My Startling Destiny

Lany, masih berdiri menatap jejeran gedung. Ketika perlahan body kapal mulai bergeser untuk bersandar di pelabuhan, setelah salah satu boat datang sebagai pemandu dan menaikkan pilot ke atas kapal melalui shaledoor menggunakan tangga darurat. Biasanya ketika memasuki suatu pelabuhan, kapal pesiar akan menjemput pilot tersebut yang nantinya akan mengarahkan kapal untuk berlabuh dengan sempurna.

Bahkan kini para ABK (anak buah kapal) mulai sibuk dan sudah siap pada posisi masing-masing. Jangkar pun sudah di turunkan ke dasar laut sebagai penambat kapal agar tak berpindah dari titik koordinatnya.

Sedangkan para tim mooring sudah stay di starboard side (sisi kanan) kapal, tepat di posisi tali akan ditambatkan di masing-masing ujung bolder.

Kapal pun telah bersandar. Kini suara announcement kembali terdengar diberbagai penjuru kapal, menginformasikan bahwa kapal telah benar-benar sandar dengan sempurna, tepat di terminal A.

“Selamat sore! diberitahukan kepada para tamu dan anak buah kapal. Bahwa saat ini cruise ship Shympony Of the seas telah tiba dan sandar kanan di Miami Port, Florida Amerika Serikat! Atas nama direksi Perusahaan Royal Caribbean Internasional Cruise, Nahkoda Kapten Leonardo Mcsue dan seluruh staf mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa dipelayaran berikutnya.!”

Kurang lebih begitu bunyi announcement yang disebutkan. Dan tak lupa pula dalam announcement tersebut diberitahukan jika kapal akan kembali berlayar dalam 3 hari kedepan.

Saking asyiknya melihat proses berlabuh, Lany sampai lupa jika ia harus mentransfer uang. Ia pun segera berbalik dan pergi menuju dek dimana mesin ATM berada. Toh sebentar lagi ia juga sudah harus kembali bekerja.

Dari dek paling atas, Lany berjalan menyusuri open area yang terdapat berbagai macam spot wahana hiburan dan area bermain seperti water slide, mini golf, walk climbing, dan masih banyak lagi wahana yang ada.

Lany menuruni tangga menuju ke broadwalk. Ia masuk melalui pintu kaca yang dapat dibuka menggunakan sensor tangan. Kini Lany sudah berada di dek 14 dan mulai berjalan menyusuri koridor yang memiliki fasilitas dan interior mewah, dengan setiap sisinya terbagi menjadi beberapa ruangan mulai dari Bar, Entertainment teater, Restoran, tempat bersantai, dan sebagainya. Pokoknya semua yang mewah-mewah ada di sana.

Suasana kapal menjadi lebih ramai, dengan beberapa pasengger yang lalu lalang silih berganti, ada yang hendak turun dan ada pula yang baru naik.

Kini Lany pun telah selesai melakukan transfer. Ia baru saja melirik jam di hp nya, jam menunjukkan pukul 5.20. Kurang dari 40 menit lagi, ia sudah harus kembali bekerja.

Lany baru saja menghela napas sambil mengusap wajahnya, ketika ia merasakan tangannya di tarik oleh seseorang ke tempat yang lebih sepi.

Sekuat tenaga, Lany menghempaskan tangan orang tersebut dan langsung menoleh, melihat siapa yang melakukannya.

“Kamu..!” sentak Lany tak suka

“Shhhhht!” Dia mengisyaratkan agar Lany tidak berisik. Namun tetap saja, Lany yang lebih dulu merasa kesal langsung pergi begitu saja tanpa melayangkan protes.

“Maaf!!” ucap pria itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Andra.

Ya, Andra again, Andra lagi dan kenapa harus selalu Andra? Padahal seminggu terakhir ini, ia sudah merasa hidupnya sedikit tenang. Walaupun terkadang merasa kesal sendiri tanpa sebab, apalagi jika mengingat Andra. Dan kini pria itu malah menemuinya dengan cara seperti tadi. Sangat menyebalkan!

“Aku cuma mau lihat kamu, Lan! Udah seminggu kita nggak pernah ketemu”

Andra masih saja bicara, sedangkan Lany masih terus melangkah tanpa merespon perkataannya.

“Aku cuma mau mastiin kamu baik-baik saja!”

“Kamu nggak lupakan, kalau aku akan bertanggung jawab atas kejadian malam itu?”

Cih, Lany memutar mata malas. Dengan emosi menggebu ia hanya menoleh sekilas tanpa mengeluarkan sepatah katapun, kemudian berlalu begitu saja. Tentu ia tak ingin ada yang melihatnya bersama Alandra lagi.

