Ini mengisahkan seorang permaisuri terkenal tangguh yang mampu membantu rajanya melawan musuh di medan perang bernama Violetta.
Setelah membantu sang raja berjaya permaisuri malah di khianati dan dibunuh oleh suami yang dia sayang.
Setelah mati sebuah keajaiban muncul. Dia hidup kembali dalam tubuh wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 11
Elliot memikirkan ucapan Az, dalam benaknya saat ini sedang menimbang apakah apa yang Az ucapkan tentang Jasmine memang benar.
"Apakah benar Jasmine yang menolak pernikahan itu?" tanya Elliot dalam hati.
Elliot juga merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, melihat tatapan mata Az yang menatap jijik pada dirinya, Elliot merasakan kehilangan.
Dalam dirinya terasa hampa. Tidak ada lagi tatapan lembut dari mata yang selalu dia abaikan itu lagi.
"Perasaan apa ini, akh ini tidak benar." gumam Elliot sambil menggeleng-geleng kan kepalanya.
"Ada apa sayang?" tanya Jasmine yang saat ini tengah duduk di sebelahnya di dalam mobil.
"Tidak, aku hanya teringat jika ada rapat sore ini. Aku tidak bisa mengantarmu pulang. Sebaiknya ku pesankan taksi untukmu." ucap Elliot.
Jasmine sebenarnya sangat jengkel karena belum sempat berbelanja dengan puas menggunakan uang Elliot hari ini. Tapi, melihat wajah Elliot yang terlihat datar dan seperti sedang kesal, Jasmine takut untuk mengeluh.
"Ada apa dengan diriku ini?" Gumam Elliot saat dia telah memarkirkan mobilnya di tepi jalan yang cukup sepi.
Elliot bukannya pergi rapat. Dia sengaja berbohong untuk menghindari Jasmine. Karena sejak bertemu Az dengan penampilan berbeda serta tatapan yang berbeda pula, Elliot mulai terbayang wajah Az yang tampak jauh lebih cantik di matanya saat ini.
"Apakah apa yang Az katakan itu benar bahwa Jasmine bukan terpaksa menyerahkan posisi sebagai mempelai wanita saat itu?" tanya Elliot dalam gumaman nya.
"Lalu, apa tujuan Jasmine menolak untuk menikah denganku sebelumnya jika setelah itu dia rela menjadi kekasihku meskipun harus menjadi selingkuhan?" Gumam Elliot lagi.
"Apakah benar itu karena rumor tentang aku yang kejam dan mendengar kalau aku adalah pria tua?"
Elliot kemudian mengambil benda pipih dari saku jasnya kemudian men-dial nomor asisten pribadinya.
"Tut... tut.... tut..... " pada nada sambungan berikutnya Henri asisten pribadinya mengangkat telfonnya.
"Halo tuan." ucap Henri.
"Cari tau semua tentang Azkaela, mantan istriku itu sebelum aku menikah dengan dirinya dan bagaimana hubungannya dengan keluarganya. Serta cari tahu semua tentang Jasmine. Apa yang sering dia lakukan, kemana saja dia pergi saat aku tidak ada." ucap Elliot memberi perintah.
"Baik tuan." saut Henri.
Elliot segera memutuskan sambungan telfon tanpa berkata apa pun lagi.
"Semoga setelah ini, aku mendapatkan jawaban dari pertanyaan dalam benakku tentang apakah yang selama ini aku lakukan adalah salah atau memang sudah benar." harap Elliot.
"Semoga saja apa yang Az katakan tentang Jasmine itu tidak benar. Jasmine tulus mencintai aku selama ini." ucap Elliot ragu.
"Tapi, apa tujuan Az dulu memaksa untuk menikah denganku?" tanya Elliot sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi mobil dan tangannya mencubit pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa pening kepalanya.
"Jika itu harta, selama menikah denganku dia tidak pernah sekali pun membelanjakan uang dariku." ucap Elliot.
Saat Az pergi setelah menyaksikan hal kotor yang Elliot dan Jasmine lakukan di dalam kamar mereka, Elliot melihat kartu ATM serta kartu kredit yang Az tinggalkan di atas meja. Kartu itu dia berikan pada Az agar Az tidak mengganggunya untuk urusan apapun.
