Siang hari di kios bunga
"Nek, sudah waktunya pulang!
" ujar Shella.
"Iya Shel !" nenek Shema mulai mengemasi barangnya.
"Nenek pulang dulu ya Sel".
"Iya Nek hati-hati!"
"Kamu harus pulang juga, istirahatlah jangan bekerja terlalu keras."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alap Alap Jagat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duniaku Berubah Karnamu
Cinta memang tidak mengenal tempat, status sosial dan logika.
Mereka akan terikat walau jarak dan kejadian yang buruk membuatnya semakin kuat.
Pertemuan yang tak terduga membuat dua orang yang memiliki kehidupan berbeda bisa menjadi satu.
Pertemuan yang landasi dengan rasa kasihan karena jiwa sosial untuk menolong sesama dalam kesusahan.
Kini mereka kembali bertemu dalam suatu kejadian yang tak terduga kembali.
Perlahan ciuman itu terlepas.
Tangan Shella juga ikut terlepas dari leher Willy.
Pria itu masih memeluk pinggang gadis yang ada di hadapannya agar tetap mereka semakin menempel.
Tatapan mereka saling bertemu.
Mereka berdua saling mengatakan kata yang sama secara serentak dengan tatapan yang penuh cinta.
"Katakan apa yang mau kamu ucapkan?" ucap Willy.
"Kamu saja, aku akan mendengarkannya."
Mereka saling menunjuk untuk mengatakan apa yang ingin dikatakannya.
Tapi Willy akhirnya mengalah dan mengatakannya.
"Kenapa kamu masih dikejar lintah darat itu? Aku sudah meminta kamu untuk menjual jam tangan yang aku tinggalkan."
Posisi mereka masih saling menempel dengan tangan Willy ada di pinggang wanita itu.
"Aku tidak menjualnya."
Willy terkejut mendengarnya karena tidak melakukan apa tang diminta Willy agar bisa melunasi semua hutangnya.
"Kenapa kamu tidak menjualnya? Kamu bisa menjualnya dan membayar semua hutangmu.
Kejadian ini tidak akan terjadi kalau kamu menjualnya."
Shella menunduk karena Willy terus menatapnya tanpa berpaling sedikitpun.
Shellq merasa takut sekaligus malu di tatap oleh pria tampan dengan posisi yang sangat intim.
"Jam itu sangat mahal, aku takut menjualnya. Aku tidak mau di cap sebagai penadah barang curian."
Willy tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan wanita yang sudah mengubah hatinya secara tiba-tiba.
Willy terus tertawa hingga membuat Shella merasa jengkel karena di tertawakan oleh Willy.
Shella berusaha melepaskan pelukannya dari Willy dan membelakangi pria itu.
Willy yang masih tertawa melihat sikap Shella yang kesal lalu memeluknya dari belakang.
"Siapa orang yang telah mengatakan kalau kamu seorang penadah barang curian?
Aku akan melobangi kepalanya dengan senjata."
Pelukan hangat Willy membuat tembok kemarahan Shella runtuh seketika.
Wanita itu merasakan kehangatan kasih sayang yang berbeda dari Willy.
Selama ini Shella hanya mendapatkan kasih sayang hangat dari ayahnya.
"Berapa banyak hutangmu? Biar aku yang akan melunasinya sebagai bentuk ucapan terina kasihku atas pertolonganmu tempo hari."
Shella menggelengkan kepalanya.
Wanita itu tidak mau hutang keluarganya dibayar oleh Willy, pria yang baru saja di kenalinya.
"Kenapa? Katakan saja, aku sanggup membayarnya.
"Tidak usah, itu adalah hutang keluargaku maka biarkan aku yang akan membayarnya.
Aku tidak ingin memiliki hutang lagi dengan seseorang.
Aku tidak akan sanggup membayar semua bunganya kepadamu."
"Tadi sudah aku katakan, kalau itu sebagai ucapan terima kasihku atas bantuanmu menyelamatkanku."
Shella melepaskan pelukan Willy dan menghadap kepadanya.
"Willy, aku membantumu karena aku tulus menolong sesama bukan mengharapkan imbalan.
Kalau kamu ingin melakukannya sebagai ucapan terima kasihku maka kamu cukup mengantarkanku ke Queretaro.
Aku ingin pulang, ingin melanjutkan hidupku."
Willy mengambil tangan Shella dan menggenggamnya.
"Aku akan mengantarkanmu keluar dari sini, tapi bukan ke Queretaro" ucap Willy.
"Kemana Willy? Aku hanya mengenal kota itu.
Tidak ada kota lain yang akan menjadi tempat tujuanku."
"Kamu akan kembali ke Meksiko bersamaku."
Willy mencium punggung tangan Shella dan menatapnya.
Wanita itu sedikit terkejut karena Wlliy memperlakukannya sangat hangat dan baik.
Hati Shella tersentuh dengan sikap Willy yang begitu menunjukkan kasih sayangnya.
