NovelToon NovelToon
Kampung Pesugihan

Kampung Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Iblis / Dunia Lain / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Suami Tak Berguna
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: mermaidku

Sumin terpaksa menikah dengan setyo akibat hamil duluan, hal itu mengakibatkan sumin mau tidak mau harus berpindah ke desa suaminya karena orang tuanya tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrinya.

"Gak gak! Jangan tinggal di sini, kena sial aku punya anak kayak kamu. Bisa bisanya malah meteng disek, kalau prianya sugeh gak papa. La ini? Udahlah min minggaten ae seko kene, setres aku punya anak kayak kamu!" Maki mak jum sambil berkacak pinggang.

*****

"Silahkan dipilih! Mau pesugihan yang bagaimana? Menyusui tuyul? Babi ngepet? Kawin sama buaya? Uang balen? Kandang bubrah Atau pesugihan ikan bandeng dengan cara mengorbankan anak kesayanganmu? Dijamin! Kamu akan kaya mendadak dalam hitungan hari!"

selengkapnya>>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 28 mak sarti mati

Sumin dan siti memasuki pintu masuk pasar macan kidul, mereka berdua tampak melihat lihat beberapa pedagang yang menggelar dagangannya di bawah dengan alas terpal.

"eh aku mau beli sisir dulu," ucap sumin sambil menarik tangan siti untuk berjongkok.

"ehh cantik cantik ya kuncirnya.... Min ambil aja yang banyak, aku yang bayar deh tenang aja, habis lima puluh ribu pun aku bakal bayar,"

"alah telek, tadi selisih seribu aja kamu maki maki mas rudi,"

"ya kalau itu kan lain," kekeh siti.

Setelah membeli aksesoris kepala, siti dan sumin lanjut berbelanja bahan makanan. Siti juga membeli sandal dan beberapa baju untuknya dan toni, "bagus gak?"

"bagus bagus, ambil lah warna item kan masuk buat warna apa aja," sumin juga memilih beberapa daster yang menurutnya bagus.

"tu daster cuma empat puluh ribuan kan? Ambil dua sana aku yang bayar, itung itung sedekah biar aku makin kaya," titah siti.

"hih gak gak, satu aja,"

"halah udah lah sana, cepet ambil dua," paksa siti.

"cak! Ini bungkusin si sumin dua yang bagus pokoknya,"

"siyapppp.... Gak ngutang to ini?" tanya cak mat.

"gak lah, baru dapet duit aku kapan lagi bisa nyenengin sahabat yakan..."

Sumin sebenarnya merasa aneh, siti selalu mengeluh tidak punya uang dan kekurangan. Namun saat punya uang malah sibuk menyenangkan dirinya yang hanya temannya bukan keluarganya, "apa gak berlebihan kamu belanjain aku? Aku bayar sendiri pun bisa ti, gak perlu kamu beliin semua,"

"halah udahlah min, ini itu sekali seumur hidup. Belum tentu aku bisa traktir kamu kan? Sudah nikmati saja, lagipula ini duit halal dari pak kades setiap bulannya. Enam ratus ribu.... "

"iya tapi lebih baik kan buat makan kamu sekeluarga to?"

"sudahlah min jangan banyak protes,"

"hmmm iya iya,"

Hampir dua jam mereka berdua berkeliling pasar, tentengan di tangan mereka berdua juga sudah banyak.

"min, beli es yuk,"

"ayo ayo, panas banget ini. Aku aja ya yang bayar kali ini,"

"iyoo bayar aja,"

"man esnya dua ya, minum sini," pesan siti pada firman penjual es dawet.

"yo, siapa ini?"

"sumin, istrinya setyo temen kita itu. Cantik to?"

"iya lah, setyo pun ganteng," ucap firman sambil terkekeh.

"gantengan mas aris tapi, ya kan?" tanya siti.

"hooh mas aris ma ganteng banget, banyak yang ke sem sem kalau sama dia mah. Kalau aku cewek pun aku pasti naksir hahahah,"

"tapikan mbak santi cantik juga," tambah firman.

"alahhh kalau main dukun ya gak cantik lah, cantikan aku dan sumin yakan? Mulus cantik bening gini.... Masih kenceng,"

"kulit kayak gula jawa gitu putih dari mana? Kalau sumin percaya aku," ejek firman.

"mas punyaku gulanya banyakin ya," pinta sumin.

"siap neng cantik,"

"jangan ganjen deh nanti aku aduin lo ke jati kalau kamu godain istri orang, biar kemah di luar,"

"aduin saja..." ucap firman tak peduli.

Setelah asik mengobrol sembari menikmati es dawet di tengah teriknya matahari, sumin dan siti memutuskan untuk segera pulang, "pesen taksi yok, kita coba coba," ajak siti sok ngide.

