Menunggu adalah cinta yang paling tulus, tapi apakah yang ditunggu juga mencintai dengan tulus? Sudah tiga tahun lamanya Anaya Feroza Mardani menunggu sang kekasih pulang dari Indonesia. Kabar kematian sang kekasih tak akan membuat Naya begitu saja percaya sebelum dirinya bertemu dengan jasad sang kekasih.
Penantian tiga tahun itu, membuat kedua orang tua Naya harus menjodohkan Naya dengan seorang Dokter tampan bernama Naufal Putra Abikara anak dari Abikara Grup, yang tak lain adalah musuhnya saat SMA dulu.
Apakah kekasih yang Naya tunggu akan datang? Dan apakah dia masih hidup atau sudah meninggal? Bagaimanakah hubungan Naya dengan Naufal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aniec.NM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 10 Dinner
Selang beberapa menit, Vero menghampiri Kayra dengan membawa dua mangkuk bakso.
“Yee, makasih sayang.”
Naufal mengambilkan garpu dan sendok untuk Naya, jus yang mereka pesan pun sudah dibuatkan oleh ibu kantin.
**
Di Butik nya Naya sangat kewalahan, banyak para pengunjung yang datang, walaupun banyak pelayang Butik yang membantu namun Naya juga harus turun tangan membantu menjelaskan tentang desain baju miliknya.
“Ya ampun bagus banget gaunnya, indah lo kalau di pake sama kamu.” Naya menemani pengunjung yang ingin membeli gaun pengantin.
“Makasih Mbak, aku mau yang ini deh, cocok banget di badan aku.”
“Oke deh, Amira tolong kamu catatan ini ya!”
“Baik, Bu Naya.”
“Makasih ya, Mbak Naya. Gaun disini bagus-bagus banget,” puji pelanggan itu, usianya tak jauh berbeda dengan Naya hanya beda 2 tahun lebih muda.
“Sama-sama Melati.”
“Btw, Mbak Naya itu istrinya dokter Naufal bukan?” tanyanya lagi.
Naya agak sedikit terkejut, karena Melatih tau kalau Naya istrinya Naufal, padahal pernikahan mereka begitu privat hanya orang-orang terdekat mereka yang tau, sedangkan Melati dia saja baru Naya kenal.
“Iya, kok kamu tau?” tanya Naya terheran.
“Ya tau lah, mama saya itu pasiennya dokter Naufal, sering saya ketemu sama dokter Naufal terus kalau ditanya udah punya, dokter Naufal langsung nunjukin foto Mbak Naya sama nama lengkap Mbak,” terang Melati.
“Kata dia gini, istri saya namanya Anaya Feroza Mardani pemilu Butik Mardani, mending kamu beli baju di sana saya aja. Katanya gitu Mbak, makanya saya tau Butik ini dari dokter Naufal,” lanjutnya.
Naya mendengarnya tersenyum. Ia salut dengan Naufal, ternyata Naufal begitu berpengaruh dalam hidupnya, mungkin saja Butik yang ramai ini berkat Naufal mempromosikannya.
“Ya dia memang orangnya baik,” sahut Naya.
Setelah selesai dengan banyak pelanggan di Butik, akhirnya Naya bisa beristirahat dengan tenang. Kali ini dirinya memiliki untuk pulang ke rumahnya, ia rindu dengan masakan mama nya, lagi pula matahari masih bersinar di sore hari.
“Papa kemana, Ma?” tanya Naya, Naya melihat di sekeliling rumah terasa sepi.
“Masih di kantor, kalau adik kamu belum pulang sekolah,” jawab Mama seranya memberikan minum untuk Naya.
“Mama, Naya kan buka tamu, kalau mau minum nanti juga Naya bisa ngambil sendiri,” protes Naya dirinya tak enak Mama nya membuatkan minum.
“Ya nggak papa sekali-kali.”
Naya melihat jam dinding menunjukan pukul 17.00 wib. Jam pulang anak SMA itu sekitar 16.00 sedangkan Kayra belum juga pulang.
“Naya, sebenarnya Mama mau tanya hal penting sama kamu.” Mama Nisa menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Naya.
“Tanya apa, Ma.”
“Kayra udah bilang sama kamu kalau dia udah punya pacar?” tanya Mama Nisa.
“Iya, terus?” tanya Naya mulai penasaran.
“Semenjak dia punya pacar, dia sering pulang malem, Mama takut dia salah pergaulan,” ungkap Mama Nisa.
“Apa kamu tau pacarnya gimana, atau nama pacarnya siapa gitu?” tanya Mama Nisa lagi.
“Nggak sih Ma, dia nggak ngasih tau. Naya sempet tanya siapa nama cowoknya dia nggak ngasih tau,” jawab Naya.
“Masa Mama nggak tau sih, bukannya kata di sering di antar jemput?” tanya Naya, dia tau karena Kayra sempat bercerita.
“Iya, tapi Mama nggak dibolehin ketemu sama pacarnya, katanya malu sama Mama,” jelas Mama lagi.
“Hah! Aneh banget sih anak itu,” gerutu Naya.
“Tolong ya Naya, kamu cari tau siapa pacaran Kayra, Mama takut dia salah pergaulan.”