"Kenapa aku harus ke Meksiko?
Apa yang akan aku lakukan disana?
Aku tidak tahu dengan kota itu, aku tidak memiliki pekerjaan disana."
"Pekerjaanmu disana cukup mendampingiku.
Mendampingi seorang Willy Sandros sebagai Nyonya Sandros."
Ucapan Willy membuat Shella kaget karena dia tidak menyangka kalau dirinya begitu spesial di hati seorang Mafia tampan ini.
"Aku ingin kamu mendampingiku sebagai Nyonya Sandros.
Sebagai istriku dan ibu dari anak-anakku.
Apakah kamu mau melakukannya?"
Mata Shella mulai berkaca-kaca dengan perkataan Willy.
Dia tidak menyangka kalau pria di hadapannya akan memintanya menjadi seorang istri dari Willy Sandros.
Shella belum mengetahui siapa sebenarnya pria yang ada di hadapannya yang telah memintanya untuk menjadi seorang istri.
Air mata wanita itu jatuh dan membasahi pipinya.
Willy menghapus air mata itu dan menarik tubuh Shella ke dalam pelukannya.
"Kamu berhasil membuat duniaku yang kejam menjadi indah dengan kelembutan dan kehangatan yang kamu berikan.
Aku bukan pria yang baik dan bersih tapi saat aku berada di dekatmu dan segala perhatianmu aku bisa merasakan namanya cinta."
Willy mencium rambut blonde Shella.
Wanita itu semakin tersentuh dengan perlakuan Willy, tanpa ragu lagi Shella memeluk pinggang Willy.
Melihat respon yang di berikan Shella membuat Willy tersenyum karena perasaannya di balas dengan baik oleh Shella.
Hari ini Willy dan rombongan akan kembali ke Meksiko.
Pria itu sudah siap dengan pakaian rapinya dan siap menjemput wanita yang sudah menerima perasaannya.
"Shell kamu sudah siap?" Willy memanggil Shella di balik pintu kamar wanita itu yang masih tertutup.
"Sebentar Willy, tunggu sebentar lagi."
Willy masih setia menunggu Shella di luar kamar bersama Jack.
Untuk pertama kalinya seorang Willy Sandros menunggu seseorang, biasanya dia tidak akan mau menunggu.
Kita semuanya sudah terbalik hal ini membuat Jack yang telah lama bekerja dengannya sedikit kaget.
"Jack, tolong kamu urus semua hutang keluarga Shella segera."
"Baik Bos."
"Willy, bisakah kamu membantuku?" Teriak Shella dari dalam kamar.
Willy langsung masuk dan Jack tetap menunggu di luar kamar Shella.
"Apa yang harus aku lakukan Shell?" Willy terus melihat keberadaan Shella.
Shella masih berada di dalam kamar mandi sedang memakai resleting baju.
Willy sudah menyiapkan semua baju untuk di gunakan oleh Shella.
Willy memerintahkan pihak hotel untuk menyiapkan pakaian yang bagus untuk wanita itu dari semalam.
"Willy,bisakah kamu memasangkan resleting bajuku?
Dari tadi aku mengalami kesulitan."
"Ok, aku akan membantumu."
Willy mendekat dan membantu gadis itu memakaikan resleting bajunya.
Willy tanpa sengaja menyentuh kulit punggung Shella yang mulus.
Shella tersentak kaget karena merasakan hangat dari tubuh Willy
Willy terasa tersengat lebah karena menyentuh kulit mulus dari punggung wanita yang di cintainya.
Sengatan dalam tubuh mereka semakin kuat sehingga Willy tidak bisa menahan gejolak dari dalam tubuhnya.
Willy kembali menyentuh kulit punggung Shella.
Tanpa ragu Willy mulai mendekatkan bibirnya ke bahu Shella yang terbuka.
Willy mencium bahu itu beberapa kali hingga Willy memeluk Shella dari belakang.
Tangan kiri Willy sudah melingkar di atas perut Shella dan Shella menyambutnya dengan menggenggam tangan Willy.
Satu ciuman mendarat di pipi Shella. Pria itu terus memberikan ciuman kepadanya.
"Terima kasih kamu menerimanya." Satu ucapan itu membuat Shella memutar tubuhnya dan memghadap ke depan Willy.
Tanpa ragu lagi, Shella memegang rahan Willy yang keras dan mendaratkan ciumannya tepat di bibir pria itu.
Willy cukup terkejut karena Shella yang memulai ciuman.
Willy menyambutnya dengan antusias.
Mereka saling melumat dan berperang lidah dalam mulut.
Beberapa kali Willy menggigit bibir bawah Shella.
Disatu sisi pria berbaju hitam dan rombongannya datang ke hotel dimana Willy dan Shella menginap.
Mereka masuk ke dalam hotel dan menuju lantai dimana sang ketua mafia itu menginap.
"CARI DIA DAN TEMBAK TEPAT DI BAGIAN KEPALANYA"