Obsesi Mafia kondang pada seorang gadis yang menjadi jaminan hutang kontrak nya dengan ayah gadis tersebut.
Kisah keluarga yang saling menyakitkan namun menyembuhkan kedua nya saat bertemu. Sang kakek yang mempunyai rencana lain untuk menyatukan kedua nya, untuk mengatur Cucu nya dia butuh Gadis itu.
Tak disangka Mafia tersebut membawa gadis itu keluar dari dunia nya yang tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Wedding
Hana menatap lama Leon, sedangkan yang ditatap menatap balik dengan santai bahkan sambil mengunyah makanannya.
"Kau suka anak-"
"Apa aku harus menjawabnya?" Sela Leon yang enggan menjawab pertanyaan itu.
"Tidak, kita menikah karena dijodohkan. Aku mengerti" angguk Hana yang melanjutkan makannya, ia seperti sia-sia bertanya yang bahkan tidak akan ada masa itu.
Satu hari berlalu, esok adalah dimana hari mereka bersatu dalam janji suci. Bahkan mereka mengadakan acara pernikahan tersebut di outdoor rumah besar kakeknya, dihalaman nya yang amat luas.
Leon dan Hana hanya terima beres untuk pernikahan mereka. Hana melihat ada beberapa wanita yang siap membantu melakukan perawatan wanita.
"Sebelum pernikahan dimulai jam 4 sore masih ada waktu untuk anda massage dan lain-lain. Wanita ini akan membantu" ucap pelayan tersebut sambil tersenyum.
"Tidak perlu, aku begini saja. lagipula aku tidak suka tubuhku disentuh" Hana ingin melarikan diri namun dengan sigap dua wanita itu menahan tubuh Hana ia kembali posisi berdirinya.
"Bisa dimulai" ucap pelayan.
Hana menggeleng saat dipaksa dibawa ke tempat kamar mandi yang luas, Hana menoleh ke Leon agar diselamatkan.
Namun reaksi Leon hanya diam memberi tanda menyuruhnya untuk pergi melakukan message.
Hampir tiga jam Hana melakukan message, wajah, lulur, dan perawatan kaki dan tangan nya.
Jam 1 siang Hana mulai mengantuk, namun ia harus bersiap-siap dengan beberapa orang yang akan membantunya menghias nya dari makeup sampai gaun.
Dari makeup pun Hana sambil mengantuk, karena cukup lama Hana yang tak tahan dengan ngantuknya.
Sampai setelah selesai saat nya dress putih gading yang dipakainya muncul.
Dress pertama warna putih gading dengan memperlihatkan lekuk tubuhnya, serta bagian dada yang sedikit menyembul.
"Ooo..aku suka" puji Hana melihat dirinya dicermin sambil bergerak kanan kiri tubuhnya.
Leon datang dengan kemeja putih serta dasi kupu-kupu nya, matanya langsung menatap tajam melihat gaun dikenakan Hana.
"Oh .. kau datang?" Sapa Hana dengan senyum melihat Leon dengan kemeja pengantin.
"Kalian punya gaun selain ini?" Tanya Leon pada penata rias Hana.
"Ya .. kami punya" ucapnya yang segera mengambil gaun yang lain.
"Kenapa? Aku suka yang ini" tolak Hana.
"Memangnya hanya kau yang menikah, kau ingin memperlihatkan dada mu dan lekuk tubuhmu dihadapan orang lain?" Jawab Leon yang tidak suka gaun yang dikenakan Hana.
Hana hanya bisa terdiam sambil mesem-mesem menurutnya sangat menggemaskan pria ini.
"Tapi.. kau terlihat lebih tampan dengan riasan" puji Hana melihat Leon.
"Aku selalu terlihat tampan pakai apapun" jawab Leon dengan savage nya.
Hana mendecih sambil tersenyum mendengar jawaban Leon. Lalu orang rias menunjukkan beberapa gaun lagi.
"Ini..lebih baik" tunjuk Leon pada gaun dipilihnya setelah nya pergi dari ruang pengantin.
...
Hana terduduk diruang tunggu dengan gaun putih gadingnya, yang sangat mempesona. Acara pun sudah dimulai, entah hal itu membuat Hana nervous.
"Hahhh..kenapa jantung ku terus berdebar" monolog Hana yang menggetarkan kaki nya. Bahkan duduk nya pun kaki ya ia buka lebar serta tangan nya memangku sikunya.
Tangannya sudah memegang buket bunga nya, namun rasa nervous itu memenuhinya.
"Pengantin wanita nya .. silahkan" perintah salah satu wanita pengurus.
Tiba Hana berada diujung altar, ia berjalan dengan perlahan semua perhatian ke arahnya. Bahkan semua yang hadir tidak ada satupun yang Hana kenal.
Diujung altar Hana melihat Leon dengan Jaz nya yang terdapat hiasan bunga di Jaz sebelah kirinya.