Naya melihat ada rasa khawatir di wajah Mama nya, itu memang hal yang sangat wajar bagi seorang ibu kepada anaknya. Apalagi dia anak perempuan, mahkota mahal, Naya mengiyakan permintaan Mama nya, dia juga ingin tau siapa pacar adiknya.
**
Ketika Naufal ingin ke toilet, ia melihat di halaman rumah sakit ada dokter Diva dengan seorang lelaki, tetapi lelaki itu membelakangi Naufal, jadi Naufal hanya bisa melihat postur tubuh lelaki itu saja. Terlihat raut wajah begitu bahagia dokter Diva saat lelaki itu mencium kening dokter Diva.
“Apa dia calon suaminya dokter Diva?” tanya Naufal.
Naufal melihat postur tubuh lelaki itu begitu familiar, Naufal seperti pernah melihat lelaki itu tetapi entah dimana dia melihatnya.
Kemudian lelaki itu memasuki mobil, dan dokter Diva beranjak masuk ke dalam ruang sakit, ia juga berpapasan dengan Naufal yang tengah melamun.
“Dokter Naufal!” Suaranya membuyarkan lamunan Naufal.
“Eh, dokter Diva.”
“Saya liat tadi, dokter Naufal ngelamun aja. Emang lagi mikirin apa sih?” tanya dokter Diva.
“Nggak, saya cuma kepikiran sesuatu.”
**
Malam ini bulan menemani bintang-bintang untuk menyinari semesta, dan angin menjadi pelangkapnya.
Kini Naufal dan Naya diundang untuk makan malam oleh pak Maryono di restorannya. Gaun yang Naya pakai begitu indah, gaun selututnya berwarna putih senada dengan kemeja yang dikenakan Naufal.
Kedatangan mereka disambut ramah oleh Pak Maryono dan sang istri, kemudian mereka dipersilahkan duduk dan mulai berbincang-bincang.
“Cantik banget sih kamu,” puji Ibu Eris istrinya Pak Maryono.
“Makasih, Tente juga cantik.”
Sejujurnya Naya tidak nyaman dengan gaun yang ia kenakan, karena ketika dia duduk paha nya sedikit terlihat dan itu membuatnya sangat tidak nyaman. Naufal yang sendari tadi melihat Naya begitu gelisah, ia langsung peka akan yang Naya rasakan. Kemudian Naufal mengambil jaketnya yang kebetulan sengaja dia bawa, lalu Naufal langsung menutupi paha Naya dengan jaket itu.
Terlihat sebuah senyuman di bibir Naya, sikap Naufal cukup membuatnya kagum dengan lelaki itu, dia lelaki yang sangat peka akan sesuatu di sekitar.
Setelah selesai jamuan makan malam itu, mereka beranjak ingin pulang. Saat Naya beranjak bangun, Naufal melihat di belakang gaunnya Naya ada darah, mungkin wanita itu tengah datang bulan. Dengan sigap Naufal langsung menutupi nya dengan jaket itu, jaket itu melingkar di pinggang Naya. Naya masih tak paham ada yang di lakukan suaminya itu, namun dia tak banyak komentar.
–
Naya semakin di buat heran lagi, karena Naufal memberhentikan mobilnya tepat di depan minimarket.
“Ada sesuatu yang harus dibelikan?” tanya Naya.
“Tadi gue liat ada darah di belakang gaun lo, Lo lagi datang bulan kan? Makannya kita berhenti di sini buat beli pembalut,” terang Naufal.
Naya sontak terkejut.” Kenapa lo ngga bilang dari tadi?” tanya Naya kesal.
“Kalau gue bilang disana, emang lo nggak malu sama keluarga Pak Maryono?”
Bener juga yang di katakan Naufal, Naya pun jadi tau kenapa tadi Naufal menutupinya dengan jaket.
“Lo diam aja di mobil, gue yang turun beli,” ujar Naufal beranjak keluar.
**
Naufal cukup kesulitan untuk mencari pembalut apa yang pas untuk Naya, salahnya dia tidak bertanya dahulu dengan Naya, sialnya handphone nya tertinggal di mobil.
Dengan terpaksa, Nuafal memberanikan dirinya untuk bertanya kepada salah satu kasir.
“Maaf Mbak, pembalut yang bagus dan nyaman itu kayak gimana ya?” tanya Naufal.
Pertanyaannya itu di balas senyuman oleh pelayan minimarket, lalu pelayan itu menunjukan pembalut yang bagus dan nyaman kepada Naufal. Pembalut
“Yang ini Mas, ini bagus kok ada sayapnya jadi nggak gampang bocor,” terang pelayan itu.
Naufal mengangkat satu alisnya.” Hah ada sayapnya, memang pembalut ada sayapnya Mbak?” tanya Naufal baru mengetahuinya.
Pelayan itu terkekeh.” Ada Mas, jadi Mas nya mau beli yang mana?” tanya pelayan itu.
“Beli lima aja deh, Mbak biar sekalian stok di rumah,” jawabnya.
Pelayan itu tak berhentinya terkekeh melihat kepolosan Naufal. Memang wajar seorang lelaki paham soal hak itu.