Lulu, seorang yatim piatu yang rela menerima pernikahan kontrak yang diajukan Atthara, demi tanah panti asuhan yang selama ini ia tinggali.
Lulu yang memerlukan perlindungan serta finasial dan Atthara yang memerlukan tameng, merasa pernikahan kontrak mereka saling menguntungkan, sampai kejadian yang tidak terduga terjadi. “Kamu harus bertanggung jawab!”
Kebencian, penyesalan, suka, saling ketertarikan mewarnai kesepakatan mereka. Bagaimana hubungan keduanya selanjutnya? Apakah keduanya bisa keluar dari zona saling menguntungkan?
Note: Hallo semuanya.. ini adalah novel author yang kesenian kalinya. Semoga para pembaca suka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Pingsan
2 jam sebelumnya..
“Nes, mobil Atthara keluar dari gerbang!” Kata seseorang di ujung telepon.
“Benarkah? Ikuti! Jangan lupa suruh seseorang untuk menjemputku!”
“Siap!”
Setengah jam setelah Agnes menutup teleponnya, seorang pengantar paket datang. Pengantar paket tersebut mengatakan ada paket yang ditujukan untuk Agnes dan ia harus memastikan yang bersangkutan menerimanya langsung.
Agnes dipanggil salah satu asisten rumah tangga dan pergi menemui pengantar paket.
“Saya bawahan Bos Ryan.” Bisik pengantar paket.
“Bagus!” Agnes melihat sekitar, tidak ada yang memperhatikannya.
Segera Agnes masuk ke dalam mobil pengantar paket tersebut dan menyusul tujuan titik koordinat yang dibagikan.
“Pantai?” Tanya Agnes melihat titik merah yang berhenti di pantai.
“Apakah mereka..” Agnes segera menggelengkan kepalanya.
Tetapi ketika dirinya akan keluar dari mobil, hujan tiba-tiba turun. Terpaksa Agnes menunggu sampai hujan mereda. Hujan yang tidak kunjung reda, membuatnya semakin tidak sabar. Keberuntungan berpihak kepadanya karena ia melihat Atthara dari kejauhan sedang berjalan memayungi seseorang yang bisa ia tebak siapa.
Agnes turun dari mobil dan mengikuti mereka. Sampai di toilet, Agnes melihat Lulu masuk ke dalam salah satu bilik dan Atthara menunggu sedikit jauh. Segera Agnes mengabarkannya kepada Ryan untuk beraksi.
“Kamu yakin aman?” Tanya Ryan.
“Tenang saja! Atthar adalah orang yang sibuk. Dia selalu membuka ponselnya saat sedang menunggu karena pekerjaannya.” Kata Agnes dengan percaya diri.
Mengenal Atthara sejak kecil membuatnya hafal dengan semua kegiatan Atthara bahkan kebiasaannya.
“Baiklah! Aku akan berjaga di dekat toilet.”
Agnes tersenyum puas. Ia ingin menculik Lulu dan menjebak Atthara secara bersamaan agar hubungan keduanya hancur.
Sayangnya, apa yang Agnes harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Atthara justru mengabaikannya, membuat Agnes kesal hingga melupakan rencananya. Saat menghadapi Atthara yang marah, ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
“Bobby! Segera ke pantai sekarang juga! Bawa orang untuk mencari Lulu!” Kata Atthara di telepon.
“Kamu menikahinya bukan karena cinta!” Seru Agnes.
“Itu bukan urusanmu! Jika terjadi apa-apa dengan Lulu, kamu harus siap menerima akibatnya!” Atthara sebisa mungkin menahan amarahnya.
“Kamu tidak pernah merasa terikat dengan siapapun! Kamu hanya mementingkan Nenek selama ini! Kamu tidak mungkin mencintainya! Tidak!” Teriak Agnes histeris, mengejutkan pengunjung lain yang juga berteduh di dekat sana.
Atthara hanya diam. Ia sedang berpikir, jika ada seseorang membawa Lulu pergi kira-kira akan dibawa kemana? Ia melihat sekeliling. Ada 2 arah yang bisa dijadikan jalan keluar untuk menghindari pandangannya. Atthara memilih jalur kanan yang paling memungkinkan menurutnya. Tetapi saat ia baru berjalan sepuluh langkah, ponselnya berdering.
“Aku kesana sekarang!” Atthara berlari ke arah kiri dengan cepat meninggalkan Agnes.
“Atthar! Kamu tidak bisa memperlakukanku seperti ini!” Agnes ingin mengejar, tetapi ia ditahan oleh bawahan Ryan yang mengatakan jika mereka harus pergi.
“Sial!” Umpat Agnes yang kemudian kembali ke mobil.
Atthara sudah sampai di parkiran, ia menemukan Lulu yang berdiri dengan seorang laki-laki. Segera Atthara mendekat dan memeluk tubuh Lulu.