Leon tersenyum kecil menunggu Hana berjalan, perlahan Hana nampak tersenyum setelah melihat Leon.
1 jam berlalu pembacaan janji setia telah dilakukan.
"Kalian sah menjadi sepasang suami istri" ucapan pendeta tersebut.
Rasa tak percaya mendengar nya, Leon meraih tangan hana, mereka berdiri berhadapan.
"Jangan" ucap pelan Hana sambil mengatupkan mulutnya pada Leon yang mengerti kalau Leon ingin menciüm nya.
Namun itu tidak di dengarkan, dengan lembut Leon mendekatkan Hana dengan menarik pinggang rampingnya. Kepalanya ia miringkan dan meraih tengkuk Hana lalu mengecup lembut bibir Hana.
Para tamu bertepuk tangan melihat mereka termasuk kakeknya yang sangat tersenyum puas melihat cucunya.
...
Langit sudah hampir gelap, acara masih berlanjut, bahkan Hana sampai lelah terus tersenyum pada orang yang ia tidak kenal.
Dress malam yang dikenakan Hana sangat provokatif karena punggung mulus nya yang terekspos.
Jey dari kejauhan hanya melihat ke arah Hana, yang tak menyangka karena Hana sudah milik saudara nya.
"Hahh..aku lelah" ucap pelan Hana yang baru duduk, namun ia bangkit kembali menyapa tamu lain.
Namun Leon mendengarnya, ia menatap Hana yang duduk dengan wajah lelahnya.
"Duduklah disini, biar aku yang menyapa tamu lain" tutur Leon yang membuka Jaz nya, dan memakaikan nya di pundak Hana untuk menutupi punggung Hana.
"Aku tidak kedinginan, aku gerah" tolak Hana.
"Aku tidak ingin orang lain melihat punggung mu" Leon menatap tajam Hana.
"Oh begitu.. kau sangat perhatian" jawab Hana yang balik menatap Leon yang merasa tumben dia baik.
...
Setelah acara tersebut Hana memasuki kamar dengan wajah lelahnya, ia melepas sepatu hak tingginya terlihat ada luka dibagian belakang kakinya lecet karena sepatu yang kekecilan.
"Aaahh..sudah kuduga" ringis Hana yang mentaptap luka nya dengan tisu.
Leon melihat Hana sambil menggulung lengan kemejanya, tanpa bicara Leon mengambil Betadine dan es batu untuk menghentikan lukanya.
Tidak bicara Leon mengobati luka kaki Hana, bahkan menutup nya pakai handsaplas agar luka nya membaik.
Lalu ada seorang wanita masuk dalam kamar mereka dengan seenaknya.
"Long time no see. Agustd" senyum wanita tersebut, sambil berjalan ke arah Leon dengan tangan direntangkan. Mereka berpelukan didepan Hana yang terperangah.
"Just Leon, Anna" ujar Leon yang melepaskan pelukannya.
Terdengar dari bawah suara gaduh namun terhenti saat Leon melihat anak buahnya.
"Maaf sedikit berisik saat aku paksa masuk kesini" terang wanita bernama Anna tersebut.
"Tak apa..Kau jauh-jauh kesini, kau sudah makan?" Tanya Leon.
"No.. oh.. kau Leon Wife?" geleng wanita tersebut yang menunjuk Hana. Ia langsung menghampiri Hana dan menyodorkan tangannya. Hana hanya menjabat tangannya.
"Namaku Anna..aku teman Leon dari Italia" ucap Anna yang melepaskan jabat tangan nya.
"Kami sudah sangat dekat, lebih dari teman, makanya aku tidak menyangka kalau dia menikah" ujar Anna dengan lugasnya.
"Ayo .. kebawah, kau belum makan" ujar Leon yang mengajak temannya itu sangat akrab.
Mereka keluar berdua, Hana menghentikan langkahnya seperti ia tidak pantas untuk ikut, jadi Hana tetap didalam.
Disaat Leon serta teman wanita nya itu turun, dari sebrang Jey melihat mereka dan bergantian melihat ke arah pintu kamar Hana yang terbuka sedikit.
Tok
Tok
Jey membuka sedikit pintu, melihat Hana sedang berdiri sambil melamun, namun tersadar karena Jey datang.
"Oh.. kak Jey" senyum Hana.
"Aku hanya ingin bilang, jangan sungkan mengatakan padaku kalau Leon melakukan sesuatu buruk padamu, mengerti" tutur Jey.
"Tidak akan terjadi apapun" jawab Hana yang berjalan mendekat.
"Barusan teman Leon?" Tanya Jey yang melihat ke arah tangga.
"Iya" jawab Hana.
"Kenapa kau tidak diajak? Ishh" raut wajah Jey berubah kesal dan turun kebawah.
"Oh, tidak" Hana mengikuti Jey supaya mereka tidak salah paham atau sampai bertengkar.