menceritakan pemuda tampan minim ekspresi, tapi sialnya wajahnya begitu tampan bak dewa Yunani, ditambah diusianya yang masih begitu muda dia sudah menjadi CEO diperusahaan keluarganya sendiri membuatnya begitu didambakan kaum hawa di sekitarnya, tapi sayangnya pesonanya tak mampu membuat seorang gadis pindahan dari Jerman yang bahkan tak meliriknya sedikitpun.
"minggir",
"kenapa harus gue yang minggir",
"cowok ribet",
"menarik".
akankah gadis bar bar nan galak itu akan membuka hatinya untuk sang CEO muda, ataukah malah pada akhirnya si gadis yang akan dibuat bucin dengan si CEO muda itu?
yuk ikuti kisah cinta mereka berdua,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"menurut kalian si Axel bakal balik atau enggak?", tanya kiano pada zean dan virgo yang sedang asyik bermain PS, saat ini ketiganya sedang berkumpul dirumah virgo, karena kedua orang tua virgo semoga berada diluar negeri karena urusan bisnis, sedangkan kakak perempuan virgo berada di London untuk berkuliah,
"kata gue sih enggak, secara dia baru saja secara resmi diumumkan sebagai CEO perusahaan Wesley, pasti Alex juga bakal sibuk", kata virgo sambil terus menatap layar televisi seraya memainkan stik PS ditangannya,
"kalau menurut lo zean?", tanya kiano menatap zean,
"bisa balik bisa juga enggak", kata zean,
"kok gitu?", virgo dan kiano bersamaan,
"kita tahu betul bagaimana sifat Alex, dia Tidak akan mungkin mau lulus dari sekolah ini hanya dengan modal sekolah daring saja, bisa saja dia balik tapi nanti saat akan ujian akhir, tali bisa juga tidak kalau memang keadaan disana tidak bisa ditinggal", jawab zean santai sambil terus menaikan stik PS , virgo dan kiano hanya bisa manggut manggut saja.
"tapi kenapa Alex tidak pindah sekolah di sana saja ya, kan jadi gak perlu daring?", kiano bertanya tanya,
"karena dia ingin memantau langsung sekolah milik keluarganya, Dengan dia tetap sekolah Disini meskipun daring dia bisa terus memantau keadaan sekolah", jawab zean lagi
Ketiga pemuda sahabat Alexio itu sebenarnya juga berasal dari keluarga yang berada, tapi nasib mereka jauh lebih beruntung dibanding Alexio, mereka bertiga tidak dituntut ini itu hanya disuruh belajar yang rajin agar bisa lulus Dengan nilai memuaskan dan masuk universitas terbaik karena mereka bertiga kelak akan meneruskan kepemimpinan perusahan keluarga mereka.
mereka juga termasuk anak anak yang pintar, selalu masuk dalam peringkat 5 besar, zean Bahkan sering menjadi wakil sekolah dalam beberapa olimpiade. mereka bertiga sama seperti Alex yang kalau diluar akan sangat datar dan dingin, irit bicara, terkesan arogan tapi kalau sedang bersama orang terdekat mereka akan bersikap biasa, jadi Tidak heran saan disekolah Tidak ada yang berani berurusan dengan ketiga manusia itu, akan jadi empat kalau Alex sudah kembali.
Keesokan paginya, Oma Veni sudah membangunkan chia sejak pukul setengah 6 pagi agar dia Tidak sampai terlambat di hati pertamanya masuk sekolah, bukan tanpa alasan, meskipun jam masuk disekolah baru chia pukul 8, tapi jarak mansion ke sekolah chiara lumayan jauh bahkan memakan waktu satu jam.
Untuk peralatan sekolah chia sendiri opa Jeremy sudah menyiapkan semuanya dengan lengkap dan tak ada satupun yang terlewat, bahkan opa Jeremy menyediakan laptop baru untuk chiara untuknya mengerjakan tugas.
"hello bestaaaaiiii, ya tuhan gak nyangka gue lo bisa dibuang kesini", ucap Gabby Dengan suara toanya, tak lupa tawa yang sangat menjengkelkan ditelinga Chiara,
"diem lo, berisik", tukas Chiara kesal, saat dia sedang bersiap gabby nyelonong masuk kamarnya,
"lagian Lo bule Jerman, Badung amat jadi anak, jadi dikirim kesini kan Lo", ejek Gabby, seraya menjatuhkan pantatnya di kasur empuk Chiara.
