Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Beberapa hari kemudian, tempat Shani kembali disibukkan kegiatan barunya yaitu menjadi manajer menggantikan Yona karena dia ingin pensiun dan juga menikah dengan orang yang dia sayangi dan juga atas kesuksesan komik buat Shani sebelumnya.
Dan juga Shani kembali membuat komik tentang kehidupan masa lalu dari kekasihnya itu karena ada hal yang menarik dari sana dan tentu sana atas persetujuan Vino selaku kekasihnya dan pemilik cerita itu.
Untuk Vino dia kembali ke Jakarta karena proyeknya bersama dengan Kinan sudah selesai dan dia hanya membuat laporannya saja, di samping itu dia juga sering menemani Shani entah ingin berbelanja, makan bersama, dan juga menonton.
Sekarang adalah waktu makan siang, Vino sedang berada di sebuah kafe untuk menikmati secangkir kopi dan mengerjakan laporan proyeknya. Pada saat dia sedang fokus mengerjakan laporannya, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya Vino yang kebingungan suara siapakah itu dan melihat ke arah sumber suara.
"Vin"
Melihat itu Vino terkejut dan menutup laptopnya.
"Sinka?!" Kaget Vino melihat siapa yang memanggilnya
"Ya Allah Vin apa kabar?" Sinka menghampiri Vino dan ingin memeluknya
"Baik" jawab Vino dengan ketus dan menolak pelukannya
"Gitu amat Vin" Sinka yang bingung dengan sikap Vino
"Emang gw gini kan" Vino merasa dirinya tidak berubah samasekali
"Lah tumben kamu pake lo-gw" heran Sinka
"Kenapa ngga suka?" Tanya Vino masih dengan nada dan wajah datarnya
"Gpp sih, Lo lagi ngapain disini?" Tanya Sinka melihat Vino disini
"Ngopi lah sih nyari kitab suci" ketus vino
"Hahaha ada-ada aja kamu Vin, aku boleh gabung ngga?" Tanya Sinka yang mungkin mereka bisa duduk berdua
"Ga, gw mau pulang" ucap Vino langsung membereskan barang-barangnya
"Apaan cepet banget Vin" canda Sinka
"Sorry gw pulang dulu" Vino langsung berpamitan
"Ehh Vin lain kali ketemu yah"
"Ga" Vino langsung meninggalkan Sinka disana.
"Kok kamu gitu banget Vin biasanya kamu ngga kayak gini loh" batin Sinka yang melihat Vino seperti itu
"Apa aku ikutin yah. Jangan deh, semoga kita ketemu lagi" lanjut Sinka
Sinka duduk tepat di tempat vino sebelumnya berada dan menikmati kopi di kafe itu. Untuk Vino kebingungan karena pertemuannya dengan Sinka barusan.
"Astaga sin, kenapa kamu baru muncul sekarang setelah kamu ngilang" batin Vino setelah memasuki mobilnya
"Astaghfirullah inget Vin kamu udah punya Shani jangan sakitin hati dia" lanjut Vino teringat dengan Shani
Kemudian Vino menyalakan mobilnya dan melaju menuju rumahnya agar pikirannya kembali jernih dan dapat melanjutkan menulis laporannya di rumah.
*
Sesampainya di rumah, Vino melaksanakan ibadahnya dan langsung mengistirahatkan tubuhnya karena membuat laporan itu.
Selagi berbaring, Vino menjawab beberapa pesan yang dikirimkan oleh Shani dan juga foto untuk membayar rasa rindunya karena waktu kerja mereka berbeda. Dan kebetulan ada sebuah pesan dari nomer yang tak dia kenal, kemudian dia melihat pesan itu.
"Vin, ini bener nomer kamu?"
Vino yang terkejut menduga itu nomer dari Sinka, dia langsung memblokir nomer itu dari beranda chatnya kemudian Vino keluar dari kamarnya dan menuju dapur untuk mengambil segelas air untuk dia minum.
Saat dia sedang meminum minumannya, dia dikejutkan dengan Nadila yang baru saja pulang dari pekerjaannya.
