NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14th : Unreasonable Plan

Malam sudah mulai larut, namun Alya tidak berniat untuk tidur sama sekali. Gadis itu hanya tertegun di meja kerjanya dengan pikiran yang melayang entah kemana. Kejadian tadi siang, benar - benar membuatnya tak bisa berdiam diri saja. Ia harus berbuat sesuatu, karena jika dirinya tidak melakukan apapun maka keluarganya akan terancam seperti beberapa jam yang lalu.

Alya bangkit dari kursi lalu tungkainya melangkah menuju balkon kamarnya. Alya menengadahkan kepalanya menatap langit yang begitu gelap tanpa adanya cahaya bintang - bintang seperti biasanya. Sepertinya malam ini akan turun hujan. Alya memejamkan keduanya matanya, lalu menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan melalui mulut. Alya mengulangnya hingga beberapa kali.

Dering ponselnya menggema dan membuyarkan aktivitasnya, sontak Alya berbalik masuk ke dalam kamarnya. Dengan cepat Alya meraih ponselnya diatas nakas.

Private number is calling...

"Hallo"

"..."

"Cih.." Alya mendecih kasar.

"..."

"Dimana aku bisa menemukannya?! Bitch!" seru Alya dengan suara penuh penekanan.

"..."

"Cukup katakan. Apa yang kau inginkan, dan aku akan menyelesaikan bagian ku"

"..."

Tut... Tut... Tut...

Alya meremas ponselnya cukup kuat hingga buku - buku jarinya memutih. Tak ingin membuang waktu, Alya pun bergegas berganti pakaian serba hitam miliknya yang biasa ia kenakan. Setelah siap, Alya pun menyambar kunci mobil dan ponselnya. Alya membuka pintu kamarnya perlahan, lalu mengeluarkan kepalanya dicelah antara pintu dan tembok untuk melihat keadaan diluar kamarnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam, Alya menghembuskan napasnya lega saat keadaan diluar kamarnya aman terkendali. Kedua orang tuanya pasti sudah terlelap. Alya pun melangkahkan tungkainya keluar dari kamar, perlahan tapi pasti. Alya berhasil keluar dari rumahnya dan saat ini berada di pekarangan rumahnya. Alya cukup bersyukur karena jarak rumahnya dan garasi mobilnya cukup jauh sehingga suara mobilnya mungkin hampir tidak terdengar oleh orang - orang di dalam rumah. Alya menyalakan mobil dan menginjak pedal gas. Saat di depan pos penjaga, Alya memberhentikan mobilnya lalu meminta salah satu dari mereka untuk membukakan gerbang.

"Bukakan gerbang untukku!!!" titah Alya dari dalam mobil.

"Nona ini sudah malam. Nona ingin kemana? Malam - malam begini" tukas salah satu penjaga pun berusaha menahan Alya untuk tidak pergi.

"Ada urusan mendadak. Aku akan segera kembali. Tapi, tenang saja aku akan kembali sebelum matahari terbit. Tolong bukakan gerbangnya!" tandas Alya dengan ekspresi tak terbaca. Penjaga itu pun mengangguk dan membukakan gerbang untuk Alya. Sesaat setelah gerbang terbuka, Alya kembali mengatakan sesuatu pada penjaga itu.

"Oh yah! Kalian harus berjaga - jaga! Jangan sampai kejadian tadi siang terulang lagi! Aku akan segera kembali" serunya lalu menginjak pedal gas cukup dalam dan dalam beberapa detik mobilnya sudah hilang dari pandangan penjaga itu.

Di tempat lain, ada seorang gadis tertawa bahagia di ruangan kerjanya. Dengan sesekali mengumpat kata - kata yang kasar.

"Bagaimana aku pintar, bukan?!" seru gadis itu pada beberapa anak buahnya yang berdiri tak jauh dari tempatnya. "Gadis arrogant itu sudah masuk dalam jebakan ku!!! Dan cepat atau lambat aku bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri. Bukankah itu menarik" ucapnya dengan senyuman licik terukir di wajahnya.

"Hahahaha... Alya Armstrong!!! I'll kill you!!! Bitch!"

🔫🔫🔫

Sesampainya di sebuah mansion yang cukup besar, Alya pun memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobilnya. Alya menatap dengan tatapan menelisik pada bangunan yang ada di hadapannya saat ini.

"Kenapa tempat ini seperti tidak asing bagiku? Tapi, apa aku pernah ke tempat ini sebelumnya?" gumam Alya pada dirinya sendiri kemudian menggelengkan kepalanya kuat berusaha menepis semua pikiran aneh yang tiba - tiba muncul di benaknya.

"Ahh, tidak, tidak... Itu tidak mungkin" tukasnya.