“Aku tidak bisa nafas, Mas!” Protes Lulu karena pelukan Atthara yang erat.
“Maafkan aku! Apa kamu terluka?” Lulu menggeleng.
“Kenapa ini?” Tanya Atthara yang melihat buku-buku jari tangan kanan Lulu memerah.
“Aku memukul salah satu dari penculik tadi.” Jawab Lulu.
“Kenapa tidak berteriak tadi?”
“Mereka menodongkan pisau. Aku tidak yakin bisa lepas dari mereka berdua, jadi hanya bisa mengikuti alur.” cicit Lulu.
“Dasar!” Atthara menghembuskan nafas lega, tetapi tidak bisa lega sepenuhnya.
Kejadian seperti ini bisa terulang lagi, mengingat Agnes orang yang nekad dan bisa juga musuhnya akan melakukan hal yang sama. Ia harus mencari solusi.
“Anda?” Tanya Atthara yang baru melihat ke arah laki-laki di dekat Lulu.
“Saya Rey. Mbak ini tadi berteriak diculik, jadi saya membantu.”
“Terima kasih. Saya Atthara dan ini istri saya, Lulu.” Keduanya berjabat tangan.
“Atthara? Pemilik AZ group?” Atthara mengangguk.
“Senang bisa berkenalan dengan Anda. Saya salah satu arsitek yang mengajukan design pembangunan perusahaan baru Anda, mewakili MJ group.”
“Ya. Semoga kita bisa bertemu saat presentasi nanti!”
“Baik, Pak Atthara!”
“Saya undur diri. Sekali lagi, terima kasih atas pertolongan Anda.”
“Sama-sama, Pak Atthara. Senang bisa membantu.”
“Terima kasih.” Ucap Lulu yang kemudian pergi mengikuti Atthara yang menggandengnya.
Rey melihat keduanya yang terlihat serasi tetapi seperti dari kehidupan yang berbeda. Siapa yang tidak mengenal AZ group? Ia tidak menyangka dibalik kehidupan bisnis Atthara yang abu-abu, ia memiliki istri yang sholehah. Bahkan kabar pernikahan mereka tidak dipublikasikan.
Rey menggelengkan kepalanya. Ia hanyalah pegawai kecil, ia tidak bisa membayangkan hidup orang-orang seperti Atthara.
“Mas, tolong pelan-pelan.” Pinta Lulu.
Atthara menghentikan langkahnya. Ia melihat wajah Lulu yang pucat.
“Kamu kenap..” pertanyaan Atthara terputus karena Lulu yang ada di hadapannya tiba-tiba limbung.
“Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu.” Bisik Atthara yang melihat wajah pingsan Lulu di dadanya.
Segera Atthara mengangkat tubuh Lulu dan memasukkannya ke dalam mobil. Setelah memasangkan seatbelt Lulu, ponselnya berdering.
“Bos dimana?” Tanya Bobby.
“Kenapa kamu lamban sekali?”
“Aku sudah berjalan 100km/jam!” Bobby tidak terima.
“Selidiki Agnes! Dia membawa orang untuk menculik istriku!”
“Istriku? Kenapa aku merasa Bos sudah bucin?” Batin Bobby.
“Dengar tidak?”
“Dengar, Bos!”
“Nanti malam aku harus sudah mendapatkan informasinya!”
“Hey! Jangan bercanda!”
“Apa menurutmu aku bercanda?” Tanya Atthara dengan penuh penekanan.
“Tidak!” Jawab Bobby cepat.
Setelah mendapatkan jawaban, Atthara memutuskan sambungan dan masuk ke dalam mobil untuk membawa Lulu ke klinik terdekat. Beberapa menit berlalu, Atthara belum menemukan klinik sehingga ia memacu mobilnya agar cepat sampai di kota.
“Mas..” panggil Lulu dengan suara serak.
“Kamu sudah sadar!” Atthara mengurangi kecepatannya dan melihat ke arah Lulu.
Lulu mengangguk. Atthara menepikan mobilnya dan mengambil air mineral dari Dashboard. Ia membuka tutup botol dan memberikannya kepada Lulu.
“Terima kasih, Mas.” Lulu meminum air tersebut setelah mengucap Basmalah.
Setelah 3 tegukan, Lulu menutup kembali botol tersebut.
“Apa yang kamu rasakan?” Lulu menggeleng.
“Sepertinya aku takut tidak bisa melihatmu lagi, Mas.”
“Apa yang kamu katakan! Kamu akan selalu melihatku!” Lulu tersenyum.
Walaupun ia sempat tenang menghadapi kejadian yang menimpanya, Lulu tetap merasakan ketakutan. Ketakutannya segera sirna saat Atthara memeluknya. Mungkin ia pingsan karena tekanan yang ia rasakan telah hilang.