Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Setelah acara pernikahan sederhana itu selesai, kini Hanum dan juga Steven tinggal sementara di sebuah hotel yang telah di pesan oleh keluarga Dirgantara.
Steven langsung masuk ke dalam kamar hotel tersebut dengan wajah yang terlihat murung, sejak di selenggarakan nya acara pernikahan tersebut Steven sama sekali terlihat murung tanpa ada senyuman di wajahnya. Bahkan keluarga Dirgantara juga sepakat bahwa untuk sementara pernikahan mereka berdua akan di rahasiakan untuk mengindari rumor buruk kepada Steven juga keluarga Dirgantara. Kakek Steven juga mengancam siapapun yang berani membocorkan masalah ini maka dia harus bersiap untuk di coret dari keluarga Dirgantara dan pernikahan ini hanya keluarga Dirgantara lah yang tau tidak ada dari pihak manapun yang tau kecuali Ayu, teman Hanum.
Hanum berjalan masuk ke dalam kamar hotel tersebut, ingatan pada kejadian dimana Steven memperkosanya kembali teringat sehingga membuat Hanum mengigil dengan keringat dingin di tubuhnya. Steven yang melihat keadaan Hanum hanya berdecak kesal.
"Berhenti berpura-pura bahwa kau merasa trauma akan kejadian pada malam itu. Aku tau kau sebenarnya adalah wanita yang licik, kau menggunakan siasat dengan berpura-pura sedih dan tersakiti agar keluarga ku merasa kasihan padamu. Cih! Kau benar-benar wanita yang munafik!" kata Steven menatap benci ke arah Hanum.
"Jangan pernah berfikir bahwa kau akan menjadi bagian dari keluarga Dirgantara. Setelah anak itu lahir aku akan menceraikan kamu, jika pun kau ingin merawat anak ini kau tidak akan pernah bisa memberikan kehidupan yang layak bagi nya jadi aku memutuskan bahwa aku lah yang akan merawat anak itu dan saat itu juga kau akan kembali pada asal mu yaitu menjadi orang miskin jadi jangan pernah berharap bahwa kau selama nya akan menjadi keluarga Dirgantara," sambung Steven lalu Steven pun mengambil sebuah kertas dari dalam laci.
Lalu saat itu juga Steven langsung melemparkan kertas tersebut kepada Hanum.
"Baca!" bentak Steven.
Hanum pun membawa kertas tersebut yang berisi tentang surat cerai antara dirinya dan juga Steven.
"Itu adalah surat cerai, setelah anak itu lahir kita akan bercerai dan hak asuh anak akan jatuh pada ku. Sekarang kau cepat tandatangani surat cerai itu,"
Hanum hanya menatap pasrah kearah surat cerai tersebut, Hanum tau bahwa dirinya tidak akan pernah di terima di keluarga ini dan Hanum juga sangat yakin jika suatu hari nanti anak nya telah lahir dan berada di keluarga Dirgantara maka anaknya akan memiliki masa depan yang cerah tidak seperti dirinya. Tanpa berfikir panjang lagi Hanum pun menandatangani surat cerai tersebut.
"Sudah," kata Hanum lalu menyerahkan surat cerai tersebut kepada Steven.
"Bagus! Aku yang akan menyimpan surat cerai ini." ucap Steven lalu dia pun pergi meninggalkan Hanum seorang diri di kamar tersebut dengan membanting pintu kamar tersebut cukup keras sehingga membuat Hanum terkejut.
Setelah kepergian Steven, Hanum hanya bisa menangis mengingat bagaimana kehidupannya sekarang. Kesalahan satu malam itu benar-benar mengubah hidup Hanum. Hanum kini memang berada di sebuah istana tapi istana itu penuh dengan kegelapan dan juga duri. Hanum tidak bisa pergi dengan bebas meskipun dia telah terkurung di dalam istana gelap ini.
