Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Pastinya indah bukan? Namun bagimana jika jatuh cintanya kepada istri orang? Sakit banget pastinya ya?
Mau pergi terlanjur cinta, tidak pergi tak bisa memiliki.
Itulah yang dirasakan oleh seorang pria bernama Lukas Abraham yang berprofesi sebagai seorang Jaksa Penuntut Umun. Saat dirinya terlanjur menjatuhkan hatinya kepada wanita cantik dan pendiam bernama Nadhya Almira, yang merupakan kliennya sendiri.
Lukas baru menyadari jika cintanya harus bertepuk sebelah tangan sebab Nadhya adalah istri orang.
"Aku akan melupakanmu, Nadh... " Ucap Lukas.
Namun tiba-tiba dia mendengar jeritan suara seorang wanita dari arah luar rumahnya.
"Lukas.... tolongin aku.. " - Nadhya Almira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HATI HATI DI JALAN
Amanda memainkan ponselnya. dengan tangannya. Dia baru saja mengikuti berita tentang Lukas di televisi. Dirinya duduk membisu di ruang tamu rumahnya. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Sampai kemudian pintu rumahnya ada yang mengetuk. Amanda pun membuka pintu rumahnya itu.
David langsung masuk begitu pintu rumah sudah terbuka. Membuat gadis muda itu melihat kepada bapak janin yang saat ini sedang ia kandung, denga tatapan datar.
"Hah.." ucap David seraya duduk dan bersandar di sofa.
Amanda mengambil minum untuk David dan menaruhnya di atas meja. Lalu mematikan TV. Kemudian duduk mengikuti David.
"Jadi gimana?" tanya Amanda.
"Apa?" tanya David yang tidak mengerti maksud dari pertanyaan selingkuhannya itu.
"Kapan kita nikah?" tanya Amanda to the point.
"Kamu ini, aku baru aja sampek. Kamu udah nanyain itu." David tampak. kesal.
" Ya aku harus tanyak dong mas. Aku ini lagi hamil. Anak ini makin lama makin gede." Amanda juga ikut-ikutan kesal.
"Iya iya, sabar dulu. Aku pasti akan nikahin kamu. Tapi sekarang waktunya belum tepat."
"Waktunya yang belum tepat, atau kamunya yang mulai meragu? Jangan bilang kalau kamu mau berubah pikiran ya mas?" tebak Amanda.
"Aku nggak akan berubah Amanda. Hanya sekarang aku sedang pusing."
"Pusing kenapa kamu mas?" tanya Amanda sinis.
"Nadhya, dia mau pulang ke rumah ibunya." kata David.
"Ya bagus dong. Itu artinya dia inisiatif untuk memberi jalan untuk hubungan kita."
"Gila kamu ya? Dia itu istri aku Amanda. Aku nggak mau dia ninggalin aku." ucap David tegas.
"Oh... jadi benar ya mas, kalau kamu memang sebenarnya nggak berniat untuk menceraikan perempuan mandul itu? Ya udah, aku gugurin aja anak ini. Nggak ada artinya juga di pertahankan, kan?" Amanda berdiri dan berlalu masuk ke dalam kamarnya.
"Sayang... sayang..! Ah! " David kesal sendiri-sendiri. Dia megang kepalanya. Pusing.
Sementara di rumah David.
"Ayo, silahkan masuk..." ucap Nadhya.
Frans dan Putri pun masuk ke dalam rumah Nadhya. Pria paruh baya itu pun melihat-lihat ke sekeliling ruangan. Sebelum kemudian dia duduk.
"Sebentar ya, saya bikin minum dulu." ucap Nadhya.
"E, tidak perlu bu. Kami kemari untuk membicarakan masalah Pak Lukas." ucap Frans to the point.
Nadhya terdiam sesaat. Dia pun mengangguk dan tersenyum pelan. Kemudian mengikuti Frans dan Putri duduk di sofa.
"Kami mau meminta tolong kepada ibu." ucap Frans langsung.
"Minta tolong apa ya?" tanya Nadhya. Frans pun melihat kepada Putri.
...----------------...
Lukas berjalan menuju gedung Kejaksaan, yang langsung di sambut oleh para wartawan dengan sederet pertanyaan mereka kepada sang Jaksa Penuntut Umum tersebut.
"Permisi permisi... dikit ya..." ucap security yang membantu Lukas melewati lautan jurnalis tersebut.
"Pak Lukas... Pak, bagaimana pendapat anda tentang rapat pembentukan MKP untuk sidang pelanggaran kode etik anda hari ini?" tanya salah seorang wartawan.
"Saya akan mendukung semua prosedur yang berjalan." ucap Lukas. Dia lalu melempar senyum kepada awak media dan berlalu masuk ke dalam gedung.
Semua orang yang ada di gedung melihat kepada Lukas, namun Lukas tidak memperdulikannya. Dia terus saja berjalan menuju ke ruangannya.
Sampai Lukas tiba di depan pintu ruangannya. Lukas berdiri sejenak. Dia memejamkan matanya dan menarik napas dalam. Kemudian barulah membuka pintu ruangan tersebut.
Semua staf yang ada di dalam ruangan langsung berdiri, tatkala melihat atasan mereka datang. Lukas melempar senyum sepintas kepada mereka, kemudian berlalu ke ruangannya. Lukas langsung menutup pintu ruangannya. Dia lalu duduk di kursi kerjanya.
Lukas membuka sebuah laci meja kerjanya. Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam laci itu. Sebuah amplop berwarna merah muda yang sudah sejak lama dia simpan di sana. Lukas terus memandang amplop itu.
