NovelToon NovelToon
Retaknya Sebuah Kaca

Retaknya Sebuah Kaca

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Arrafa Aris

Pernikahan yang didasari sebuah syarat, keterpaksaan dan tanpa cinta, membuat Azzura Zahra menjadi pelampiasan kekejaman sang suami yang tak berperasaan. Bahkan dengan teganya sering membawa sang kekasih ke rumah mereka hanya untuk menyakiti perasaannya.

Bukan cuma sakit fisik tapi juga psikis hingga Azzura berada di titik yang membuatnya benar-benar lelah dan menyerah lalu memilih menjauh dari kehidupan Close. Di saat Azzura sudah menjauh dan tidak berada di sisi Close, barulah Close menyadari betapa berartinya dan pentingnya Azzura dalam kehidupannya.

Karena merasakan penyesalan yang begitu mendalam, akhirnya Close mencari keberadaan Azzura dan ingin menebus semua kesalahannya pada Azzura.

"Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca lalu pecah? Kaca itu memang masih bisa di satukan lagi. Tapi tetap saja sudah tidak sempurna bahkan masih terlihat goresan retaknya. Seperti itu lah diriku sekarang. Aku sudah memaafkan, tapi tetap saja goresan luka itu tetap membekas." Azzura.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafa Aris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. RSK

Malam harinya pukul 9.30 malam ...

Azzura dan Nanda akhirnya berpamitan pulang, karena besok keduanya akan kembali bekerja seperti biasa.

Setelah berpamitan pada ibu juga suster Naima, Azzura dan Nanda kembali melanjutkan langkah meninggalkan kamar rawat.

"Zu, apa kamu baik-baik saja?"

"Insyaallah, aku baik-baik saja."

"Zu, jujur saja aku lebih respect pada Yoga daripada si pria brengsek itu!" ucap Nanda dengan perasaan dongkol. Ia bahkan tak segan-segan mengatai suami Azzura dengan menyebutnya pria brengsek.

Azzura tak menanggapi, ia tetap melangkah sambil mendengar omelan sang sahabat.

"Lihat saja tadi, Yoga dengan gentle langsung menggenggam tangan ibu. Bahkan sangat menghormatinya. Oh ya, Zu, lucu juga ya, kok bisa-bisanya ibu langsung menganggap Yoga itu suamimu. Sampai menitipmu pula padanya. Kalau boleh jujur nih ya, aku berharap kamu malah menikah beneran sama si Yoga," celetuk Nanda lalu terkekeh.

"Iishhh, apaan sih, kamu?" balas Azzura ikut terkekeh.

Sesaat setelah tiba di area parkir, keduanya langsung mengambil helm masing-masing.

Setelah memastikan Azzura naik ke atas motor, Nanda langsung menarik gas meninggalkan rumah sakit sekaligus mengantar Azzura pulang.

Karena jalanan cukup senggang, tak butuh waktu yang lama akhirnya Azzura dan Nanda tiba di kediaman sang sahabat.

"Nanda, nggak mampir dulu," tawar Azzura lalu meraih termos serta wadah brownies dari Nanda.

"Lain kali saja, Zu. Lagian ini sudah larut," tolak Nanda.

"Baiklah, kamu hati-hati ya. Salam buat tante dan om," pesan Azzura lalu melambaikan tangannya.

Sepeninggal Nanda, Azzura kembali melanjutkan langkah menuju pintu rumah. Ia menghela nafas karena mobil Close sudah terparkir di halaman rumah.

Ia menekan password lalu memberi salam. Namun, salamnya tak berbalas melainkan rumah itu sangat sepi.

Azzura kembali menghela nafas lalu akan melanjutkan langkah ke arah kamarnya. Baru saja ia melewati ruang tamu, suara bentakkan Close menghentikannya.

"Dari mana saja kamu, hah?! Jam segini baru pulang!"

Azzura mengarahkan pandangan ke arah Close yang sedang menuruni anak tangga lalu menghampirinya.

