Mayleen merupakan artis muda multi talenta yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas terpaksa harus merenggang nyawa dalam syuting film yang sedang dijalaninya akibat ulah licik rivalnya yang memberi racun dalam air minumnya.
Begitu terbangun dia sudah berada dalam tubuh seorang putri bungsu perdana menteri yang diasingkan serta memiliki sepasang anak kembar berusia lima tahun.
Pertikaian, saling hasut dan skema licik terus bergulir dalam perjalanan hidup Mayleen bersama kedua anak kembarnya.
Dan kehadiran sosok lelaki yang mengaku sebagai ayah si kebar semakin membuat perjalanan hidup Mayleen dan anak - anaknya sulit.
Kemana mereka pergi,bahaya selalu mengintai dan nyawa menjadi taruhannya.
Mampukah Mayleen bersama sepasang anak kembarnya melewati semua halang rintang yang menghadang didepan demi bisa bersatu kembali dengan ayah mereka dan membentuk rumah tangga kecil bahagia seperti impian kedua anaknya selama ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGI KEPUSAT KOTA
Bisnis yang akan Ru Mayleen rintis mulai sekarang bersama dua anak kembarnya dia rencanakan dengan sangat cermat.
Semua hal dia catat dengan rapi mengenai bahan baku, proses pembuatan, metode penyimpanan serta bagaimana cara memasarkannya telah Ru Mayleen rinci dengan detail beserta dengan semua komponen pendukungnya.
Untuk bahan baku, warga setempat siap menjadi pengepul dan kesepakatran harga juga sudah didapatkan.
Ru Mayleen tinggal menunggu semua alat yang dia butuhkan dalam proses produksi dan pengemasan tersedia maka usaha yang baru dirintisnya ini akan mulai dijalankan.
Dari semua alat yang di butuhkan, kemasan adalah hal yang tersulit karena dijaman kuno ini tak ada plastik kemasan seperti yang ada dijaman modern dimana kita tinggal tempeli sticker langsung jadi.
Disini bahan makanan biasa disimpan dalam wadah yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau dalam wadah keramik dan itu membutuhkan biaya produksi yang besar sehingga akan sangat sulit untuk dipasarkan dengan harga terjangkau
Ru Mayleen tampak memeras otaknya karena kemasan menjadi hal utama untuk membuat produk keripik sayurnya tetap renyah saat dihidangkan.
Setelah dipikirkan cukup lama pada akhirnya Ru Mayleenpun akan membuat toples kaca yang tak terlalu tebal agar tidak berat dibawah dan juga lebih murah biayanya.
Ru Mayleen pun segera menyuruh salah satu pengawalnya untuk mencari pengerajin kaca yang bisa dia temui agar dia bisa mendiskusikan harga yang pas sementara dirinya pergi kekota bersama si kembar dan nenek Su serta Yu Nian untuk mencari banggunan yang akan dia jadikan toko untuk menjual camilannya.
Sikembar tentu saja senang karena ini adalah pertama kalinya mereka keluar bersama sang ibu yang selama ini hanya mengurung diri didalam kamar.
Raja Shao Mingyu yang mendengar jika Ru Mayleen dan kedua anaknya pergi kepusat kota yang berjarak setengah hari perjalanan segera menyelesaikan semua pekerjaannya hari ini karena dia berniat untuk menyusul ketiganya.
Untuk menguji kemampuan yang dimilikinya, Ru Mayleen berusaha membuka gerbang teleportasi agar bisa sampai dipusat kota dengan cepat.
Wushhhh....
Kereta kuda yang mereka naiki segera melesat cepat begitu kaki kuda memasuki gerbang teleportasi yang langsung membawa mereka melesat pergi dengan cepat tanpa membuang banyak waktu diperjalanan seperti jika mereka menggunakan jalur normal.
Bagi mereka yang tak biasa menggunakan teleportasi seperti Ru Mayleen akan merasa pusing dan mual seperti pada saat kita sedang mabuk dalam kendaraan.
Ru Mayleen tak menyangka jika melakukan teleportasi ternyata sebegitu dasyatnya hingga perutnya terasa sedikit mual.
Untungnya tadi pagi dia tak sarapan terlalu banyak dan bisa mengendalikannya agar tak sampai muntah.
Tapi ini lain halnya dengan Yu Nian yang langsung muntah – muntah setelah mereka tiba dipinggiran pusat kota yang sepi agar tak menimbulkan kecurigaan orang lain.
“ Kurasa aku harus membiasakan diri untuk berteleportasi mulai sekarang agar tak lagi mabuk selama perjalanan seperti ini ”, batin Ru Mayleen penuh tekad.
Menunggu kondisi Yu Nian membaik, sikembar segera masuk kedalam sungai kecil yang berada disamping kereta yang mereka naiki tadi sambil bercanda riang.