"mahal loh, 60rb an kalau jaraknya jauh,"

"hii telek, kupikir cuma 30rb an," maki siti.

"becak aja gimana? Sendiri sendiri kan barang kita banyak,"

"gas lah ayo,"

......................

Malam hari saat sumin sedang asik belajar merajut tiba tiba terdengar suara ketukan di pintu luar, karena merasa takut sumin hanya diam saja sambil membaca doa doa yang ia bisa. Ia percaya jika tasbih yang sekarang menggantung di lehernya akan membuatnya aman.

"sumin tolong min...."

"sumin...."

"sumin tolong aku min...."

Sumin yang mendengarnya langsung berdiri dan membuka pintu, "mas rudi? Kenapa?"

"min bantu aku ayo, emak sekarat.... Tolong banget tidak ada yang mau membantuku min..." rudi tampak memelas, ia sudah kesana kemari untuk meminta tolong namun tak ada yang mau. Bu laeli pun enggan membantu karena ia takut berurusan dengan mak sarti.

"ya ya ayo... aku ajak siti juga sebentar,"

"ya mbak terimakasih,"

"siti woyy ayo keluar...." teriak sumin sambil berjalan masuk ke pekarangan rumah sahabatnya.

"ono opo rek?"

"mak sarti sekarat ayo kita bantu, kasihan mas rudi,"

"tapi diskon sayur sepanjang masa ya rud,"

"iya mbak ayo,"

"oke," Siti mengacungkan jempolnya dan menutup pintu rumahnya. Mereka bertiga lari tergopoh-gopoh menuju rumah rudi yang hanya berjarak tiga rumah dari rumah sumin.

"innalilahi....." ucap sumin saat melihat mak sarti tengah melotot menatap ke atas dengan bibir mengeluarkan busa.

"gimana ini rek.... Aku gak tau cara mengatasinya, aku tidak tau ilmu dukun," keluh rudi.

"ambilin air campur garem rud," pinta siti.

"ya," Rudi langsung lari ke dapur untuk mengambil apa yang di pinta siti.

"mau kamu buat apa?" tanya sumin.

"di baca bacain aja ayo, katanya kan air garem bisa buat ruqyah,"

"ohhhh ayo ayo,"

"ini mbak," rudi menyodorkan sebaskom air garam dengan air hangat.

"ayo min kita baca baca,"

"ayo,"

Kedua wanita itu dengan percaya diri membaca semua doa doa yang mereka bisa dan tau, kemudian sumin mulai membasuh air garam itu dari kepala sampai kaki mak sarti.

"eh bisa bisa, udah merem... Cepet kamu baca bacain lagi sambil di kasih air ini,"

Rudi hanya bisa melihat dan membacakan doa yang ia bisa, "ya alllah.... Ambil saja nyawanya sekarang, daripada emak terus menderita begitu.... Ya allah aku ikhlas sekali, kasihan emak..." lirih rudi.

"mas rudi, udah ini tapi kenapa gak merespon apa apa mak sarti?" tanya sumin.

"ih jangan jangan mati lagi min, aduh gawatt...." ucap siti panik.

Rudi lekas mengecek leher dan nadi mak sarti, " Alhamdulillah sudah mati,"

"Lambemu rud, kondisikan! Emakmu ini," maki siti.

"ya abisnya aku malah kasihan kalau emak masih hidup dengan keadaan tersiksa, lebih baik mati saja,"

"terus ini bagaimana mas? Mau di mandiin sekarang? Tapi aku tidak tau tata caranya, dan hanya kita bertiga disini,"

"memang kalau mandiinnya sembarangan kenapa?" tanya siti penasaran.

"ya takut aja, gimana kalau yang punya badan gak terima?"

"terus mau gimana? Yang gali kuburan juga siapa?"

"aku mau suruh orang dulu, kan ini di bayar pasti mau lah... Kalian berdua tolong bujuk bu laeli dan yang lainnya ya," pinta rudi.

"ya mas,"

"siti, kamu disini dulu aku tak keliling cari warga ya," pamit sumin sambil memegang bahu kawannya.

"ihh takut aku sendirian jagain ni mayat, aku di luar aja ya, aku siapin air aja deh,"

"yaudah gak papa, aku pergi dulu ya...."

"hati hati ketemu peliharaan orang," peringat siti.

Dengan perasaan ragu dan campur aduk, sumin akhirnya mengangguk dan berjalan menembus gelapnya malam yang hanya terkena sedikit sinar dari rumah beberapa warga.

1
Riadatul Jannah
lnjut tbor update terusss
Riadatul Jannah
ceritanya bagus bngt thor. cepet dong updatenya thor please
Anonymous
ayo Riis sing wani ngono lhooo
Martin Karnarukma
Luar biasa
Riadatul Jannah
ceritanya bagus. semoga authotnya bisa up smpe END
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!