Close langsung menarik rambut Azzura kemudian menyeretnya ke arah sofa lalu mendorongnya dengan keras.

Bugh!!

"Akh! Close!" rintih Azzura sembari memegang keningnya yang terbentur di siku sofa.

Termos serta wadah box brownies yang di pegangnya tadi ikut terjatuh. Sehingga membuat sisa soto yang ada di dalam termos itu tumpah.

Close tersenyum sinis, menatap sisa makanan itu. "Apa kamu kekurangan makanan hingga harus mengemis makanan ini?!"

Azzura tak menghiraukan ucapan Close melainkan memungut termos serta wadah box browniesnya.

Close semakin emosi lalu merebut termos yang sedang dipegang Azzura lalu membantingnya hingga wadah itu pecah.

Merasa belum puas, ia kembali mencengkeram lengan Azzura. Menyeretnya ke arah kolam renang lalu mendorong gadis itu hingga tercebur.

Dinginnya angin malam yang berhembus membuat Azzura menggigil kedinginan . Ia Lalu berenang ke pinggir kolam lalu akan naik ke permukaan.

Namun, dengan cepat Close kembali membenamkan kepala Azzura ke dalam kolam sambil menahan kepala sang istri hingga beberapa menit untuk membuatnya jera.

Azzura yang sudah terlatih dengan teknik menahan nafas di dalam air, hanya menganggap itu hal biasa saja. Hingga akhirnya Close kembali melepas kepala Azzura lalu tersenyum mengejek.

"Rasakan itu, dasar gadis barista nggak tahu diri! Kamu memang pantas di hukum seperti ini!" umpat Close kemudian meninggalkan Azzura yang masih berada di dalam kolam renang.

Azzura hanya membisu kemudian naik ke pinggir kolam. "Bagaimana caranya aku masuk ke dalam jika basah begini," gumam Azzura dengan bibir bergetar menahan dingin.

Sedangkan Close yang kini sudah berada di dalam kamarnya tersenyum puas setelah menyakiti Azzura.

"Sejak awal aku sudah katakan, akan aku buat pernikahan ini seperti berada di dalam neraka. Aku nggak akan berhenti menyakiti dirimu. Sehingga kamu menyerah dengan sendirinya, kemudian menandatangani surat perjanjian perceraian itu lalu pergi dari hidupku," ucap close dengan perasaan geram.

Sedangkan Azzura yang masih berada di pinggir kolam, terpaksa masuk ke dalam rumah dalam keadaan basah lalu segera masuk ke dalam kamarnya.

Setelah membersihkan diri sekaligus mengganti pakaian, Azzura kembali ke ruang tamu lalu membersihkan ruangan itu hingga bersih.

Seusai membersihkan, ia kembali menggeser pintu pembatas kolam renang kemudian beristirahat sejenak di sofa ruang tamu sambil berbaring.

"Astaghfirullah, malang banget nasibmu Azzura," ucapnya pada dirinya sendiri.

Karena merasa lelah, akhirnya gadis berhijab itu malah ketiduran di sofa.

Sedangkan Close yang berada di kamar, sedang sibuk dengan laptopnya. Sesekali ia membalas pesan dari Laura.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Close meraih rokok serta pemantik membakar benda itu. Ia beranjak lalu keluar ke balkon kamar.

Sambil menyesap rokok, pikirannya kembali melayang memikirkan dari mana sebenarnya Azzura. Karena gadis itu pulang selarut ini. Bahkan saat ia pulang sore tadi, motor sang istri tak terparkir garasi.

Yang membuatnya heran adalah, gadis itu pulang dengan membawa termos makanan serta wadah box kue.

"Lalu tadi? Siapa yang mengantarnya pulang?" gumam Close sekaligus merasa penasaran.

Satu jam berlalu ....

Close keluar dari kamar menuruni anak tangga karena ingin ke dapur karena haus.

