si Kuntilanak.

***

Bik Timo menunggu kedatangan Syeila dan Ani di teras depan. Perasaan nya kacau balau setelah keberangkatan Syeila dan Ani untuk beli bakso.

Tiba-tiba Robby mendekati Bik Timo dan duduk di sebelahnya. Spontan Bik Timo kaget hingga mengelus dada.

" Robby !! Bikin kaget aja!! Ngomong gitu jangan diem-diem Bae " Sentak Bik Timo kesal, Robby cengengesan.

" Bibik lagi ngapain ?" Tanya Robby.

" Nungguin Non Syeila "

" Kok nampak nya Bibik cemas sekali sama Nona Syeila ?"

" Lah iya, kan kamu tahu sendiri kalau aku sayang banget sama Non Syeila "

Robby manggut-manggut.

" Bukan sebab lain?"

Tiba-tiba ucapan Robby seperti sengatan listrik yang membuat Bik Timo mematung dan sedikit gugup.

" A-apa maksud mu Rob??"

" Ya nggak ada maksud apa-apa.. Cuma nanya doang "

Bik Timo memalingkan wajahnya, ia menelan air liur sebanyak mungkin. Karena mendadak tenggorokannya mengering.

Tak lama kemudian mobil mewah berwarna hitam masuk ke halaman. Bik Timo terbelalak melihat Ani datang dengan menaiki mobil mewah.

" Ani.. "

" Bude.. "

Ani menyalami Bik Timo, senyuman nya lebar sekali.

" Kok kamu sendiri? Mama Nona Syeila ?" Bik Timo semakin cemas.

" Dia nggak mau ikut Bude, ya udah tak tinggal " Jawab Ani enteng.

" Kamu kok gitu sih Ani??"

Bik Timo memukul bahu keponakannya itu.

" Ya masa aku harus jalan kaki Bude? Kan pegel..." Ani masih merasa dirinya tidak salah.

" Emang apa yang terjadi ?" Potong Robby.

" Sepeda motor nya kehabisan bensin " Jawab Ani.

Robby langsung bangkit, ia ingin menyusul Syeila .

" Biar saya saja "

Cepat Faisol masuk kembali ke dalam mobil dan meluncur cepat menjemput Syeila .

Bik Timo masih jengkel dengan sikap Ani, ia terus ngedumel sambil sesekali memukul bahu Ani.

Ketika Syeila terus mendorong sepeda motor nya, tiba-tiba ia merasa dorongan nya jauh lebih ringan. Ia menoleh, rupanya ada seorang pria membantu nya mendorong. Reflek Syeila berhenti.

" Kamu siapa ?"

Pria itu tersenyum tipis.

" Panggil saja Aing"

Syeila mengernyit heran, Aing??? Nama yang tidak biasa.

" Mari saya bantu Dorong, pon bensin sudah dekat kok.. Tinggal belok kiri di depan sana "

Aing menunjuk ke perempatan di depan, Syeila manggut-manggut. Tanpa menolak lagi, ia menerima tawaran dari Aing.

" Kok sendirian Neng?"

Tanya Aing sambil lalu terus mendorong di belakang.

" Iya, aku ditinggalin sama temen " Jawab Syeila .

" Tega nian temen nya Neng"

Syeila menoleh sembari tersenyum manis, Aing membalas nya dengan senyuman yang menambah ketampanannya.

" Nama Neng siapa?" Lanjut Aing.

" Syeila "

" Nama yang cantik, secantik orangnya "

Syeila tersenyum menahan tawa mendengar gombalan receh si Aing.

Dari kejauhan Faisol dapat melihat Syeila bersama dengan seorang pria asing mendorong sepeda motor. Ia tancap gas dan berhenti tepat di hadapan Syeila .

Syeila kaget, ia tidak bisa melihat dengan jelas mobil itu karena terhalang silaunya lampu depan.

Faisol turun dari dalam mobil, ia menyingkirkan Syeila dan pria itu dari sepeda motor kemudian Faisol mendorong nya sendiri ke tepi tanpa mengucapkan sepatah kata.

" Kau mau apa?" tanya Syeila bingung.

" Biar kan motornya disini, nanti aku suruh orang untuk mengurus nya. Sekarang kamu ikut aku masuk ke dalam mobil " Jawab Faisol tegas.