Alya tertegun sejenak sembari menatap jauh ke setiap sudut bangunan itu. Kemudian, gadis itu melangkahkan kakinya menuju pintu utama mansion tersebut dan berdiri tepat di depan intercom yang berada di sisi kiri pintu utama. Baru saja Alya ingin menekan sebuah tombol pada intercom tersebut, pintu utama pun terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya tengah tersenyum padanya.

"Gute Nacht, Nona" sapa wanita paruh baya itu ramah.

"Maaf, mengganggu. Apa saya bisa bertemu dengan Tuan Gary?!" tanya Alya sesopan mungkin. Wanita paruh baya itu pun mempersilahkan Alya masuk,

"Tuan, sudah menunggu nona di dalam!" jawab wanita paruh baya itu lalu memimpin jalan untuk memberitahu tempat dimana tuannya berada. Tanpa mengatakan apapun lagi, Alya pun mengekor dari belakang sembari berpikir tentang rencana yang akan ia jalankan.

Wanita paruh baya itu menghentikan langkahnya tepat di depan pintu sebuah ruangan. Kemudian, wanita paruh baya itu mengetuk pintu tersebut dan membukanya. Setelahnya, ia mempersilahkan Alya untuk masuk. Alya pun tersenyum dengan tubuh yang sedikit membungkuk.

"Danke!" ucap Alya lalu melangkah masuk ke dalam ruangan itu.

"Permisi, apa anda yang bernama tuan Gary?" ceplos Alya sesaat dirinya sudah berada di dalam ruangan tempat pria bernama Gary itu berada. Terlihat pria itu tengah duduk di sebuah kursi yang membelakanginya. Alya mendesis saat tak ada jawaban dari pria itu.

"Permisi! Apa anda Tuan Gary?" seru Alya lagi dan masih diabaikan orang itu.

"Oh God! Kau ini dengar atau tidak? Aku sedang bertanya padamu! Apa benar kau yang bernama tuan Gary?" ketus Alya sedikit kesal. Hancur sudah kesabaran Alya yang sejak awal berusaha untuk bersikap sopan.

Tiba - tiba saja pria itu membalikkan kursi yang ia duduki dan berhadapan dengan Alya. Hingga gadis itu sedikit tersentak melihat pergerakannya.

"Ada perlu apa?" tukas pria bernama Gary itu yang terdengar dingin.

"Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu.." jawab Alya sembari menegakkan tubuhnya.

"Katakan! Apa yang ingin kau ketahui?!" pinta pria itu dengan tatapan tajam tak terlepas dari kedua manik Alya. Melihat itu, Alya hanya berdeham untuk menetralkan rasa gugupnya.

"Apa kau pernah mendengar sebuah kelompok bernama Dark Knight?!" tanya Alya sedikit ragu. Tetapi, pria di hadapannya sama sekali tidak terusik dengan pertanyaannya dan terlihat tenang.

"Iya, aku tahu mereka" jawab Gary singkat.

"Apa kau pernah menjalin kerja sama dengan mereka? Jika pernah, apa saat ini kalian masih memiliki hubungan kerja itu? Dan apa----" Ucapannya terhenti saat pria bernama Gary itu, tiba - tiba bangkit dari kursinya dan mencengkram rahangnya cukup kuat.

"Ada hubungan apa kau dengan mereka?" tandasnya dengan napas yang mulai memburu. Alya dapat merasakan napas pria itu menerpa wajahnya.

"Ak...aku ti..dak ada..hubu..ngan..nya dengan...mereka" ucap Alya terbatah - batah. Alya meringis pelan saat rasa perih mulai menjalar di wajahnya. Bahkan, kini matanya mulai berair. Melihat itu, Gary pun melepaskan cengkeramannya dari rahang Alya. Alya memegang rahangnya yang terasa sakit dan memerah.

"Jika kau datang, hanya untuk bertanya tentang mereka sebaiknya kau pergi!!!" titah Gary dengan suara yang meninggi. "Aku bukan membayarmu untuk memancing amarahku!" lanjutnya lalu berbalik membelakangi Alya.

Alya bergeming dan tak membuka mulutnya sedikit pun.

"Aku memanggilmu kesini untuk membalaskan dendam ku pada mereka, terutama ketua Dark Knight yang brengsek itu!" ujar Gary dengan penuh ambisi. Sedangkan Alya hanya menatap pria itu dengan tatapan yang sangat tajam seakan siap menerkam pria itu kapan saja. Alya mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya tanpa sadar.

"Apa rencanamu?!" tukas Alya dengan suara yang terdengar berat.

"Aku akan membunuh pemimpin mereka dengan tanganku sendiri. Itulah yang aku rencanakan" jawab pria itu gamblang. Tanpa sadar, wajah gadis di belakangnya sudah memerah akibat menahan emosi.

"Apa yang bisa aku lakukan untuk itu?!" tandas Alya penuh penekanan.

