NovelToon NovelToon
SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:891.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Punya tetangga tukang gosip sih sudah biasa bagi semua orang. Terus gimana ceritanya kalau punya tetangga duda ganteng mana tajir melintir lagi. Bukan cuma itu, duda yang satu ini punya seorang anak yang lucu dan gak kalah ganteng dari Bapaknya. Siapa sih yang gak merasa beruntung bisa bertetanggaan dengan duda yang satu ini?

Dan orang beruntung itu tak lain adalah Lisa. Anak kepala desa yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Ibu Kota. Pas pulang ke rumah, eh malah ketemu duda ganteng yang teryata tetangga barunya di desa. Tentu saja jiwa kewanitaannya meronta untuk bisa memiliki si tampan.

Penasaran gak sih apa yang bakal Lisa lakuin buat narik perhatian si duda tampan? Kalau penasaran, yuk simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketemu calon mertua

Pulang dari pasar, Lisa langsung mengantarkan Rayden ke rumahnya meski sebenarnya ia sangat malas karena sudah pasti bertemu Erkan. Apa lagi saat ini mobil lelaki itu masih ada di garasi, itu tandanya dia belum berangkat kerja.

Dia kerja apa sih? Kenapa jam segini belum pergi? Apa aku tanya Rayden aja ya dari pada penasara. Iya deh nanti aku tanya. Pikir Lisa.

"Kakak pulang ya?" Pamit Lisa yang saat ini sudah berdiri di depan pintu rumah Erkan.

"Yah... Kakak gak mau nunggu Ray dulu? Hari ini Ray gak mau ikut Papa. Ray mau sama Kakak."

"Loh, emangnya dikasih sama Papa?"

Rayden mengangguk. "Ayok masuk dulu, Kak." Anak itu pun langsung menarik Lisa ke dalam rumah. Dan gadis itu terlihat pasrah.

"Sudah pulang?" Tanya Erkan yang keluar dari arah dapur.

Lisa harus menelan air ludahnya saat melihat penampilan lelaki itu. Bagaimana tidak, saat ini Erkan terlihat begitu seksi dengan keringat yang membajiri tubuhnya. Dan baju kantor itu sudah lenyap dan digantikan degan kaos polos yang sudah basah karena keringat.

Loh, kemana stelan kantor tadi? Pikir Lisa merasa heran.

"Papa gak jadi kerja?" Tanya Rayden mewakili rasa penasaran Lisa.

"Enggak, hari ini Papa mau main bareng calon Mama Ray aja." Jawab lelaki itu yang berhasil membuat jantung Lisa berdegup kencang.

Oh pantes aja gak jadi kerja, udah buat janji rupanya sama calon istri.

Erkan melirik Lisa, ingin tahu reaksi gadis manis itu. Dan benar saja, wajah Lisa merengut seperti orang sedang kesal.

"Berhubung Pak Erkan gak jadi kerja, saya teh pamit pulang ya?" Ujar Lisa tersenyum ramah.

"Kakak gak mau nunggu Ray dulu? Ray cuma mandi sebentar kok." Rayden memberikan tatapan memohon.

"Duh... jadi gak tega. Ya udah deh, sana mandi dulu. Kakak tunggu di sini."

"Yey... tunggu Ray ya Kak?"

"Iya kasep."

Setelah mendengar persetujuan Lisa, anak itu pun langsung berlari kamarnya. Dan sekarang cuma ada Lisa dan Erkan di sana. Tiba-tiba saja Lisa merasa haus berat. Ia lupa belum minum sedikit pun.

"Em... saya boleh minta minum?" Tanya Lisa malu-malu.

"Ambil aja, udah tahu kan tempatnya?"

Lisa mengangguk. "Saya izin ke dapur."

"Silakan. Kalau mau air dingin ada di kulkas."

"Oh... okay." Lisa pun langsung beranjak menuju dapur. Sedangkan Erkan memilih ke kamar untuk membersihkan diri karena habis olah raga.

