menceritakan tentang seorang Gus/ anak kyai yang bernama Zhafran, yang memberikan janji pada seorang wanita bernama Zahwa,bahwa akan menikahinya saat dia menyelesaikan studi di luar negeri.
namun sayang 3 tahun wanita itu menunggu setelah laki laki itu kembali, dia malah di menikah dengan yang lain, bahkan menikah dengan sahabat nya sendiri.
penantian nya selama ini sia sia,janji yang terucap dari bibir laki laki itu pun hanyalah bualan semata.
apakah wanita itu akan terus memperjuangkan cintanya agar penantian nya selama ini tak sia sia? atau apakah dia akan rela melepaskan laki laki yang di cintai nya bersanding dengan sahabat nya sendiri?
yuk baca cerita lengkap nya di sini.
"aku yang kau beri janji mengapa dia yang engkau nikahi"
Zahwa nazneen syachrina majnun.
visual cek ig@alwiah_putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16. saran
Seusai melaksanakan ibadah suami istri,pagi harinya Zhafran sudah tak berada di samping Nadia. Entah kemana laki laki itu,Nadia pergi ke kamar mandi dan setelah itu dia melaksanakan sholat.
Setelah melaksanakan sholat dia menghubungi Zhafran karena khawatir,sudah jam 6 namun Zhafran tak terlihat juga. Tadinya Nadia pikir Zhafran ada di masjid namun saat bertanya dengan ayah mertuanya,dia tak melihat Zhafran.
Namun sayang ternyata ponsel Zhafran tak di bawa,Nadia sangat khawatir karena Zhafran tak memberitahu dia akan kemana.
Di tempat lain seorang laki laki tengah termenung duduk di kursi yang ada di taman belakang pesantren.
Jujur setelah melakukan ibadah bersama sang istri,bukan nya Zhafran merasakan bahagia tapi malah merasa bersalah. Bersalah ke siapa? Ya tentu saja Zahwa.
Walaupun yang Zhafran lakukan adalah ibadah bersama sang istri,namun rasa bersalah nya semakin besar terhadap Zahwa. Tadinya dia sudah berjanji tak akan menyentuh Nadia, karena dia pikir akan menceraikan Nadia dalam waktu dekat karena tak ingin terus menyakiti hati Zahwa.
Jika pun ia tak bisa bercerai dengan Nadia dia tak ingin menyentuh Nadia sebelum dia mencintai Nadia.
"Gus ngerasa bersalah banget zan,rasa bersalah gue semakin besar terhadap Zahwa,gue juga ngera bersalah ke Nadia karena udah nyentuh dia tanpa rasa cinta."ucap Zhafran kepada sahabatnya yang sedari tadi mendengar semua keluh kesah Zhafran.
Dia adalah Fauzan,Fauzan Zahir Ar-Rasyiq. Dia adalah sahabat sekaligus salah satu ustadz yang mengajar di pesantren ini.
"Gue gak nyangka Lo bisa kayak gini Zhaf,kalau sebenarnya Lo udah catuh cinta sama Zahwa bahkan udah ngasih janji sama Zahwa terus kenapa Lo malah nikah sama Nadia. Lo tau kan Nadia itu temen nya Zahwa,dan setelah Lo nikah sama Nadia Lo masih bisa mikirin Zahwa. Otak Lo di simpen dimana sih Zhafran."ucap Fauzan tak menyangka jika teman nya itu bisa berbuat seperti itu.
"Lo tau gak dengan Lo yang Nerima perjodohan ini bahkan udah nikah sama Nadia dan terus ngegantung Zahwa. Itu semakin membuat dua hati semakin terluka,Lo seharusnya memutuskan mana yang akan Lo pilih antara Zahwa dan Nadia. Biarkan salah satu dari mereka terluka,dari pada sekarang Lo pasti akan melukai keduanya bahkan orang terdekat Lo juga akan terkulai Zhafran."
"Gue tau gue terlalu pengecut,tapi gimana semuanya udah terlanjur zan. Gue gak mau semakin membuat hati Zahwa sakit,tapi gue juga gak mungkin cerain Nadia sekarang. Keluarga gue dan keluarganya pasti akan kecewa banget."ucap Zhafran.
"Ya itu artinya Lo harus lepasin Zahwa. Ingat Zhafran pernikahan bukanlah sesuatu hak yang dapat di permainkan, pernikahan adalah sebuah janji suci antara dua insan. Sekarang lepaskan Zahwa, karena ada wanita lain yang wajib Lo cintai, hapus rasa cinta Lo sama Zahwa, biarkan hanya Zahwa yang terluka disini jangan sampai Lo melukai Nadia juga. Ini saran gue sebagai sahabat Lo, lepaskan Zahwa, pertahankan Nadia."ucap Fauzan.
"Tapi gue belum mencintai dia zan."
"Cinta bisa datang kapan saja,ingat Alloh maha membolak balikan hati manusia,jika sekarang Lo belum bisa Nerima dan mencintai Nadia, setidaknya perlakuan dia seperti istri Lo sendiri,jangan sampai Lo sakiti dia."
"Tapi gue juga gak mau kehilangan Zahwa zan,gue sayang sama dia gue cinta sama dia. Ada janji yang harus gue buktikan sama Zahwa."