"gue gak Badung ya, gue cuma membela kebenaran, ah udah Lo gak bakal ngerti", ucap chiara sambil terus melanjutkan sesi berdandan tipis tipisnya, tak lupa rambut tebal bervolumenya dia sisir,
"gila, lo mau kesekolah dengan rambut diwarnai kayak gini?", tanya Gabby saat sadar Dengan rambut Chiara,
"emang kenapa, ini rambut gue Udah kayak gini sejak 4 bulan lalu, dan disekolah lama gue gak pernah ada masalah?", Chiara malah balik bertanya,
"itu disekolah Lo, diluar negeri, kalau disini anak sekolah gak boleh aneh aneh chia", jelas Gabby jengah, rambut Chiara warna aslinya Memang coklat terang, sama seperti warna rambut mommynya, tapi chiara Memang mewarnai bagian bawah rambutnya Dengan warna ungu terang tapi tidak terlalu mencolok, dan yang diwarnai di berikan aksen churly, semakin menambah kesan cantik penampilannya.
"ribet amat, Auh ah bodoh, kuy jalan keburu siang", ajak Chiara keluar dari kamarnya, dan mereka pun sarapan bersama.
"hati hati disekolah, Gabby awasin chia, jangan sampai berbuat yang aneh aneh", peringat opa Jeremy pada kedua gadis itu setelah sarapan selesai.
"siap opa, kalau nih anak macem macem Gabby bakal langsung lapor ke opa", ucap tengil Gabby, membuat Chiara mendengus sebal,
"ya sudah sana berangkat nanti telat", ucap Oma Veni, kedua gadis itu bergantian menyalami kedua paruh baya itu dan selanjutnya menaiki mobil menuju sekolah mereka.
Satu jam perjalanan mereka tiba disekolah yang kalau Chiara lihat Memang sangat mewah, Dengan gedung 4 lantai, dan bisa Chiara lihat juga kalau yang bersekolah disana pasti anak dari kalangan atas, terbukti dari mobil mewah yang berjejer di tempat parkir sekolah itu, penampilan murid murid disana juga modis, dan barang barang yang mereka kenakan adalah barang barang branded.
"gila, sekolahnya mewah banget gab", ucap chiara kagum,
"ya iyalah chi, sekolah ini bertaraf internasional, yang disekolah Disini anak orang orang berdasarkan semua, dan Disini fasilitasnya begitu lengkap", jelas Gabby, Chiara hanya mengangguk setuju.
mereka berdua berjalan masuk ke area sekolah, para murid yang tidak pernah melihat Chiara pun menatap gadis Dengan tinggi 178cm itu Dengan tatapan kagum, Chiara Memang definisi perempuan cantik, badannya berisi dan tinggi, kulit putih mulus bak susu, bibir pink kecil dan mata coklatnya, kalau untuk wajah bulenya disekolah itu juga rata rata blasteran jadi mereka tidak kaget.
"lo keruangan kepala sekolah dulu, gue langsung ke kelas, kita satu kelas kok", kata Gabby, dan membawa Chiara keruangan kepala sekolah.
"selamat pagi pak", sapa Chiara sopan pada kepala sekolah,
"selamat pagi, kamu pasti Chiara murid baru itu ya", kata bapak kepala sekolah,
"benar pak", jawab Chiara,
"baiklah kamu bisa langsung masuk kelas kamu, kamu masuk kedalam kelas 12A, kelas unggulan sesuai dengan hasil belajar kamu di sekolah lama kamu", kelas bakal kepala sekolah,
"baik pak", kata Chiara, biar Badung dan bar bar begitu, otak Chiara termasuk cerdas dan pintar, disekolah lama ya dia selalu menempati peringkat 1, sayangnya tingkah Chiara yang diluar Nurul saja.
"zean, antarkan Chiara ke kelas kamu dia murid baru", ucap pak kepala sekolah lada zean yang kebetulan ada keperluan di sana,
"baik pak, ayo", kata zean, chiara membungkuk sopan tanda pamit.
Tidak ada percakapan apapun selama Chiara dan zean berjalan bersama, keduanya sama sama diam, Chiara yang Memang Tidak suka bicara pada orang asing begitu juga dengan zean yang tidak suka sok akrab pada siapapun itu.
masuk kelas, ternyata sudah ada guru disana, zean lebih dulu duduk di bangkunya sedangkan Chiara harus menghadap sang guru dulu,
"selamat pagi buk", sapa Chiara sopan,
"selamat pagi, silahkan perkenalkan diri kamu", kata buk guru,
"hallo semua nama saya Chiara Lovisha Jonson, saya pindahan dari Jerman", ucap Chiara memperkenalkan diri,
"baik Chiara, kamu bisa duduk ditempat kosong sebelah Gabby", titah sang guru dan Chiara pun mengangguk.
"gila cantik banget tuh cewek",
"bodynya kayak gitar spanyol guys",
"kayaknya tipe tipe cuek kayak Gabby",
begitulah kasak kasuk teman sekelas baru Chiara, sedangkan si empunya sudah anteng duduk dibangku sebelah Gabby.
"wajahnya bule banget gue kira gak bisa bahasa Indonesia", kata virgo,
"kita juga bule, buktinya bisa bahasa indonesia" sahut kiano,
"berisik", kata zean, keduanya langsung diam.