Menantu Yang Tidak Diinginkan sebuah cerita yang dialami seorang wanita yang tidak diinginkan oleh mertuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Asiseh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
“Eh Nita cepat sana berangkat nanti keburu selesai!” teriak Dara
“Aku titip siomay ya Nit” sambung Fifi
“Tapi kan siomaynya jauh, lagian aku hanya ke depan buat beli cemilan” ucap Nita
“Cuma titip siomay saja Nit” Fifi berubah masam dan Dara melihatnya, Dara pun ikut membela Fifi
“Sudah belikan saja Nita, lagian cuma sebentar saja kok kamu kan bisa naik ojek biar tidak jauh” saran Dara
“Tapi bu-“
“Tidak ada tapi-tapian sana berangkat!”
Nita berangkat untuk membeli semua pesanan Dara dan Fifi.
Jarak dari rumah ke mini market tidak terlalu jauh, kalaupun Nita berjalan kaki juga tidak akan membuatnya terlalu capek tapi ia harus membeli siomay yang membuatnya harus naik ojek agar lebih cepat sampai ke rumah dan Dara tidak mengomelinya.
Beberapa hari terakhir, Dara memang selalu menyuruh Nita melakukan semuanya sendiri. Dara beralasan kakinya sakit, pusing atau badannya pegal-pegal. Jika di depan Surya, tidak terlalu berbuat semena-mena meski kadang masih menyuruhnya tapi tak pernah menyuruh yang berat-berat.
Pernah Dara menyuruh Nita untuk membawa galon yang berada di depan rumah untuk dibawa masuk dan ditaruh di tempatnya. Nita sempat menolak tapi Dara selalu saja membuat Nita tidak bisa menolaknya. Nita tergopoh-gopoh membawanya, bahkan perutnya terasa sangat sakit karna tertimpa galon itu. Dara hanya melihat tanpa mau menolongnya padahal ia tahu kalau Nita sedang hamil.
Dara menyuruh Nita untuk tidak bercerita pada Surya, jika Nita sampai memberi tahu maka Dara akan membuat perhitungan lebih pada Nita, hal itu membuat Nita takut dan tidak menceritakan pada Surya. Nita bukan takut dirinya yang diapa-apakan tapi Nita takut Dara membuat kandungannya bermasalah.
Nita sudah selesai membeli siomay, ia hendak pulang. Nita menghampiri tukang ojek yang menunggunya.
Sesampainya di rumah Nita memberikan sekantong plastik cemilan dan juga siomay milik Dara dan Fifi.
“Nit kamu tolong bersihin kamar mandi ya, sudah kotor malu kalo ada tamu” ucap Dara
“Aku istirahat sebentar ya bu, capek soalnya” jawab Nita
“Segitu saja capek, kamu kan naik ojek bukan jalan kaki jadi tidak akan capek”
“Iya bu”
Nita pergi ke kamar mandi dan mengambil sikat untuk menggosokkan pada lantai kamar mandi yang kotor.
Nita mengusap peluh yang menetes dari wajahnya, Nita berdiri dan mau menyiram kamar mandi namun karna kamar mandinya sedikit licin karna sabun yang belum disiram membuat tubuh Nita tidak seimbang dan terjatuh.
Perut Nita terbentur ke lantar dan kakinya terkilir, Nita mengeluh kesakitan dan memanggil Dara agar bisa menolongnya.
“Ibu!” teriak Nita
Nita khawatir dengan kandungannya, Dara yang dipanggil tak kunjung datang. Nita melihat darah yang mengalir di pangkal pahanya, darah itu mengalir semakin banyak, Nita semakin cemas Nita pun tak kuasa menahan air matanya. Perutnya terasa sakit, Nita memanggil Dara lagi berharap sang ibu mertua mendengarnya.
“Ibu tolong bu” suara Nita melemah dan akhirnya pingsan
“Fi kamu dengar? Kayaknya Nita memanggil deh” ucap Dara
“Masak sih tan, aku tidak mendengarnya” Fifi memang tidak mendengar suara apa pun karna Fifi terlalu fokus pada yang ditontonnya
“Ayo kuta cek dulu di kamar mandi”
Dara pun bangkit dari duduknya dan mengecek apakah Nita baik-baik saja atau tidak.