Zhafran terkesan tak mau melepaskan kedua wanita itu,dia menjadi laki laki yang egois mempertahankan dua wanita demi kepuasan nya tanpa tau rasa sakit kedua wanita itu.
"Terserah Lo Zhafran,gue udah kasih saran buat Lo sebagai sahabat. Lo itu terlalu egois mempertahankan dua wanita demi kepuasan Lo. Sekarang semua terserah sama Lo gue gak peduli lagi."Fauzan menjadi kesal sendiri dengan sahabat nya itu.
Tadi dia di suruh memberikan saran dan solusi eh setelah di berikan saran dan solusi kok Zhafran tak terima.
Fauzan pun meninggalkan Zhafran di sana,dari pada dia terus emosi di hadapkan dengan laki laki egois seperti Zhafran lebih baik dia pergi.
Zhafran pun mengacak acak rambut nya sendiri,dia semakin bingung sekarang.
"Aarrrggghhhhh."
***
Seminggu kemudian
Sudah seminggu ini Zahwa tak pulang ke pesantren. Setelah selesai mengurus kepergian sang ibu,Zahwa memutuskan untuk kembali ke pesantren,yang tentunya bukan untuk menetap lagi tapi untuk meninggalkan pesantren itu.
Seminggu itu pula Zahwa tak membuka ponsel nya,dia hanya mengabari kedua teman nya jika ada urusan yang sangat penting sehingga tak bisa pulang ke pesantren.
Setelah sampai ke pesantren dengan di antara oleh tetangganya,Zahwa langsung pergi ke kamar asrama nya. Tampak di sana tak ada teman teman Zahwa, mungkin Adzkiya dan Zara sedang mengajar pikir Zahwa.
Zahwa pun mulai mengemasi barang barangnya,dia memasukkan barang barang nya kedalam koper,Zahwa memastikan tak ada satupun yang tertinggal di kamar itu.
Tampak Zahwa memandangi seluruh penjuru kamar itu,yang banyak menyimpan kenangan dia bersama dengan teman temannya,kini dia harus meninggalkan semua kenangan itu di sana.
Zahwa sebenarnya sudah mengurus surat pengunduran diri sebagai tenaga pendidik di pesantren itu, sekarang tinggal dia menghadap ke pimpinan ponpes agar menyetujui pengunduran dirinya.
Tak ada yang tau jika Zahwa akan pergi meninggalkan ponpes itu, terkecuali ustadz Fauzan, karena memang Zahwa meminta bantuan kepada ustadz Fauzan untuk mengurus pengunduran dirinya dan meminta ustadz Fauzan agar merahasiakan ini kepada siapapun.
Santri serta masyarakat di ponpes itu pun sebenarnya ada beberapa yang tau jika salah satu ustadzah ada yang ingin mengundurkan diri,tapi mereka tak tau siapa.
Zahwa terlebih dahulu pergi ke asrama santriwati dan kelas santri yang dia ajar untuk berpamitan. Banyak santri yang tak menyangka jika ternyata ustadzah favorit mereka mengundurkan diri.
Mereka sangat teramat merasa sedih,Zahwa memang gampang bersosialisasi,bahkan karena adanya Zahwa itu santri yang awalnya tak betah berada di ponpes itu menjadi betah, hampir semua santriwati dekat dengan Zahwa karena keramahan dan kebaikan Zahwa.
Tentunya kabar pengunduran diri zahwa itu menggemparkan seluruh pesantren, bahkan beserta dengan jajaran pengurus nya.
Setelah berpamitan dengan para warga pesantren, sekarang giliran zahwa berpamitan dengan keluarga ndalem.
Keluarga yang sudah Zahwa anggap sebagai keluarga nya sendiri, tempat pulang keduanya setelah bundanya.
"Assalamualaikum..."ucap Zahwa.
Terbukalah pintu ndalem itu, menampakkan seorang wanita seumuran dengan Zahwa,jika kalian mengira Nadia no salah besar itu adalah Adzkiya.
"Eh Zahwa,udah pulang wa. Ayo sini masuk"ajak Adzkiya,Zahwa pun mengangguk dengan wajah yang masih dia tundukan.
Dia takut sahabat nya itu mengetahui jika dirinya sudah menangis, karena tadi berpamitan dengan para santri.
"Eh wa mata kamu kenapa? Kamu abis nangis?"tanya Adzkiya, walaupun Zahwa menutupi nya tapi tetap kelihatan oleh Adzkiya.
Mata Zahwa memerah dan masih sedikit bengkak karena setiap hari dia terus menangis.
"Ah enggak kok."
"Kamu kenapa wa ada masalah? Atau ada apa ayo cerita."ucap Adzkiya.
"Aku bakal ceritain semuanya di dalam yah sama yang lain juga."ucap Zahwa berusaha tersenyum.
Adzkiya pun mengangguk,dan mereka berdua pun masuk ke dalam. Saat Zahwa masuk ke dalam tak sengaja netranya melihat dua insan yang sedang bermesraan di ruang santai.
Terlihat di sana Gus Zhafran tengah tiduran di paha Nadia sembari mengecupi tangan Nadia yang sedang mengusap usap pipinya,dan Nadia yang sedang selonjoran sembari melihat acara televisi.
Deg
kalo sy jadu Zahwa tidak akan kujilat kembali ludah yg sudah kubuang.
awalan Z semua ya thor😂
semangat thor