Lukas mengambil telepon kantornya. Dan mulai menekan tombolnya.
"Putri, keruangan saya sebentar." pinta Lukas.
"Maaf pak, ini saya Riska. Putri dan Pak Frans sedang keluar pak." jelas wanita ditelepon.
"Keluar? Kemana?" tanya Lukas.
"Nggak tau pak. Sepertinya menemui saksi." jelas Riska.
"Saksi? Apa sedang ada kasus baru?" tanya Lukas lagi.
"Kalau itu, saya kurang tau pak. Mereka tidak menjelaskan secara rinci tadi." jawab Riska.
"Oh, baiklah. Makasih ya?" Lukas lalu menutup teleponnya.
Para peserta rapat pembentukan MKP sidang pelanggaran kode etik Lukas, sudah memasuki ruang rapat. Mereka mulai bermusyawarah, tentang siapa nanti yang akan menindak lanjuti perkara sang Jaksa Penuntut Umum tersebut.
Dan setelah kurang lebih dua jam, rapat pun selesai. Para peserta rapat mulai keluar dari ruang rapat. Serta surat panggilan sidang untuk Lukas pun telah di keluarkan.
Rencananya besok, surat itu akan di kirimkan secara resmi kepada sang Jaksa. Dan di sana lah nanti nasib karir Lukas akan di pertaruhkan. Apakah dirinya akan tetap menyandang gelar sebagai Jaksa Penuntut Umum di Kejaksaan Agung, atau pun tidak. Atau mungkin akan dimutasi bahkan yang paling buruk adalah di pecat.
...🍁🍁🍁...
Play : TIARA ANDINI - BUKAN UNTUKKU
Pukul 4 sore Lukas sudah kembali ke rumah. Dia langsung memarkirkan mobilnya di car port rumahnya. Dan saat dirinya turun dari mobil, dia melihat Nadhya yang berjalan keluar dari rumah. Membuat sang Jaksa terdiam cukup lama.
Nadhya tampak sedang menyeret sebuah koper. Dia terlihat seperti orang yang hendak pergi lama. Tampaknya kata-kata Nadhya kepada David kemarin, tentang dirinya akan pulang kerumah orang tuanya, buka isapan jempol semata. Nadhya benar-benar akan pergi.
Lukas yang melihat Nadhya berdiri dengan kopernya pun, langsung berjalan mendekati sang istri orang itu. Lukas hanya ingin tahu, kemana wanita yang ia cintai itu akan pergi.
Lukas jelas tidak akan mencegah Nadhya pergi. Sebab ucapan Nadhya dirumah sakit tempo hari, sudah cukup menjelaskan kepada Lukas, jika Nadhya menolak dirinya.
"Kamu mau kemana Nadh?" tanya Lukas.
"Aku mau pulang ke rumah ibu, Luk." jawab Nadhya.
"Tapi kenapa, Nadh?" tanya Lukas lagi.
"Kamu kan pernah bilang, kalau aku harus pulang ke tempat yang membuat aku nyaman dan bahagia. Yang aman untuk ku." ucap Nadhya.
Lukas pun tersenyum mendengar perkataan Nadhya. Lukas sangat tau kemana wanita yang ia cintai itu akan pergi.
"Kamu hati-hati ya?" pesan Lukas. Nadhya tersenyum.
"Terima kasih Lukas."
Tak lama kemudian, taksi online Nadhya pun tiba. Supir pun langsung mengangkat koper Nadhya, dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil.
"Hati-hati ya Nadh. Semoga kita bisa bertemu lagi." ucap Lukas dengan hati yang sangat sakit. Nadhya hanya tersenyum.
"Aku pergi ya, Luk..?" Nadhya membuka pintu taksi dan langsung masuk ke dalam kendaraan roda empat tersebut.
Taksi itu pun kemudian bergerak meninggalkan Lukas yang masih berdiam diri melihat Nadhya pergi. Mata sang Jaksa berkaca-kaca menahan sedih. Ditinggal oleh orang yang ia cintai, membuat hati sang Jaksa kembali patah. Bahkan orang itu pergi, di saat dirinya tengah dalam situasi yang butuh support mental dan semangat.
Ternyata tidak hanya Lukas, Nadhya juga merasakan hal yang sama. Sepanjang jalan di dalam taksi, wanita lemah lembut itu terus menangis.
Bukan, Nadhya bukan menangis karena meninggalkan suaminya, David. Tetap, Nadhya menangis karena telah meninggalkan seseorang yang akhir-akhir ini, sudah mengisi hari-harinya.
Nadhya teringat saat dirinya dan Lukas basah-basahan di dapur, makan es krim berdua, bahkan saat dirinya hampir mati ditangan suaminya sendiri. Hanya Lukas yang ada untuknya.
Namun Nadhya terlalu takut untuk membangun cinta lagi bersama Lukas. Nadhya takut, jika Lukas akan berubah seperti David. Trauma itulah yang menjadi benteng antara dirinya dan sang Jaksa tersebut. Di tambah satu lagi...
Nadhya mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah alat yang mirip dengan termometer.
POSITIF
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
TERIMAKASIH MASIH SETIA DENGAN KISAH CINTA LUAR BIASA SANG JAKSA 😊🙏
Visual tokoh ada di Bab 1 ya... 😊
rindu...siapa...(bojone uwong)
kalau cinta milik orang lain, ya percuma saja...🤣🤣🤣
nyari penyakit emang...😅
salah banget kalau sampai Nadya bilang mencintai Lukas.... karena posisinya dia istri orang...🤭😋
cinta tak harus memiliki Luk...🤭