Novel Pertama
Hidup mandiri dalam kesendirian dan diacuhkan oleh keluarga karena berstatus anak haram, membuat Bella memilih menjalani takdirnya sendiri. Mengabaikan cibiran orang-orang, Bella berhasil mencapai puncak tertinggi.
Menghilang selama enam tahun lalu kembali menjadi sosok paling disegani dan dihormati. Lidah tajam dan mulut beracunnya membuat orang-orang hanya berani mencibir dari belakang.
"Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu. Berjuanglah keras dalam kesunyian dan biarkan kesuksesan kita menggema ke seluruh dunia."
~ Qiara Arabelle ~
__________
Pria tampan nan arogan serta kekayaan dan kekuasaan berada ditangannya, tidak sengaja dipertemukan oleh gadis berpenampilan sederhana namun berhasil membuat sosoknya yang tak tersentuh mengharapkan cinta dari gadis acuh namun tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7 | Bertemu
“Selamat malam, Tuan muda.” Kepala pelayan Smith menyambut kepulangan Alex yang baru saja tiba di mansion Ramona.
“Hm.” Alex hanya menganggukkan kepala.
Alex menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah selesai Alex menuju ruang keluarga dimana ayah dan ibunya berada. Disana juga ada sofia yang sedang menonton tv.
“Duduklah, son. Ada yang ingin kami bicarakan.” Alex hanya menurut dan duduk disebelah sofia berhadapan dengan ayah dan ibunya.
“Langsung saja.” Alfred berdecak melihat putranya yang memang tidak tau berbasa-basi.
“Keluarga Victor mengundang kita makan malam di kediamannya. Mereka bilang, sebagai ucapan terima kasih karena membantu mereka keluar dari masalah.” Alex berdecih saat mendengarnya.
“Tiga hari lagi kita akan datang. Hanya sekedar menghormati.” Lanjutnya lagi.
“Aku sangat tidak menyukai nona muda keluarga Victor,” ucap Sofia tiba-tiba dengan wajah kesalnya.
Nona muda kedua keluarga Victor adalah gadis sombong yang berpura-pura baik dan manis. Didepan terlihat mendukung tapi sebenarnya mencibir dibelakang.
“Tenang saja, Sayang. Memangnya siapa yang suka padanya. Mendengar nya saja mom ikut kesal,” balas Clarissa mendukung ucapan putrinya.
“Awas saja jika Kakak tertarik kepadanya!”
“Tidak akan,” ucap Alex yakin. Lagipula dia sudah memiliki Bella. Dia tidak membutuhkan wanita lain lagi.
.
.
.
Bella termenung dikamarnya setelah mendapat telpon dari ayahnya. Ayahnya meminta dia untuk pulang karena merindukan Bella. Dia juga berkata bahwa Grandmanya juga ingin bertemu denganya.
Apa dia tidak salah dengar? Sejak kapan Grandmanya mencarinya!
Bella tidak langsung mengiyakan, tapi dia berkata akan datang bila ada waktu. Ayahnya mengerti, Putrinya masih belum bisa menerimanya setelah apa yang dia dapat di rumah ini. Ada banyak luka yang dibawa putrinya itu.
Drttt ....
Bella tersadar ketika ponsel miliknya berdering saat nomor yang tidak dikenal masuk
“Sudah tidur?” Bella mengerjit.
“Ya?”
“Ini aku, Alex. Simpan nomorku!”
“Hm,” jawab Bella singkat.
“Datanglah besok ke kantorku saat jam makan siang. Aku tidak menerima penolakan!”
“Tap-”
"Ramona Company. Aku yakin kau mengetahuinya." Alex memotong ucapan Bella.
"Tung-"
“Atau aku akan mengatakan pada media bahwa Qiara Arabelle adalah calon istriku,” potongnya lagi.
“KAU!”
Tut tut tut
AKHH ... dasar pria sialan!
...---o0o ---...
Bella memarkirkan mobilnya. Kemudian berjalan masuk kedalam Cafe. Bella memutar bola matanya ketika dia lagi-lagi menjadi pusat perhatian. Padahal penampilannya biasa saja, Pikirnya.