"Aku ingin kau menjebak salah satu putrinya! Aku akan membayarmu dengan sangat tinggi jika berhasil melakukannya. Jika tidak, aku akan menyuruh orang lain yang lebih kompeten!" jelas pria itu berhasil membuat Alya muak dan menggertakkan giginya.

"Baiklah. Aku akan berusaha semampuku" jawabnya lalu berbalik meninggalkan ruangan itu sambil membanting pintu dengan cukup keras.

"Kenapa gadis itu terlihat sangat marah?! Apa ada sesuatu yang mengganggunya? Ahh.. Betul.. Pasti karena aku sudah menyakitinya tadi.." gumam Gary pada dirinya sendiri.

"Sss... Kenapa aku jadi kepikiran wajah marah gadis itu? Entahlah! Aku kan hanya tidak sengaja.. Lain kali mungkin bisa aku meminta maaf padanya..." gumamnya lagi sembari menggedikkan bahunya tak peduli.

🔫🔫🔫

Alya menginjak pedal gas cukup dalam, dengan kecepatan yang cukup tinggi Alya membelah jalanan kota yang sepi karena waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Gadis itu tak henti - hentinya menggeram kesal. Tujuannya saat ini adalah gedung tua itu.

Sesampainya, di gedung tua yang Alya maksud. Alya bergegas masuk ke dalam gedung tua itu, tanpa menunggu lagi. Saat berada di depan pintu, ada lima orang pria berpakaian hitam sudah menghadang jalan masuknya. Alya yang sudah terbakar emosinya pun melakukan perlawanan. Alya bahkan memberikan bogeman sekaligus tendangan pada kelima orang itu secara bergantian tanpa terluka sedikit pun. Gadis itu terlihat sangat lihai saat berkelahi. Bahkan, dalam waktu yang cukup singkat Alya berhasil melumpuhkan kelima orang itu tanpa terluka.

Setelah memastikan kelima orang itu tergeletak tak berdaya di lantai, Alya melangkahkan tungkainya masuk lebih dalam ke gedung tua itu. Sembari mengingat - ingat Alya melangkahkan tungkainya hingga ia berada tepat di depan sebuah ruangan yang ia yakini pernah ia datangi sebelumnya. Tetapi, saat itu ia tidak dapat melihat gedung ini dengan jelas karena pencahayaan yang sangat gelap bahkan hampir dikatakan tidak ada cahaya sama sekali saat itu. Berbeda dengan saat ini, yang terlihat lebih jelas.

Tanpa membuang waktu lagi, Alya melompat lalu mengarahkan kaki ke pintu dengan tendangan yang sangat kuat hingga pintu kayu yang sudah mulai rapuh itu pun terbuka dan rusak. Melihat kejadian itu, tak pelak membuat seorang gadis yang tengah duduk santai di kursinya bangkit berdiri dengan wajah yang tak ramah. Alya tersenyum sinis pada gadis itu.

"Ck... Jadi, kau gadis tengil yang berani mengancamku?!!" sindir Alya dengan tatapan tajam mengarah tepat pada kedua mata gadis di hadapannya yang terpaku di tempatnya.

"Apa maksudmu mengancamku? Dan menyuruhku menjalankan rencana busuk itu? Jika kau memang ingin membalaskan dendam mu. Gunakan sendiri otak dan tanganmu!!!" tegas Alya dengan wajah yang memerah.

"Berarti kau egois! Karena lebih memilih keluargamu dalam bahaya dibandingkan dirimu sendiri!" protes gadis itu dengan tatapan menantang.

"Lalu apa bedanya jika aku melakukan rencana busukmu itu?! Asal kau tahu, aku tidak akan menjalankan perintah itu sedikit pun" tandas Alya dengan jarak yang sangat dekat.

"Beraninya kau melawanku!! Perempuan sialan!!" ucapnya dengan salah satu tangannya terangkat hendak menampar wajah Alya. Namun, dengan cepat Alya menepisnya kasar dan membuat tangan menghantam pinggiran meja. Dan membuat wanita di hadapannya mengaduh kesakitan.

"Mulai saat ini, aku tidak akan takut dengan ancamanmu! Dan asal kau tahu aku pasti bisa melindungi keluargaku. Karena aku tidak akan pernah membiarkan gadis tengil seperti dirimu mengganggu kehidupan kami!!!" ketus Alya lalu beranjak dari tempatnya sembari menabrak bahu gadis itu dengan sengaja hingga gadis itu terjatuh dan terduduk di lantai.

Aku berjanji! Aku akan melindungi kalian mulai saat ini, bahkan jika aku harus mati. Aku akan tetap menepatinya..

💢💢💢

1
Protocetus
up
Feby Gudu
❤❤❤
Rossy Annabelle
seruuu banget sih🔥next 🤯
Rossy Annabelle
next thor
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
ℕaᷡiᷧa᷿᷍℘
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!