"Maafkan Ibu Nak jika suatu hari nanti Ibu harus meninggalkan kamu. Semua ini Ibu lakukan agar kamu mendapatkan kehidupan yang baik dengan Ayah mu." tangis Hanum sambil memegang perutnya yang masih rata.
Di malam pertama pernikahan nya Hanum harus menerima surat cerai dari suami nya sendiri bahkan dengan terang-terangan Steven mengatakan bahwa dia yang akan merawatnya anak mereka karena Hanum tidak akan bisa memberikan kehidupan yang layak bagi anaknya.
Pagi hari pun telah tiba, saat ini Hanum tengah duduk sambil menatap keluar jendela kamar hotel. Setelah sarapan Hanum tidak tau lagi apa yang akan dia lakukan di kamar ini jadi Hanum hanya duduk sambil melihat pemandangan di luar.
"Ibu, Rika. Aku sangat merindukan kalian," ucap Hanum teringat akan keluarganya di kampung.
Saat Hanum tengah terhayut dalam pikirannya, tiba-tiba pintu kamar nya terbuka dengan cukup keras sehingga untuk kedua kalinya Hanum merasa terkejut dengan suara pintu yang di banting dan saat melihat siapa yang datang Hanum melihat Steven dengan pakaian rapinya.
"Cepat bereskan semua barang-barang mu karena kita akan segera pergi dari kamar hotel ini," kata Steven dengan berbicara keras kepada Hanum.
"Tapi semua barang-barang ku ada di rumah kontrakan,"
"Kalau begitu cepat ikut aku, kenapa kamu masih diam di sini. Kau masih ingin tinggal di sini? Hah! Dasar wanita bodoh!"
"Baiklah, ayo kita pergi." jawab Hanum dengan wajah takut nya saat melihat Steven yang terus saja memarahi dirinya.
Steven sudah meminta ijin kepada keluarga nya bahwa dia dan juga Hanum akan tinggal di villa yang berada di puncak. Awalnya Daddy tidak setuju karena jarak dari puncak ke kota itu sangat jauh dan Daddy khawatir jika terjadi sesuatu kepada Hanum apalagi saat ini Hanum tengah hamil tapi karena Steven yang dengan keras meyakinkan Daddy nya akhirnya mereka pun setuju agar Steven dan juga Hanum tinggal di villa yang berada di puncak
Saat ini Hanum tengah membereskan semua barang-barang nya, Ayu juga berada di sana membantu Hanum.
"Hanum, kamu yakin mau tinggal bersama dengan Steven? Aku lihat saat acara pernikahan kalian, dia tidak terlihat bahagia. Sepertinya dia juga tidak menginginkan pernikahan ini, Hanum," ucap Ayu menceritakan tentang dirinya yang melihat Steven tidak menyukai Hanum.
Hanum tersenyum miris, Hanum masih ingat dimana di malam pertama nya Steven sudah memberikan surat cerai untuk dirinya. Steven bukan hanya tidak menyukai Hanum tapi Steven juga membenci Hanum.
"Lalu aku harus bagaimana, Ayu? Saat ini aku sudah menjadi istrinya dan sudah seharusnya aku mengikuti dimana dia tinggal. Aku tau pernikahan ini terjadi bukan karena keinginan kita berdua tapi bagaimana juga saat ini aku adalah istri sah dari Steven jadi mau tidak mau aku harus menuruti apa yang dia katakan," kata Hanum dengan wajah pasrah nya saat dia juga tidak bisa berbuat apa-apa pada kehidupan nya saat ini.
"Ayu, terima kasih banyak karena selama ini kamu sudah mau membantu aku. Aku tidak tau bagaimana harus membalas semua kebaikan kamu tapi percaya lah bahwa aku tidak akan pernah lupa pada setiap kebaikan yang kamu lakukan pada ku. Ayu, meskipun sekarang jalan kita berbeda tapi aku tetap menganggap kamu sebagai sahabat ku. Terima kasih banyak, Ayu." sambung Hanum memeluk Ayu sambil menangis karena dia akan berpisah dengan Ayu.