Sebuah pemandangan yang tak pernah Ru Mayleen dapatkan dalam kehidupannya dulu karena dijaman modern anak seusia Fei Yun dan Fei Ning sudah siuk mengikuti les aneka macam bakat dan kemampuan.
Jika tidak sedang belajar atau pergi ketempat les biasanya mereka akan menghabiskan waktu dengan menonton televise, bermain game ataupun bermain ponsel dimana semua kegiatan tersebut dilakukan didalam rumah sehingga sangat jarang dijumpai anak kecil berkeliaran diluar rumah selain di mall.
“ Anak kecil memang seharusnya seperti ini, hidup bebas dan ceria tanpa tekanan apapun ”, gumannya lirih.
Meski nenek Su tak terlalu tahu pasti apa yang sedang majikannya itu pikirkan hingga berguman seperti itu tapi dia membenarkan ucapan Ru Mayleen jika anak kecil seperti sikembar memang harus hidup dengan bahagia dan ceria seperti ini.
“ Bagaimana ? ”, tanya seorang lelaki dengan luka diwajahnya dengan wajah serius.
“ Aman bos....”
“ Hanya seorang wanita muda bersama dua orang bocah kecil dan dua pelayan wanitanya serta satu kusir yang sudah tua ”
“ Jika dilihat dari kereta yang digunakan tampaknya mereka saudagar kaya ”, ucap anak buahnya melaporkan.
“ Bagus ”
“ Langsung keposisi masing – masing ”, perintahnya tegas.
Tujuh perampok tersebut segera melesat pergi untuk menjarah barang dari target yang telah diincarnya.
Ru Mayleen yang pada awalnya masih bermain air bersama kedua anaknya dan tertawa bersama seketika menghentikan aktivitasnya ketika menyadari ada sekelompok orang asing datang mendekat dengan niat jahat.
Begitu juga dengan nenek Su dan Yu Nian yang langsung menegakkan tubuhnya dengan sikap waspada.
Sethhh
Sethhh
Sethhh
“ Arghhh !!! ”, teriak beberapa lelaki berpakaian hitam kesakitan sebelum tubuh mereka terkapar kejang – kejang ditanah dengan mulut berbusa sebelum mati dengan wajah membiru keracunan.
Para anggota perampok lainnya yang melihat rekannya terbunuh didepan mata langsung mengangkat pedang mereka dan menyerang Ru Mayleen beserta rombongannya dengan membabi buta.
Ru Mayleen menyunggingkan senyum lebar ketika melihat semua orang tampak berupaya untuk menyelesaikan semuanya dengan cepat dan tak ingin membuang waktu dengan percuma segera mengeluarkan pedang peraknya agar permainan cepat usai.
Sathhh
Sethhh
Crashhh
Kepala para perampok langsung mengelinding begitu pedang perak milik Ru Mayleen keluar dari tempatnya.
Yu Nian yang pada awalnya masih merasa pusing langsung sehat kembali setelah memulai pertarungan pagi ini.
Setelah menyaksikkan semua perampok sudah tergeletak tak bernyawa maka Ru Mayleen pun berjalan cepat menuju kereta kudanya.
“ Baiklah, mari kita pergi dari sini sebelum kesiangan ”, ucap Ru Mayleen memerintah.
Semua orang pun segera masuk kedalam kereta dan kusir segera membawa mereka semua berjalan cepat menuju pusat kota.
“ Istriku memang luar biasa ”, guman raja Shao Mingyu bangga.
Karena tidak sabar untuk bisa segera melihat Ru Mayleen dan kedua anaknya, raja Shao Mingyu pun bergegas pergi meninggalkan kasim Jimin sendirian diruang kerjanya kebinggungan mencari junjungannya itu yang lagi – lagi pergi tanpa pamit dan meninggalkan setumpuk pekerjaan diruangannya.
“ Yang Mulia....apa yang harus saya lakukan sekarang ”, ucapnya menangis sedih.
Kasim Jimin pun berusaha untuk memeras otaknya memikirkan alasan apa lagi yang akan dia berikan ketika perdana menteri Bai datang dan menanyakan surat permohonan yang dibuatnya satu bulan yang lalu.
Karena tak mungkin marah kepada raja Shao Mingyu maka dirinyalah yang pastinya akan kena imbas dari kemarahan perdana menteri Bai nanti.
Sementara orang yang membuat kasim Jimin sedih saat ini sedang bersenang – senang dibelakang Ru Mayleen dan kedua anak kembarnya.
Meski ketiganya menyadari keberadaan raja Shao Mingyu tapi mereka berusaha untuk mengabaikannya dan fokus pada tujuan mereka
hadeh 🤦