Seminggu telah berlalu dan bahkan tak bertegur sapa meski bertemu, sama sekali tak membuat pria itu melupakan niat awalnya. Sedangkan Lany sendiri, ia sudah melupakan hal tersebut dan bahkan menganggapnya sama sekali tak pernah terjadi.

...____...

Setelah selesai bekerja, Lany langsung menuju kamarnya dan melihat Celin tengah sibuk maskeran di sana. Maklum, dia sudah menyelesaikan seluruh shiftnya untuk hari ini, sejak sore tadi. Dan kini saatnya untuk Celin bersantai.

“Lan, makan yuk!!” ucap Celin sambil meraba wajahnya, memastikan agar maskernya tidak retak karena berbicara.

“Boleh, tapi aku mandi dulu ya!”

“Iya, mandi aja dulu! Aku juga belum selesai maskeran kok”

Lany pun meraih handuknya, kemudian masuk ke kamar mandi.

Setelah Lany selesai mandi dan sudah sama-sama siap. Celin dan Lany pun segera menuju restoran untuk makan malam.

Mereka memilih makan di restoran area broadwalk yang berada tepat di depan beberapa store yang menjual berbagai macam hal seperti pakaian, sendal dan sebagainya.

“Aku perhatian dari tadi, kamu kok murung gitu. Ada apa? Ada masalah?” tanya Celin setelah menyelesaikan suapan terakhirnya, lalu menseruput minumannya.

“Nggak ada apa-apa kok..”

“Jangan bohong, Lan! Kamu pikir aku nggak tahu apa, kita sudah sahabatan bertahun-tahun. Kamu nggak bisa bohong semudah itu.”

Ya, Celin dan Lany memang sudah bersahabat sejak lama. Sejak mereka sama-sama duduk di bangku kuliah. Celin yang saat itu merupakan pindahan dari daerah lain bertemu Lany ketika sama-sama sebagai Maba (mahasiswa baru) di universitas tempat mereka berkuliah di salah satu kota provinsi di Sulawesi.

Dari sejak itu mereka mulai dekat, makin hari makin dekat bahkan sampai bersahabat. Selain kuliah sambil kerja bersama, dulu mereka juga ngekos dan tinggal bersama. Banyak hal yang sudah Celin dan Lany lewati, walaupun sempat berpisah selama setahun karena pada saat itu Celin lebih dulu bekerja di kapal pesiar. Namun mereka kembali bersama saat Celin mengajaknya ikut bekerja di kapal pesiar milik company tempat Celin bekerja. Bahkan keberuntungan kembali memihak saat mereka dipersatukan kembali di kapal yang sama dalam beberapa kali kontrak.

“Cerita aja kalau ada masalah! Jangan dipendam sendiri!”

Lany menghela napas “Ya udah aku mau cerita, tapi bukan di sini!”

“Ya, mau dimaana? Aku ngikut aja, asal jangan di tengah laut. Hehe” Celin cekikikan

“Bego kok dipelihara, huhh” cibir Lany

Lany pun mengajak Celin menyusuri dek 17. Tour mengelilingi open dek di bawah langit malam dengan background kota Miami di malam hari.

Ah, ya.. Hampir saja mereka lupa jika saat ini kapal tengah bersandar di Miami sampai 3 hari ke depan.

“Huh, Astaga.. Aku sampai lupa kalau ternyata sekarang kita lagi di Miami.” Celin menatap kerlap kelip lampu kota seraya merapatkan jaket yang ia gunakan.

“Sama kok. Aku aja yang tadi lihat kapal ini sandar malah lupa kalau ternyata kita lagi sandar di sini..” seloroh Lany menimpali “Perasaan kayak masih terombang-ambing di tengah laut, tau-taunya nggak..”

“Itu artinya pikiran kamu emang lagi penuh!” sahut Celin yang memang yakin jika Lany memang sedang punya masalah sampai pikirannya lemot seperti ini

“Coba sekarang cerita. Kamu ada masalah apa sih?”

Kini mereka menyusuri Jogging area yang ada, melalui jejeran kursi santai, kabana, jakusi dan bahkan lapangan basket di dek itu juga ada. Angin yang berhembus benar-benar menerpa kulit, sedikit menembus hingga ke pori-pori.