Namun, langkahnya terhenti saat ekor matanya tertuju ke arah Azzura yang sedang tertidur di sofa.

Ia menghampiri sang istri sembari menatap lekat wajahnya yang terlihat tenang nan teduh.

Mendapati memar di kening Azzura, tangannya terulur ingin menyentuh. Akan tetapi tertahan karena memanggil ibunya.

"Ibu ... bertahanlah, jangan tinggalkan aku."

Close menautkan alis kemudian memilih meninggalkan Azzura lalu lanjut ke dapur.

Ketika membuka kulkas, ia terkejut saat mendapati kulkas itu sudah terisi.

"Apa tadi pagi dia pergi berbelanja? Apa sisa makanan di termos dan wadah box itu masakannya sendiri?" gumam Close bertanya-tanya.

Bukannya senang, pria blasteran itu justru merasa jengkel lalu membanting pintu kulkas. Ia kembali menghampiri Azzura yang masih tertidur di sofa.

Tanpa aba-aba, Close langsung menarik tangan Azzura sehingga membuat gadis itu terjatuh.

"Aduh!" keluh Azzura kemudian merapikan bergonya seraya mendongak. "Close."

Close berjongkok lalu mencengkeram pipi Azzura. "Apa kamu pikir aku nggak bisa membeli semua makanan yang terisi di dalam kulkas itu hah! Apa kamu pikir aku kekurangan uang?!" bentak Close lalu melepas cengkeramannya.

"Maaf, aku tidak bermak ...."

Plak!

Belum sempat Azzura menyelesaikan ucapannya satu tamparan keras langsung mendarat ke wajahnya.

"Apa kamu pikir, aku akan memakan makanan yang kamu masak untukku?! Jangan mimpi kamu! Bahkan aku nggak sudi menyentuh apapun hasil dari olahan tangan mu ini!" ucap Close sinis kemudian menginjak jemari lentik Azzura.

"Ssssttt." Azzura meringis menahan sakit.

Setelah itu, Close kembali ke kamar lalu membanting pintu hingga membuat Azzura tersentak kaget.

Sambil menahan sakit, perlahan gadis itu bangkit berdiri sembari mengusap pipinya yang terasa perih juga panas.

Dengan langkah gontai Azzura meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya lalu mengunci pintu.

Azzura langsung menangis meratapi nasibnya yang menjadi bulan-bulanan suaminya sendiri.

Belum hilang rasa sakit di tubuhnya yang lain, kini ia harus merasakan sakit di jarinya juga punggungnya.

"Azzura, kamu harus kuat, jangan pernah meneteskan air matamu walau hanya setetes di hadapannya," ucap Azzura lirih sekaligus menguatkan dirinya sendiri sembari menyeka air mata.

.

.

.

🌿 🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌿

Jangan lupa masukkan sebagai favorit ya 🙏. Like, vote dan komen. Bantu like dan vote setidaknya readers terkasih telah membantu ikut mempromosikan karya author. Terima kasih ... 🙏☺️😘

1
Tuti irfan
Luar biasa
Thewie
laki2 anjing gayanya menyesal,khilaf..keparat kau close. tutup ajalah kau kayak namamu
Juniati Juniati
😭😭😭😭
Thewie
kok ada bawang merahnya Thor 😭😭😭😭
ay Susie
piye tow kiiiihhhhh
Surati
bagus
Epifania R
biarkan saja dia sekalian masuk RSJ
Epifania R
semoga azzura bahagia
Epifania R
jangan mau zu
Epifania R
rasaakan
Epifania R
lanjut
Epifania R
siapa yang datang
Epifania R
makin penasaran
Epifania R
massa mau saingan sama anak sendiri
Epifania R
mau kemana zurra
Epifania R
😭😭😭😭😭
Epifania R
😭😭😭
Epifania R
maaf tiada guna
Epifania R
😭😭
Epifania R
taunya cuman menebak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!