Setelah melewati seratus kali kehidupan, akhirnya Liu Feng bisa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur dan menjadi Penguasa Benua Biru selama beberapa ratus tahun. Hal tersebut tidak lepas dari campur tangan gurunya yang berasal dari kalangan Dewa, yakni Dewa Kehampaan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya Liu Feng mendapatkan kesempatan untuk menuju Alam Dewa dengan kehidupan yang baru namun memiliki ingatan yang sama dengan kehidupan sebelumnya di Dunia Fana.
Belakangan Liu Feng baru mengetahui, jika Fang Yuan merupakan Dewa yang terusir dari Dunia Dewa akibat kecemburuan Kaisar Dewa atas kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan. Kaisar Dewa meyakini jika kekuasaannya akan direbut oleh seorang Dewa yang ia yakini sebagai Fang Yuan.
Atas kecurigaan sepihak inilah yang membuat Fang Yuan dikirim ke Dunia Fana dan tersegel untuk selamanya, oleh karenanya ia yang merasa mengalami ketidakadilan pun bertaruh atas kehidupan Liu Feng yang ternyata memiliki bakat unik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memberikan Kesempatan
Hari hampir larut malam ketika Fang Linpeng tiba di kediamannya, ia memberi tahu istrinya tentang kedatangan Tetua Sekte Gunung Pedang yang berkenan hadir secara pribadi tersebut.
"Tetua, sungguh kehormatan yang sangat besar bagi keluarga kecil kami" sapa Xie Xian dengan ungkapan yang tulus.
"Tidak perlu sungkan, dimana putra kalian sekarang?" tanya Tetua Li Chung dengan segera.
"Ia berada di dalam kamarnya dan ia juga sudah melewati masa kritisnya" jawab Xie Xian tanpa menyembunyikan kondisi Fang Yuan.
"Istriku, apakah kamu tidak sedang bercanda?" giliran Fang Linpeng yang tampak bodoh mendengar perkataan dari istrinya.
"Seperti apa yang kamu yakini, sepertinya putra kita memang memiliki keajaiban" jawab Xie Xian sambil menuntun jalan ke arah kamar putranya.
Di dalam kamarnya, Fang Yuan yang sudah tertidur akibat proses pemulihan tubuhnya pun tidak menyadari kedatangan Tetua Li Chung dan juga kedua orang tuanya. Kondisi lemah fisik Fang Yuan memaksa dirinya untuk terlarut dalam proses alami penyembuhan luka dalamnya yang mulai berpengaruh dari teknik kultivasi Aura Mendalam yang sebelumnya dipaksakan oleh Fang Yuan sendiri.
"Sepertinya ia sedang tertidur pulas" ucap Tetua Li Chung yang dapat merasakan aura kehidupan dengan baik.
"Benar-benar aneh" gumam Fang Linpeng yang memperhatikan kondisi putranya itu.
Meski ia sangat senang, namun ia tetap saja tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya melihat perubahan kondisi putranya tersebut.
Sementara itu Tetua Li Chung berjalan menghampiri tubuh Fang Yuan, meraba denyut nadinya dan merasakan tidak adanya aliran Qi yang bersumber dari dantian tubuhnya.
Sambil menggeleng kepalanya dengan perlahan, Tetua Li Chung cukup bersimpati dengan keadaan pemuda yang bisa ia pastikan baru saja mengalami kejadian buruk sebagai seorang kultivator.
"Apa yang terjadi Tetua?" tanya Xie Xian penasaran.
"Aku tidak bisa merasakan aliran tenaga dalam yang berasal dari dantiannya, meski ia sembuh namun ia tidak akan menjadi kultivator lagi" jawab Tetua Li Chung dengan murung.
"Apakah tidak ada jalan keluarnya?" tanya Fang Linpeng dengan cemas.
"Sayangnya aku bukanlah Fang Yuan, jika aku bisa memiliki keahlian alkemisnya maka hal ini bukan perkara yang sulit" jawab Tetua Li Chung tanpa daya.
"Baiklah, terimakasih atas saran dari Tetua. Kami akan mencari senior Fang untuk menolong kerabatnya sendiri" kata Fang Linpeng dengan bersemangat.
"Itu .... Sebaiknya kalian lupakan dahulu" ucap Tetua Li Chung tanpa melanjutkan kata-katanya.
Ia jelas tidak ingin ada orang yang mengetahui tentang kematian Tetua Fang Yuan yang baru saja mendera Sekte Gunung Pedang. Setidaknya berita ini tidak dulu tersebar dan menunggu arahan dari Ketua Sekte secara lebih lanjut.
"Ada apa Tetua?" tanya Fang Linpeng dengan sedikit heran.
"Siapa nama putramu?" tanya Tetua Li Chung mengabaikan pertanyaan Fang Linpeng.
"Namanya adalah Fang Yuan" jawab Xie Xian yang berdiri di samping Tetua Li Chung.
"Hah? Apa artinya ini?" gumam Tetua Li Chung sambil melangkah mundur.