“Sebenarnya nggak ada masalah besar sih, cuma lagi kesel aja sama si nenek sihir yang kerjanya minta duit mulu.” Tentu Lany tak akan menceritakan kejadian -mengasyikkan- dengan Andra. Ya, itu adalah masalah besar. Itu adalah aib baginya. Sangat memalukan jika ada yang tahu. Tentu saja, dia yang selama ini terkenal bisa menjaga diri tentunya akan malu jika semua teman-temannya tahu, apalagi ia melakukannya dengan passenger. It's a big mistake.

“Dia minta uang lagi?” tanya Celin tak suka dan Lany hanya menggangguk mengiyakan.

“Ih, bukannya minggu lalu sudah kamu kirimin?"

Lany kembali mengangguk “Dia minta lagi karena mau jualan boba, kayak tetanggaku! Tahu tetangga yang pernah cekcok sama si penyihir kan?”

Ya, Celin memang tahu siapa tetangga yang Lany maksud. Sebab dibeberapa Kesempatan ia memang sering bermalam di sana dan Celin juga tahu semua cerita tentang Lany, mulai dari bagaimana ia diperlakukan oleh keluarganya.

“Ya elah, Itu orang emang nggak tahu diri banget ya! Taunya cuma minta..” Celin yang geram hanya bisa mengomel dari kejauhan “Di pikir nyari duit segampang itu? dia tinggal minta aja banyak gaya.. Mau saingin orang tapi nggak modal..”

“Udah ya, Lan! jangan sedih lagi. Besok kita jalan-jalan deh, biar kamu nggak sedih lagi.” Celin mencoba menghibur Lany. Ya, meskipun terkadang mereka sering memperdebatkan hal kecil yang tak masuk akal, seperti cara berpikir Celin misalanya atau bahkan memperdebatkan prinsip-prinsip mereka yang berbeda. Namun, kedua gadis itu tetap saling sayang dan saling support sama lain.

“Iya mau, tapi kita berdua saja ya. jangan ajak Louis!” celetuk Lany sambil menatap sinis, seolah mengatakan ia harus dituruti.

“Yah, kenapa? padahal aku rencana mau ajak dia jalan bareng kita.” Celin mengeluh tak terima

“Enak aja, kamu mau jadiin aku nyamuk??” sunggut Lany sewot

“Ya, nggak lah. Aku ajak Xander juga deh buat temenin kamu”

“Eh, nggak mau.” salak Lany cepat “Aku nggak mau pergi ya, kalau ada orang lain! kali ini kita jalan berdua aja lah, Cel..” Lany tetap menolak, ia benar-benar pada pendiriannya.

“Katanya mau ajak aku jalan-jalan biar lupa sama masalah, tapi malah ajak pacaranya! Huh, kalau gitu ceritanya Aku nggak mau..”

“Iya deh, iya.. Kali ini nggak ada yang ikut! Kita berdua aja..” terpaksa Celin menyetujui, sebab ia tak ingin sahabatnya itu bersedih.

“Nah gitu dong.”

“Lagian kamu nih ya, pacaran mulu kerjanya.. Kurang-kurangin tuh berbuat dos a!”

“Idih, nggak bisa.. kita tuh udah cinta mati..”

“Idih, alay banget bocah!!”

“Nggak bisa, Lan, susah.. Si Louis tuh cinta mati ku banget.. Soal dosa nanti ajalah, aku pasti taubat kok..”

Ya yaya, Up to you Cel!!

Walaupun kehidupan di kapal memang bebas, namun bukankah semua itu tergantung pada diri masing-masing, tergantung cara kita mau menyikapinya bagaimana. Ibarat sisi sebuah koin, kita bisa memilih sisi yang mana dan mau hidup seperti apa. Dengan kata lain, It's your life, you decide!!

Karena semua ada aturannya! Disetiap kapal ada masing-masing peraturan yang harus dipatuhi!

..._______...

Hay Hay, Readers tersayang 🥰..

Makasih buat yang sudah ngikutin sampai ke part ini, Big thanks and big hug untuk kalian🤗 ..

Btw, aku mau ngasih tau.. Mungkin beberapa part ini agak ngebosenin ya? karena masih membahas hal seputar Lany, masalahnya dan kerjaanya🤣🤣.. Monoton, itu-itu aja terus🤭..

Kalau ada yang tanya moment LanyAndra nya kapan??🙄

Jawabannya, sebentar lagi ya gays!! Sebentar lagi mereka akan bersama dan mungkin akan berlabuh, sama seperti Shympony Of the seas yang sekarang sedang berlabuh di Miami Port..😅

Oke itu aja! ikutin terus ya kisah LanyAndra..Jangan lupa tinggalkan jejak dan dukungannya ya gays🥰🥰🤗

See you in the next chapter !🖤🖤🖤🖤