"Astaghfirullah Lo yah bisa ngga sih sehari aja jangan ngeselin" Vini yang terkejut dan ingin memukul Nadila
"Hehehe sorry kak" Nadila memberi isyarat memohon
"Haduh punya adek kayak Lo bukannya seneng tapi bikin emosi" ucap Vino yang tak habis pikir
"Gpp dong biar kakak ngga darah rendah terus" Nadila membela diri
"Ngga gitu juga kali caranya"
"Iya kak maaf"
"Ohh iya gw mau ngobrol sama Lo" ucap Vino yang ingin mengobrol dengan Nadila
"Kenapa kak tumben" sahut Nadila dengan duduk di
"Lo inget ngga sama Sinka?" Tanya Vino tentang Sinka
"Hah?!" Nadila yang terkejut
"Bisa biasa ngga sih jangan teriak gitu nanti bibi denger gimana" bisik Vino sambil menutup mulut Nadila
"Kakak ketemu kak Sinka?" Tanya Nadila
"Iya tadi gw ketemu di kafe Deket kantor" jawab Vino diiringi dengan anggukan kepalanya
"Baru keliatan itu orang" ucap Nadila menghembuskan nafas beratnya
"Iya mas gw bingung"
"Lah kenapa?" Tanya Nadila
"Lo tau sendiri gw sama dia dulu gimana" Vino teringat dengan masa lalunya
"Iya sih apalagi pas itu dia ninggalin Lo" Nadila juga mengingat masa itu
"Makanya, terus dia balik pas gw udah sama Shani" Vino yang kebingungan
"Waduh berat yah hidup Lo kak" Nadila menepuk pundak Vino
"Ehh bukannya ngasih solusi malah ngeledek" elak Vino yang ingin Nadila membantunya
"Ya maaf kak, lo maunya gimana?"
"Gimana yah, pas gw ketemu dia lagi di kafe kayak masih ada rasa gitu" Vino yang masih bingung dengan perasaannya
"Haduhh kak kak itu kak Shani mau dikemanain" Nadila yang ingin kakaknya memilih Shani
"Nah itu dia, takutnya gw lupa diri" ucap kekhawatiran Vino
"Itu tergantung kakak aja yah, ini masalah hati kalo masalah kerjaan gw masih bisa bantu" Nadila yang bingung ingin membantu apa
"Haduhh Lo ye, Ohh iya ngomongin kerjaan. Gimana album Lo udah rilis?" Tanya Vino tentang pekerjaan Nadila
"Udah kok kemaren baru promosi" jawab Nadila
"Coba gw mau denger"
Nadila meminjam laptopnya Vino dan mencari lagu ciptaannya dan diperdengarkan pada Vino.
"Lumayan juga Lo" Vino mengangguk-anggukkan kepalanya
"Iya lah, hasil kerja keras gw pas kuliah tuh" Nadila membanggakan dirinya
"Ngga sia sia gw didik Lo" Vino menepuk pundak Nadila
"Mata Lo, gw otodidak yah" elak Nadila
"Masa"
"Iya lah mana ada Lo ngajarin gw"
"Hehehe iya ya ah, bagus hasil kerja Lo. Terus mau gimana lagi nanti?" Kekeh Vino
"Kayaknya mau ada MnG gitu di restoran buat perkenalkan gitu lah" jawab Nadila mengingat jadwal dirinya kedepannya
"Gitu yah, kalo ada waktu gw kesana deh"
"Beneran nih?"
"Iya lah gw kakak Lo masa ngga hadirin acara besar adeknya" ucap Vino yang ingin membahagiakan adiknya
"Wihh makasih ya kak" ucap Nadila memeluk Vino
"Ehh santai aja kali" kekeh Vino dan membalas pelukannya adiknya
"Hehehe maaf kak, Ohh iya aku mau makan dulu ya" Nadila melepaskan pelukannya
"Ya udah sana, bibi kayaknya masak tuh" Vino mengizinkan
"Iya kak tadi aku yang bilang bibi buat masakin aku"
"Lo ye masak sendiri biar ngga ngerepotin bibi" Vino menasehati
"Ya maaf kak belum jago" Nadila mengusap tengkuknya
"Ya udah sana"
Nadila melanjutkan aktivitasnya untuk makan siang dan Vino kembali ke kamarnya dan mengistirahatkan tubuhnya agar keesokan harinya dia dapat menyelesaikan laporan proyeknya.