Setelah sampai di kamar mandi betapa terkejutnya Dara dan Fifi, Nita sudah tidak sadarkan diri dan banyak darah yang mengalir, Dara dan Fifi panik.
“Tante bagaimana ini?” Fifi terlihat panik melihat keadaan Nita
“Aku juga tidak tahu Fi, apa aku hubungi Surya saja ya biar dia yang membawa ke rumah sakit” Dara yang tak kalah panik dengan Fifi karna ia takut kalau Surya tahu dan akan memarahinya
“Jangan tan, kita saja bawa ke rumah sakit kalau menunggu mas Surya nanti dia marah kalau tahu ternyata Nita terjatuh karna tante yang menyuruhnya membersihkan kamar mandi”
“Ya sudah ayo bantu tante Fi, nanti kita pikirkan bagaimana mencari alasan pada Surya
Dara dan Fifi membawa Nita ke rumah sakit.
*
Surya yang baru saja pulang mencari keberadaan sang istri, biasanya Nita selalu menyambutnya tapi kali ini Nita tak menyambut Surya, Dara pun tak ada di rumah. Surya menghubungi nomor Dara tapi tak diangkat.
Surya menghubungi nomor Nita, suara ponsel Nita terdengar dari atas ranjang.
“Kalian ke mana sih?” Surya terlihat kesal dan panik ketika tak ada nomor yang bisa dihubunginya
Kekhawatiran Surya bertambah karna biasanya Dara tak pernah pergi bersama Nita, Surya tahu kalau sang ibu belum menerima Nita, Surya takut sang ibu melakukan hal-hal yang di luar nalar.
Meski sikap Dara tidak berlebihan ketika di depan Surya tapi tetap saja Surya khawatir.
Surya mencoba bertanya pada tetangga, mungkin mereka melihat Nita dan Dara pergi.
“Pak, apa bapak melihat Nita dan ibu keluar?” tanya Surya
“Loh kamu belum tahu Sur, Nit kan dibawa ke rumah sakit tadi dia mengalami pendarahan dan tidak sadarkan diri” ucap tetangga Surya
“Apa?! Kalau begitu terima kasih ya pak” Surya langsung kembali ke rumahnya untuk mengambil motor dan menyusul ke rumah sakit
Selama perjalanan Surya tidak tenang, bahkan karna terlewat panik Surya mengebut. Beruntung jalanan tidak terlalu padat jadi Surya bisa melajukan motornya tanpa hambatan.
Sesampainya di rumah sakit, Surya menanyakan pada suster di mana istrinya di rawat.
“Sus ruangan atas nama Nita Saputri di mana sus?”
“Sebentar ya pak saya cari dulu” suster mencari ruangan Nita
“Bagaimana sus?”
“Pasien atas nama Nita Saputri ada di kamar nomor 19 pak, bapak lurus terus belok kiri di situ kamarnya” jelas suster itu
“Baik sus terima kasih”
“Iya sama-sama pak”
Surya langsung berlari menuju kamar tempat Nita dirawat.
Di sana terlihat Dara yang sedang mondar-mandir menunggu di depan kamar itu.
“Ibu” panggil Surya
“Surya” gumam Dara
“Ibu kenapa tidak telepon aku bu kalau Nita pendarahan terus kenapa aku telepon ibu malah tidak diangkat”
“Mas kamu tenang dulu, kita di sini sama-sama khawatir karna panik kita tidak sempat menghubungi kamu jadi kami langsung membawa Nita ke rumah sakit” Fifi mencoba menenangkan Surya
“Iya benar kata Fifi Sur, ponsel ibu juga tertinggal karna saking paniknya melihat keadaan Nita”
“Memang kenapa bu? Kenapa bisa sampai begini?”
“Tadi Nita terpeleset di kamar mandi, itu karna dia juga tidak hati-hati ketika membersihkan kamar mandi”
“Kenapa ibu biarkan Nita membersihkan kamar mandi, ibu tahu itu licin dan bisa berbahaya dengan kandungan Nita kalau terjatuh” Surya yang sudah tersulut emosi