Elliot terkejut setelah mengingat sekian lama menikah, Elliot tidak sekali pun mendapatkan tagihan ataupun notifikasi dari kartu yang Az pegang.
"Akh mengapa aku harus memikirkan apa yang wanita licik itu ucapkan? Dasar bodoh kau Elliot, dia pasti sengaja mengatakan itu agar aku ragu pada Jasmine." ucap Elliot meyakinkan dirinya.
"Sudahlah, sebaiknya aku menunggu kabar dari Henri saja. Setelah itu, aku baru tahu apa yang harusnya aku lakukan." ucap Elliot lalu kembali melajukan kendaraannya.
Sedangkan untuk Az, dia sama sekali tidak terpengaruh dengan kehadiran Jasmine dan Elliot sebelumnya. Az masih sibuk melanjutkan belanjanya bersama dengan Yuki dan Sidney yang setia mengikutinya.
Saat akan pulang, Az tidak sengaja melihat sebuah jam tangan yang modelnya cukup unik dan berfikir kalau itu akan cocok untuk kakeknya.
"Aku ingin melihat jam tangan yang itu." ucap Az pada seorang gadis yang bertugas menjaga sebelum penjaga itu bertanya keinginan Az apa sambil menunjuk ke arah jam tangan yang dia maksud.
"Baik nona, tunggu sebentar." ucap penjaga toko dengan nama Ghea.
Saat Az hendak meraih jam tangan dari tangan Ghea, seorang gadis merebutnya tiba-tiba.
"Aku menginginkan jam tangan ini. Aku akan membelinya." ucap sombong gadis dengan penampilan glamor itu.
"Maaf nona, tapi nona ini lebih dulu melihat dan ingin membeli jam tangan itu." ucap Ghea sopan.
"Kau berani menentang aku? Kau hanya seorang penjaga toko biasa dan berani untuk menentang keinginanku?" ucap gadis angkuh itu.
"Ada apa ini?" tanya seorang wanita yang terlihat lebih dewasa dengan penampilan menor dan pakaian serba ketatnya.
"Eh, nona Seril? Ada masalah apa Ghea?" tanya wanita itu pada Ghea dengan menatap tajam pada Ghea setelah melihat wajah marah gadis angkuh bernama Seril itu.
"Nona ini telah lebih dulu ingin melihat jam tangan itu dan nona Seril tiba-tiba merampas dan mengatakan ingin membelinya." jawab Ghea.
"Lalu apa masalahnya? Nona ini hanya ingin melihat saja bukan? Belum tentu dia akan membelinya. Kita tidak boleh menyinggung putri dari tuan Derrick. Apakah kamu tidak tahu kalau ayahnya adalah Manajer pemasaran dari pusat perbelanjaan ini?" ucap wanita itu sambil menatap sinis ke arah Az.
"Aku tidak akan meminta untuk melihatnya jika tidak berniat untuk membelinya." ucap Az pada akhirnya setelah cukup lama diam mendengar perdebatan antara Ghea dan wanita yang ternyata adalah atasannya.
"Kau pikir jam tangan ini seharga jajanan kaki lima? Saat kau katakan ingin membelinya kau dapat membelinya dengan mudah?" cibir Seril menatap merendahkan ke arah Az.
Kalau kalian bertanya di mana Yuki dan Sidney, mereka berdua ada di depan pintu toko karena Az menyuruh mereka tidak ikut masuk ke dalam toko. Mereka ingin masuk saat melihat nona muda mereka di remehkan namun Az memberi kode dengan tatapan dan gelengan kepala.
"Apa salahnya jika aku ingin membelinya?" tanya Az.
"Maaf, tapi walaupun anda mampu untuk membeli jam tangan ini, tapi kami tidak dapat menjualnya pada anda." ucap wanita itu.
"Mengapa bisa seperti itu? Bukankah selama barang itu dijual dan belum terjual atau dengan kata lain belum ada yang membelinya, maka sah-sah saja untuk siapa saja untuk membelinya selama dia mampu untuk membayar sesuai harga?" tanya Az.
"Tapi,..........!" belum sempat wanita itu menyelesaikan kalimatnya, seorang pria datang menegur mereka.
"Ada apa ini?" tanya pria itu.
"Ayah....!" seru Seril dengan senyuman bahagia karena merasa sudah menang karena ayahnya ada di sana.
bikin calon yg lebih tangguh dr devan utk az
malah gila