“Wahh, lihat siapa yang datang. Sang primadona, kah?” ucapnya menggoda Bella. Gadis itu mengabaikannya. Lagipula itu kebiasaan orang itu.
“Berikan aku minum,” ucap Bella dengan nada Bossy nya.
“Kau bukan Bosku jika kau lupa.”
“Akan kubayar tenang saja. Jika perlu kubeli dengan orangnya.” Kris hanya terperangah mendengar penuturan Bella.
Pletak ... Bella mengaduh saat Kris menjitak kepalanya.
“Astaga. Sejak kapan kau jadi sombong begini?” tanya Kris Heran.
Mungkin aku sudah tertular sifat arogan pria itu. pikir Bella.
“Kau! Beraninya kau menjitakku,” pekik Bella.
“Baiklah, maafkan aku.”
Ya. Sebenarnya Bella punya dua sahabat, Jung dan Kris. Hanya saja kemaren dia lupa mengatakan tentang Kris, sang pemilik Cafe ini. Alhasil dia mengatakan bahwa Jung adalah sahabat satu-satunya. Kris awalnya tidak satu perguruan dengan Bella dan Jung.
Mereka saling mengenal ketika Bella menyelamatkan Kris dari insiden rem blong. Saat itu Bella mengorbankan mobil Sport senilai miliyaran miliknya untuk menghalangi mobil Kris yang nyaris masuk ke tebing.
Alhasil mereka berdua mengalami luka serius. Meski begitu, Bella lah yang lebih parah karena mengalami patah tulang dibagian kaki kirinya akibat tertindih pintu mobilnya yang remuk dan tulang rusuk bagian kirinya retak. Tapi mereka bersyukur karena masih diberi kesempatan hidup.
“Dia menghubungiku tadi malam dan memintaku pulang,” ucap Bella dan langsung dimengerti oleh Kris.
“Lalu kau bilang apa?”
“Aku akan datang jika senggan.”
“Tidak ada salahnya kau datang Bells. Kau ingin aku menemanimu?” Kris menawarkan.
Bella menatap Kris “Aku bisa.” Kris mengangguk. Kris berdehem untuk mengalihkan perhatian.
“Kau membawa apa?” ucap Kris saat melihat paperbag di atas meja. Belum menjawab, pria itu sudah berdiri ingin meraihnya.
“Thanks ... kau memang yang terbaik.” Tambahnya lagi dengan sumrigah. Bella memukul tangan Kris dengan sendok ketika Kris ingin meraih paperbag tersebut.
“Bukan untukmu.” Bella memperingat. Apakah sahabatnya ini tidak punya malu. Kris baru akan menjawab, tapi kedatangan seseorang mengurungkan niatnya.
“Woahh ... apa aku tidak salah lihat?” ucap pria itu sambil tertawa.
“Tidak, Kawan. Itu benar,” ucap satunya lagi. Kris hanya menatap datar kedua orang itu.
Dasar penggangu!
“Hei baby. Kau yakin tidak salah pilih?” tanyanya pada Bella kemudian tertawa lagi.
Bella hanya memasang wajah datarnya. “Sudah selesai?"
"Jika belum. Silahkan, lanjutkan diluar,” ucap Bella santai, membuat mereka berhenti tertawa.
Kris tergelak “Kalian dengar. Silahkan keluar.” Masih dengan tertawa.
“Sialan kau!” Menonyor kepala Kris, membuat tawa Kris semakin pecah.
“Baiklah sudah cukup. Bells, ini Leo dan ini Mike. Dan Kalian, ini Bella.” Kris menunjuk mereka satu persatu.
Mereka melanjutkan obrolan dengan gelakan tawa dari Leo, Mike, dan Kris. Bella hanya sesekali tersenyum, Leo dan Mike punya sifat ceria seperti Kris dan tentu saja masuk dalam jajaran Playboy.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Tinggalkan jejak agar aku semangat terus ngetiknya😊...
...Jangan lupa Vote, Favorit, Like dan Minta dukungan nya selalu...
...Thanks Bebeh😗...
good job thor