"Guru..." ucap murid Tetua Li Chung dengan heran.
"Aku baik-baik saja, mari kita segera keluar dari ruangan ini dan biarkan ia beristirahat" ajak Tetua Li Chung dengan ekspresi rumit.
Ada jejak keanehan di hati Tetua Li Chung, berdasarkan kabar tentang kondisi putra dari kerabat sahabatnya itu maka ia bisa merasakan sesuatu yang aneh akan terjadi di alam surgawi. Meski ia bukanlah pendekar terkuat, namun ia juga memiliki indera spiritual yang sudah terasah dengan baik melalui jiwa pedangnya.
Di ruang tengah kediaman keluarga Fang Linpeng itu, Tetua Li Chung memberikan dua butir pil yang terdiri atas pil penyembuhan dan juga pil pengumpul Qi. Meski pada pil kedua ia tidak terlalu yakin, namun ia tidak ingin melepaskan sedikit kesempatan meski itu peluangnya sangat kecil.
"Berikan kedua pil ini secara bergantian, setelah luka-lukanya pulih dengan sempurna maka biarkan ia mencoba untuk merasakan pil pengumpul Qi sebagai upaya untuk merangsang pembentukan tenaga dalamnya kembali" ucap Tetua Li Chung dengan sedikit menghela napas.
"Terimakasih Tetua.." ucap Fang Linpeng dan juga istrinya dengan wajah senang.
Keduanya pun memberikan beberapa Tael uang perak yang merupakan tabungan mereka selama ini.
"Aku melakukan ini dengan percuma, hal ini juga aku lakukan mengingat hubungan baikku dengan Tetua Fang di Sekte" Tetua Li Chung berkata sambil menolak pemberian kedua orangtua Fang Yuan.
"Terimakasih Tetua, kami tidak tahu harus berkata apa.." Fang Linpeng menangkupkan kedua tangannya dengan hormat.
"Kalian perhatikan baik-baik putra kalian, jika ia sudah pulih dan bisa berkultivasi kembali maka kirimkan ia ke Sekte Gunung Pedang untuk mengikutiku" Tetua Li Chung berkata dengan tegas sambil mengeluarkan lencana khusus kepada Fang Linpeng.
Awalnya ia berkata tentang kerusakan dantian anak tersebut, namun instingnya menuntun ke arah yang berbeda untuk melakukan hal lain.
"Bukankah ini terlalu berharga Tetua.." ucap Fang Linpeng dengan sedikit meneteskan airmata kebahagiaan.
"Semuanya bergantung pada takdir, kalian urus lah dengan baik putra kalian" kata Tetua Li Chung hendak pamit meninggalkan kediaman Fang Linpeng.
Setelah Tetua Li Chung dan juga seorang murid pribadinya pergi, pikiran kedua orang tua Fang Yuan berkecamuk cukup hebat. Kabar keselamatan dari kematian adalah hal yang paling penting, namun dengan kondisi putra mereka yang tidak bisa berkultivasi merupakan pukulan telak yang harus mereka terima.
"Suamiku, bagaimana selanjutnya?" tanya Xie Xian penuh harap.
"Kita tunggu besok saja, malam ini sudah cukup keajaiban yang terjadi. Kita tidak boleh serakah dengan memaksakan banyak hal, biarkan aku yang menjaga Yuan'er di sini" jawab Fang Linpeng dengan bijak.
"Baiklah suamiku, tetap jaga kondisimu dengan baik" ucap Xie Xian mengingatkan.
"Ya tentu saja" Fang Linpeng mengangguk pelan.
Apa yang baru saja terjadi tentu saja dilewatkan begitu saja oleh Fang Yuan yang masih terlelap dalam istirahatnya, saat ini ia seperti orang biasa yang tidak memiliki kemampuan apa-apa.
Di sisi lain, di sebuah kamar penginapan...
"Guru, bukankah seseorang yang sudah mengalami kehancuran dantian tidak dapat dipulihkan kembali?" tanya seorang murid pada gurunya.
"Memang seperti itu adanya, namun setidaknya dengan dorongan kepercayaan yang tinggi terkadang bisa menembus batas yang tidak bisa kita pikirkan dengan akal sehat" jawab orang tersebut yang merupakan Tetua Li Chung.
"Jika ia benar-benar bisa pulih, apakah itu berarti ia akan menjadi adik seperguruanku?" tanya murid tersebut yang juga bermarga Li, Li Shihao.
"Tentu saja, aku tidak akan pernah menarik kata-kataku" jawab Li Chung dengan mantap.
Meski peluang tersebut sangat kecil, namun ia sangat menghargai persahabatannya dengan Tetua Fang Yuan. Meski ia sudah meninggal dunia, Li Chung berharap akan ada penerus dari Klan Fang yang mampu mengukir keabadian persahabatan diantara keduanya yang sudah terpisah selama sepuluh tahun terakhir.
terima kasih Thor..
mudah2xan crazy up..
semangat