ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

Di kamar hotel, Kalix dan kedua anaknya tertidur pulas hingga menjelang sore.

Suara panggilan masuk dari nomor ibunya mengusik tidurnya. Ia meraba-raba nakas di samping tempat tidur dan mengambil ponselnya. Dengan wajah setengah mengantuk, Kalix mengangkat panggilan itu

"Halo."

[Apa kalian sudah tiba di Jepang?]

"Sudah, Ma. Maaf belum mengabari Mama. Kami ketiduran setelah mengudara berjam-jam."

[Tidak apa-apa. Bersiap-siaplah makan malam. Mama rasa di Jepang sudah menjelang malam.]

[Selain itu, jangan lupa menggenakan jacket hangat saat keluar hotel.] nasehat Alice.

Kalix kembali meletakkan ponselnya di atas nakas setelah panggilan dari ibunya berakhir.

"Nak, ayo bangun. Apa kalian tidak lapar?"

Orang pertama yang Kalix bangunkan adalah Lukas. Karena hanya Lukas yang sedikit sulit dibangunkan.

"Pa! Lukas masih mengantuk! Tidak bisakah kita makan malam di kamar saja. Lukas masih ingin tidur selama 15 menit."

Kalix melirik sekilas kearah putra pertamanya.

"Bagaimana denganmu? Apa kamu juga ingin makan malam di dalam kamar juga?" tanya Kalix menatap putra pertamanya.

Kendrick mengangguk dengan pelan. "Apa Papa yang memindahkan Kendrick ke atas tempat tidur?"

Seingat Kendrick, Ia berbaring di sofa dan ketiduran disana. Saat bangun tiba-tiba Ia sudah ada di atas kasur.

Kalix mengangguk dengan tatapan hangat.

"Papa mau mandi duluan. Papa harap kalian sudah bangun setelah Papa selesai mandi."

Kendrick mengangguk sebelum kembali memejamkan kedua matanya.

Kalix melangkah menuju kamar mandi dan berendam di dalam bathtub. Saat berendam di dalam bathtub, ingatan tentang istrinya kembali hadir. "Love, bagaimana kabarmu disana. Aku sangat merindukanmu."

Kalix menatap langit malam dari ventilasi kaca kamar mandi hotel. Kebetulan kamar yang ditempati Kalix dan putranya berada di lantai paling atas bangunan itu.

Air mata menetes dari sudut matanya. Rasa bersalah di dalam hatinya masih tersimpan hingga sekarang. Bahkan beberapa tahun ini Kalix mengalami insomnia dan depresi setelah mengetahui identitas Callista yang sebenarnya.

"Seandainya kebenaran itu datang lebih awal, kami tidak akan pernah kehilangan mu."

Ingatan Kalix kembali ke 10 tahun lalu.

Flashback ON

Sehari setelah Callista dimakamkan, Aston akhirnya bisa mendapatkan rahasia yang disembunyikan Callista selama bertahun-tahun dari seorang mafia yang cukup berpengaruh di London.

"Tuan, ternyata Nona Catherine sudah meninggal kurang lebih 4 tahun yang lalu karena kecelakaan. Wanita yang Anda nikahi selama 1 tahun ini adalah saudara kembar Nona Catherine."

Deg

Deg

Deg

"Saudara Nona Catherine bernama Callista Queen Seon Jonas. Nona Callista sudah diasingkan sejak berusia 2 tahun karena mengalami kebutaan."

"Kedua orang tuanya memutuskan mendonorkan kedua mata Nona Catherine kepada Nona Callista 4 tahun lalu untuk menggantikan identitas Nona Catherine."

Dengan wajah ragu, Aston seperti tidak ingin melanjutkan ucapannya. Namun, tatapan tajam Kalix secara tidak langsung memaksanya melanjutkan ucapannya.

"Tuan muda Felix meninggal bukan karena diputuskan oleh Nona Callista 3 tahun yang lalu. Namun, seseorang memberitahu Tuan muda tentang kematian nona Catherine."

"Dan akhirnya..."

"Stop!"

Kalix memutuskan pergi ke makam Callista.

Dibawah guyuran hujan deras, Kalix menangis tersedu-sedu di depan makam Callista.

Flashback Off

"Bahkan kata maaf tidak akan pernah mengembalikan sosok mu ke dalam hidup kami."

Kalix menenggelamkan seluruh tubuhnya kedalam air. Ia ingin menghilangkan semua kenangan buruk yang terjadi di masa lalu.

"Love, bawa aku menemui mu. Aku sangat merindukanmu."

Tok

Tok

Tok

"Pa! Apa Papa masih lama! Lukas pengen PUP!"

TOK

TOK

TOK

Gedoran pintu yang semakin kuat perlahan menyadarkan Kalix.

Dengan napas tersengal-sengal, Kalix keluar dari bathtub dan mengenakan kimono yang disiapkan di kamar mandi.

Ceklek

"Papa berendam hampir 1 jam. Lukas pikir Papa ketiduran." ujar Lukas dengan wajah cengengesan.

Kalix berdehem pelan dan tersenyum tipis menatap putranya.

"Aroma terapi air di dalam bathtub sangat menenangkan hati dan pikiran Papa. Papa merasa nyaman berendam selama berjam-jam di dalam."

"Papa akan menyiapkan air hangat baru jika kamu juga ingin berendam."

"Lukas bisa melakukannya, Pa." tolak Lukas tersenyum tipis menatap wajah gelagapan ayahnya.

"Di luar sedang turun salju, lebih baik Papa segera memakai pakaian hangat." kata Lukas masuk ke dalam kamar mandi.

Sebenarnya selama beberapa tahun ini Kendrick dan Lukas mulai menyadari gelagat aneh ayahnya.

Saat mereka sudah tertidur pulas, tak ayal Kalix diam-diam berdiri di depan foto Callista dan menangis selama berjam-jam menyesali perbuatannya di masa lalu.

Bahkan sang ayah sering tidur meringkuk di atas sofa memeluk foto sang ibu hingga menjelang subuh.

Kendrick memutuskan berendam di bathtub yang sama bersama saudara kembarnya.

#

#

#

Keesokan harinya

Seorang wanita berusia kisaran 30-an tahun berdiri di depan pintu kamar Kalix dan kedua putranya. Wanita itu menekan bel berulang kali dengan wajah sabar.

Dengan wajah setengah mengantuk Kalix turun dari atas tempat tidur dengan tubuh setengah telanjang.

Ceklek

Kedua mata Kalix spontan terbuka lebar menatap wanita yang berdiri di depannya. Kalix memejamkan kedua matanya beberapa saat dan membukanya kembali.

"Mama!"