Setelah puas minum, Lisa pun kembali ke ruang tengah. Menunggu Rayden selesai mandi. Karena bosan, Lisa pun melihat-lihat foto yang ada di sana. Bahkan ada foto pernikahan Erkan dan mendiang istrinya.

"Wah... pantes aja Rayden kasep. Orang Mamahnya juga cantik. Cocok lah sama Pak Erkan. Tapi sayang umurnya gak panjang." Gumam Lisa melihat-lihat yang lainnya.

Lisa tertawa geli saat melihat foto Rayden saat bayi yang lumayan gemuk. Pipi Rayden yang seperti bakpau terlihat sangat menggemaskan. "Dari lahirnya aja udah kasep si Ray mah."

Lisa tidak menyadari, kini sepasang suami istri dengan penampilan elegan masuk ke dalam rumah. Kedua orang tua itu saling memanang, mungkin mereka bertanya-tanya siapa gadis itu?

"Ekhem."

Lisa terkejut dan langsung berbalik saat mendengar suara dehaman seseorang.

Eh!

Lisa tersenyum dan sedikit membungkuk untuk memberikan salam. Ia sudah bisa menebak jika kedua orang itu adalah orang tua Erkan. Soalnya wajah lelaki paruh baya itu sangat mirip dengannya.

"Kamu anak Pak kades ya?" Tanya wanita yang diperkirakan usianya setengah abad itu. Meski kulitnya mulai keriput, tetapi Ibu itu masih terlihat cantik.

"Iya, Buk, Pak. Mohon maaf, Ibu dan Bapak ini orang tuanya Pak Erkan ya?" Lisa bicara sesopan mungkin.

"Iya, kamu ngapain di sini?" Tanya wanita paruh baya itu menilai penampilan Lisa mulai dari ujung kaki sampai kepala.

Lumayan. Batinnya.

"Itu, saya lagi nunggu Rayden."

"Oh, bukan nunggu Erkan?"

"Eh? Bukan kok, Buk." Jawab Lisa dengan cepat. Bahkan ia mendadak kikuk karena sikap ketus Mamanya Erkan. Lisa menebak wanita paruh baya itu tidak menyukai keberadaannya. Lisa jadi ingat calon istri yang Erkan maksud. Karena sangat penasaran, ia pun menengok ke luar dengan ujung matanya. Mungkin saja wanita itu juga ikut.

"Nyari siapa?" Tanya wanita itu ketus. Sontak Lisa pun menatapnya.

"Enggak nyari siapa-siapa kok, Buk." Jawab Lisa kikuk.

"Kenapa gak duduk?" Tanya lelaki paruh baya berparas tampan itu dengan ramah.

"Saya belum mandi, Pak. Takut sofanya jorok. Lagian tadi saya lagi liat-liat foto kecil Rayden." Jujur Lisa.

"Memangnya kamu kotor dari mana?"

"Mah, nanyanya jangan ketus gitu ah. Kasian dia jadi takut." Tegur Papa Erkan.

"Lah... aku kan emang gini apa adanya."

Lisa tersenyum geli melihat perdebatan kecil suami istri itu. "Tadi saya habis lari pagi sama Rayden, terus belum sempat pulang."

"Wah, jadi si manja itu udah mau berbaur ya sama orang lain?" Tanya Papa Erkan begitu antusias. "Biasanya dia itu paling anti keluar rumah."

"Oh ya?"

"Iya, dia itu paling anti dengan orang asing."

Mendengar itu Lisa jadi ingat kejadian di pasar tadi. Di mana Rayden terlihat takut saat bertemu orang asing. Bahkan anak itu terus menempel padanya.

"Owalah, pantas aja tadi pas ikut ke pasar dia kayak ketakutan gitu pas ketemu orang baru."

"Pasar?" Pekik Mama dan Papa Erkan kompak. Keduanya pun saling melempar pandangan.

