LYCUS EVANDRA

Tak ada yang tahu betapa kelamnya masa lalu seorang Lycus Evandra,terkecuali orang yang bersangkutan dengan masa lalunya tersebut.Dulu sewaktu Lycus dan kakaknya masih duduk di bangku kuliah,mereka memiliki satu teman yang Lycus sendiri sudah menganggapnya seperti saudara kandung.Bahkan jika ditanya lebih besar mana rasa sayangnya ke kakak dan sahabat,tanpa ragu Lycus menjawab rasa sayang Lycus kepada sahabatnya dulu lebih besar ketimbang rasa sayangnya ke sang kakak.

Namun semuanya hancur,ketika orang itu menjebak Lycus.Lycus yang saat itu masih berumur dua puluh tahun,dijebak oleh sahabatnya untuk melayani seorang pria tua yang tenyata penyuka sesama jenis.Dimana saat itu Lycus dalam pengaruh alkohol dan dirinya disiksa oleh algojo-algojo milik pria tua itu,alhasil dirinya tak mampu melawan dan itu adalah trauma terbesar yang ada di dalam diri Lycus.Lycus saat itu hanya mengikuti sahabatnya,dia tak pernah menaruh curiga pada sahabatnya itu.Bahkan dirinya selalu tanpa pengawalan Lutfi,ketika pergi bersama dengan sang sahabat saat itu.

Dan siang ini,saat dirinya pulang dari kampus dan sedang menuju ke perusahaannya.Lycus melihat sahabatnya itu lagi, sedang menaiki sebuah mobil yang kaca kemudinya sedang dibuka.Setelah sekian tahun berlalu,akhirnya pria itu muncul lagi.Namun Lycus tak bisa untuk membunuhnya,karena hati kecilnya sama sekali tak memperbolehkan hal itu.

"SIAAAAALLLLL!!!!!!!!! BRENGSEKK!!!!!!!!!!!!! MENGAPAAAAAA? MENGAPAAAA AKU TAK SANGGUP MEMBUNUH BAJINGAN ITU?!!!!." Teriak Lycus frustasi,sambil membanting barang yang ada disekitarnya.

Semua pengkhianat yang berhasil mengkhianati dirinya sudah mati mengenaskan ditangannya,tapi mengapa dirinya tak bisa melakukan hal yang sama pada sahabatnya itu.

Sedangkan Agatha hanya menatap sayu jam dinding yang sudah menunjukkan pukul satu malam,dirinya sedang menunggu Lycus yang tak pulang-pulang setelah pergi sore tadi.Bahkan bibi Lily sudah beberapa kali menegur dirinya untuk segera tidur,mengingat dirinya yang sedang hamil muda.Tentu begadang tak akan menjadi hal yang baik,untuk kandungan ibu hamil.Agatha beberapa kali menguap,pertanda dirinya sudah mengantuk.Namun Agatha masih berusaha untuk menahan rasa kantuknya,dirinya tak akan bisa tidur bila belum melihat Lycus pulang.Hingga tak lama kemudian,suara mobil Lycus terdengar memasuki area Mansion.Dan benar saja,tak selang beberapa menit Lycus muncul dari balik pintu masuk utama Mansion.

"Kau begadang?." Tanya Lycus dengan nada tak suka.

"Aku menunggumu,mengapa kau lama sekali pulangnya Lycus?."

"Jangan mendekat! Sekarang tidurlah! Aku akan tidur diruang kerjaku!."

Agatha menghentikan langkah kakinya yang akan mendekati Lycus,karena laki-laki itu melarang dirinya.Bahkan setelah berkata seperti itu,Lycus langsung pergi tanpa menoleh kepada Agatha lagi.Tak terasa air mata Agatha terjatuh,dirinya sudah menunggu pria itu berjam-jam lamanya.Dan sekarang,tanpa menoleh sedikitpun pria itu pergi seakan tak menganggap keberadaan Agatha.Rasa kantuk Agatha menghilang,digantikan dengan rasa perih dihati sekaligus matanya yang saat ini terasa panas.Tanpa bisa dibendung lagi,tangisan Agatha pecah.Hingga tiba-tiba saja,Lutfi datang.

"Nona,tuan Lycus menyuruh anda untuk tidur sekarang juga! Atau kalau tidak,semua penghuni Mansion akan dihukum."

Agatha menatap tak percaya kearah Lutfi,mengapa Lycus begitu kejam pada dirinya.Bahkan pria itu sedang mengancamnya sekarang.Mau tak mau Agatha pun menuruti keinginan pria itu, dengan langkah gontai dirinya memasuki Lift dan naik menuju kamar utama.Namun ketika memasuki kamar,Agatha merasa haus dan sialnya stok air minum yang di kamar habis.Mau tak mau Agatha harus turun lagi menuju dapur,Agatha bisa saja memanggil para maid lewat interkom khusus untuk memanggil para maid serta bodyguard.Namun Agatha tak mau mengganggu waktu istirahat orang lain,hanya karena sebuah air minum.