*
Dengan posisi sekarang yang dia ambil membuat Shani kewalahan karena dia tidak biasa dengan posisi barunya ini, dia juga sudah bertanya pada Yona temannya namun tetap saja tidak ada hasil yang memuaskan jadi Shani berusaha untuk memaksimalkan kembali.
Disisi lain, Shani sedang diawasi oleh direkturnya entah kenapa sejak menjadi manajer Shani sering diawasi.
"Pak kita ada rapat sebentar lagi" ucap salah satu karyawan
Jevan menganggukkan kepalanya, "Ok nanti saya kesana"
"Lo bisa ambil Sinka dari gw tapi kali ini Lo ngga bisa ambil Shani dari gw" batin Jevan masih melihat Shani
Kemudian Jevan menuju ruang rapat meninggalkan pengawasan dia pada Shani dan untuk Shani masih melanjutkan pekerjaannya.
Waktu yang ditunggu pun datang yaitu waktu makan siang, Shani langsung menuju restoran tempat dia dan Gracia bersama dengan Feni akan bertemu.
Sesampainya disana ternyata Gracia dan Feni sudah menunggunya disana dan juga sudah memesan makanan mereka juga.


"Sorry aku aku telat" Shani langsung duduk di tempat duduknya dekat Feni
"Santai aja kali Shan, kita tau kamu sibuk jadi pelan-pelan aja" Gracia memakluminya
"Kalian udah dari tadi atau udah lama?"
"Baru sampe dan ini baru aja ditaro" Feni menjawab yang baru saja makanan mereka sampai di meja mereka
"Ok deh, ya udah yuk makan"
"Ok"
Mereka bertiga memakan makanan mereka, selagi mereka makan Feni berniat menanyakan sesuatu pada Shani.
"Shan"
"Iya"
"Kamu sama atasan kamu pacaran?" Tanya Feni
"Hah?! Kamu tau dari mana?" Shani yang terkejut mengapa Feni mengetahui tentang itu
"Gracia" jawab Feni memberi isyarat menunjuk Gracia
"Kamu kebangetan ya gre" kesal Shani
"Maaf Shan aku keceplosan pas itu" Gracia meminta maaf
"Hadehh gre gre" Shani memijat pelipisnya
"Bener Shan?" Feni bertanya kembali
"Iya fen aku sama atasan aku pacaran yang kemaren" jawab jujur Shani
"Kapan jadiannya?"
"Udah beberapa bulan lalu" Shani mengira-ngira kapan dirinya dengan Vino berpacaran
"Lahh udah lama toh" Feni yang terkejut ternyata sudah selama itu
"Lumayan sih"
"Kok kamu ngga bilang sih" Feni menepuk pundak Shani
"Aku mau bilang gimana Gracia juga taunya pas dia nyariin aku kok"
"Nyariin kamu? Lah emang kamu kemana?" Feni yang bingung
"Pas itu aku pulang kesini tapi ngga ngabarin pacar aku itu terus dia minta tolong Gracia buat nyari aku" Shani menceritakan tentang dirinya yang dianggap Vino hilang
"Ohh gitu yah"
"Ya gitu fen"
"Kalian cepet banget yah udah punya pacar" tiba-tiba Feni lesu
"Sabar fen mungkin bentar lagi jodoh kamu bakalan ketemu" Gracia menyemangati Feni
"Iya ya"
"Ohh iya nanti habis makan kita jalan-jalan mau ngga?" Usul Gracia
"Maaf nih bukan aku nolak tapi aku harus ke kantor lagi" jawab Shani yang ingin namun pekerjaannya belum selesai
"Hmm gimana kalo pulang kantor aja" usul Feni
"Boleh deh, kalian share lokasi aja nanti aku kesana" Shani menyetujui usul Feni
"Ok deh"
Mereka bertiga kembali melanjutkan makan siang mereka dan setelah itu mereka berpisah dengan Shani menuju kantornya kembali dan mereka berdua menuju tempat yang akan dijanjikan.
***