"Iya, kami baru pulang dari pasar tadi."

"Maksud kamu pasar tradisional?" Tanya Mama Erkan masih tidak percaya Rayden mau pergi ke pasar.

"Iya, Buk."

"Duh... anak itu pasti langsung sakit." Keluh Mamah Rayden.

"Ck, mana ada orang ke pasar langsung sakit. Lebay kamu."

"Ih.. Papa kayak gak tahu aja Rayden itu kan paling rawan kena udara luar. Dulu aja Mama bawa ke mall besoknya langsung sakit."

"Duh... maaf ya, Buk. Saya gak tahu soal itu. Lagian Pak Erkan juga gak bilang, malah ngasih izin Rayden buat ikut ke pasar. Saya jadi merasa berasalah." Lisa memasang ekspresi bersalah.

"Gak papa, Nak. Mama Erkan ini memang sedikit berlebihan. Rayden sakit juga bukan karena di bawa ke mall, tapi dia kebanyakan makan es krim."

"Ck, kan sama aja Papa."

"Beda, kamu selalu berlebihan."

Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena terus menyaksikan perdebatan mereka.

Duh... kemana sih Pak Erkan sama Rayden? Lama banget.

"Omah, Opah!" Seru Rayden yang baru saja keluar dari kamar dan langsung berlari menghampiri Omah dan Opahnya.

"Wah... cucu Omah udah ganteng aja." Sapa Mama Erkan berjongkok dan memberikan ciuman di pipi Rayden.

"Ma, Pa." Dan kali ini Erkan juga ikut muncul. Lelaki itu pun langsung menyalami keduanya. "Kenapa masih berdiri di sini?"

Erkan menoleh ke arah Lisa. Ck, ia lupa gadis itu masih di sana.

"Ma, Pa, kenalin ini Lisa, anak Pak kades."

"Udah tahu." Jawab Mama Erkan ketus.

Oh, ternyata bukan sama aku aja ketusnya. Sama anaknya juga sama. Hihi... aku udah suuzon tadi.

"Omah, hari ini Rayden mau main lagi sama Kakak cantik." Adu Rayden terlihat begitu semangat.

"Oh iya? Emang mau main apa?" Dan hebatnya sifat ketus itu berubah lembut saat berhadapan dengan Rayden.

"Main apa aja, Omah. Yang penting Ray mainnya sama Kakak cantik."

"Ya udah, jangan nakal ya kalau main sama Kakak cantiknya."

"Iya, Omah."

Mama Erkan tersenyum begitu cantik. Kemudian ia pun berdiri lagi. Mata wanita itu mengerling ke arah Erkan dan Lisa.

"Terus kapan kalian mau nikah?"

Eh?

1
Julia Juliawati
adek ipar kynya. mgkn dia suka sm erkan tp erkan g suka sm dia
Julia Juliawati
eh paduda nanya dtg bln? 🤣🤣
Julia Juliawati
dasar paduda haha
Julia Juliawati
mending setengah jam. ada yg mandi smpe dua jam. ntah apa aj yg di gosok
Julia Juliawati
peda na peda beureum tabah peuteuy jeung jengkol muda muatap.mantan lewat di belakang aj g tau🤣🤣
Julia Juliawati
mantap kesukaan akoh itu
Julia Juliawati
hadiah semua🤣🤣
Luh Nanik
di bikin rendang aja Thor...😁😁😁😁
Saeni Bae
Kecewa
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
ahmad irwan
bagus
iecha fathir
lanjut ah..seru banget liat neng lisa n kang erkan ...🥰🥰🥰😍😍
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
🤣🤣🤣😂😂...polos banget rey
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
seru banget...😂😂🤣🤣🤣
Witri Yanti
mantap Thor Suko Wak carito nyo
Lisa Virgiyanti
👍👍👍
Rizki Surya
seru ceritanya aku suka
Wid
bagus banget ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!