Agatha berjalan pelan keluar Lift,dan akhirnya dirinya sampai didapur.Saat akan menuangkan air putih,dirinya mendengar suara seseorang yang sedang menelfon.Rasa penasaran Agatha tiba-tiba saja datang,Agatha mendekati sumber suara yang sedang melakukan percakapan lewat telfon itu.

"Iya tuan,saya sudah melihat nona Agatha memasuki Lift dan naik ke lantai atas.Saat ini mungkin sudah berada dikamar untuk tidur."

Agatha mengernyitkan dahinya saat mendengar namanya disebut-sebut,dengan langkah pelan tanpa menimbulkan suara Agatha mendekat untuk melihat siapa orang itu.Dan ternyata,orang itu adalah Lutfi.

"Carikan aku perempuan panggilan sekarang juga,pastikan dia bertubuh mungil dan masih muda.Pastikan juga dia masih perawan dan gila uang,agar tak berisik ketika bersamaku."

Agatha membekap mulutnya,dengan tangan yang gemetar.Air matanya keluar begitu saja,dirinya mengenal suara orang yang ada ditelfon itu.

Itu adalah suara Lcyus!

Jadi suaminya sekarang bermain perempuan lain? Agatha merasa dunianya seakan runtuh.Hatinya hancur tak terbentuk,suaminya menolak untuk tidur sekamar dengannya karena ternyata suaminya itu ingin tidur dengan wanita panggilan.

Agatha dengan cepat membalik badannya untuk pergi meninggalkan dapur,langkah kakinya yang berlari serta gelas air minum yang pecah tentu saja terdengar oleh Lutfi.

Mencium dari aroma parfum yang tertinggal,Lufti langsung tahu bahwa parfum tersebut adalah milik Agatha.

"Tuan,sepertinya nona Agatha mendengar percakapan kita barusan.Saya sedang berada didapur,dan sepertinya nona Agatha baru saja mengambil air minum.Karena sekarang ada bekas gelas yang pecah." Lapor Lutfi pada tuannya.

Mendengar ucapan sang tangan kanan,Lycus langsung memutuskan sambungan telfon.Dan langsung berjalan keluar dari ruang kerjanya,tujuannya saat ini adalah kamarnya.Dia tak mau bila Agatha melakukan hal yang tidak-tidak,setelah mendengar percakapan dirinya dan Lutfi.

Lycus keluar Lift dengan langkah lebarnya,dan sampai didepan pintu kamar dirinya berusaha membuka pintu namun ternyata terkunci.Agatha mengaktifkan kunci dari dalam,sehingga meskipun Lycus memasukkan password yang benar pintu tetap akan terkunci kecuali Agatha sendiri yang membukanya.

"BUKA PINTUNYA AGATHA! ATAU AKU AKAN BENAR-BENAR MENDOBRAK PINTU LALU MENYERETMU KELUAR!." Teriak Lycus sambil menekan tombol interkom khusus kamar utama,sehingga Agatha yang ada didalam akan mendengar teriakan Lycus.

Kamar utama adalah kamar yang kedap suara,sehingga memerlukan alat khusus jika ingin berkomunikasi dengan yang diluar kamar.Semenjak Lycus melihat ada orang yang berusaha menjadi pelayan dan bodyguard,dirinya langsung memperketat keamanan untuk istrinya.Terutama kamar utama,tempat dimana istrinya tidur.Pintu dengan kecanggihan luar biasa itupun dibelinya,tanpa memperdulikan uang yang harus ia keluarkan.Dan sepertinya,pintu itu akan dia rusak dalam beberapa saat lagi.Namun bukan dengan cara di dobrak, melainkan dengan cara dinonaktifkan paksa.

"PANGGIL SEAN KEMARI!." Perintah Lycus pada Lutfi yang baru saja datang.

"Baik tuan."

Lutfi sedikit menjauh,untuk menelfon Sean.

"Datanglah ke Mansion Sean,jika kau lama akan ku pastikan tuan Lycus akan mengebirimu."

Belum sempat Sean menyahut,telfon telah dimatikan oleh Lufti.

"Sialan! Tuan dan tangan kanannya sama saja,suka sekali mematikan telfon seenaknya." Umpat Sean,lalu segera beranjak mengambil kunci mobilnya dan keluar dari apartemennya,dengan cepat dirinya melajukan mobilnya menuju Mansion Lycus Evandra.