Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12_Menantu Idaman
"Ada apa?" tanya Sheila dengan ketar ketir pasalnya Brian semakin dekat dengannya namun Brian tidak menjawab Sheila melainkan berjalan semakin dekat dengan Sheila.
"Apa kah aku tidak boleh berdekatan dengan istriku sendiri? Hemm," tanya Brian saat dia sudah sampai di depan Sheila dengan menundukkan badannya sehingga sekarang dia sejajar dengan Sheila yang masih duduk di sana.
"Bukan begitu tetapi aku tidak nyaman!" sahutnya, namun Brian tidak menghiraukannya dan semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Sheila hingga deru nafas satu sama lain pun terasa.
Sheila menjadi tenang pasalnya ini terlalu dekat, hingga Sheila pun menutup matanya sedangkan Brian yang melihat Sheila menutup matanya pun segera menyentil dahi Sheila.
"Apa yang kamu pikirkan hmm!" sahutnya dengan menjauhkan tubuhnya dari Sheila dan beranjak pergi meninggalkan wanita yang sedang terpaku dengan kelakuan Brian tadi.
Setelah selesai dengan telur orak arik nya Sheila pun mencuci piring hingga semua keadaan di dapur bersih, setelah itu dia pun menghampiri Brian yang sedang melihat televisi di ruang tamu.
"Sudah selesai?" tanya Brian mengalihkan pandangannya dari televisi dan melihat Sheila yang berjalan ke arahnya. Sheila hanya menganggukkan kepalanya saat Brian bertanya.
"Kalau begitu ayo!" ajaknya menarik Sheila keluar dari apartemennya.
"Bentar!" pekiknya waktu di tarik oleh Brian keluar, seketika Brian pun mengentikan langkah kakinya saat Sheila menolak nya tadi..
"Ada apa?" tanya Brian dengan serius.
"Koper aku," ucap Sheila.
"Biar Thomas yang mengambilnya, lebih baik sekarang kita berangkat." Brian berkata demikian kemudian kembali menarik Sheila ke parkiran di mana mobilnya terparkir.
Saat sampai Sheila tidak bisa tidak kagum dengan mobil sport yang di kendarai Brian karena termasuk edisi terbaru.
Saat dalam perjalanan hanya keheningan yang muncul, tidak ada perbincangan sama sekali meski pun Brian mau pun Sheila sesekali mencuri pandang namun tidak ada yang mulai perbincangan mungkin karena mereka belum terlalu kenal.
Selama setengah jam menempuh perjalanan, akhirnya Sheila dan Brian pun sampai di mansion yang sangat besar dengan gerbang menjulang dan juga taman depan yang sangat luas. Sheila selama ini belum pernah melihat rumah semegah ini atau pun mansion tetapi saat melihat mansion ini dia tak henti-hentinya terkagum-kagum.
"Ayo masuk!" ajak Brian saat mereka berhasil parkir di garasi.
Saat keluar mobil Sheila bisa melihat beberapa koleksi mobil mewah di sana mulai dari mobil klasik, sport, hingga mobil edisi khusus, Sheila pun mengikuti Brian berjalan di belakangnya menuju ke pintu utama.
"Mi, Pi!" sapa Brian saat sampai di ruang tamu membuat seseorang yang di sapa pun menoleh ke arah Brian di mana di sana ada seorang wanita dan juga pria yang bisa Sheila tebak adalah orang tua dari Brian sang suami.
Dia sangat gugup setengah mati karena jujur baru pertama kalinya ia datang ke sini namun langsung di kenalkan sebagai istri, bagaimana nanti tanggapan orang tua nya Brian tentangnya, semuanya berkecamuk hebat di hatinya.
"Brian!" ucap wanita paru baya tersebut dengan lembut, sedangkan Sheila masih saja berada di belakang Brian. Sehingga dia tak nampak dari depan.
"Ada yang ingin Brian sampaikan sama mami dan papi," ucap Brian.
"Ada apa bri?" sekarang papi yang berbicara dengan nada bertanya.
Brian pun melihat ke arah Sheila dengan yakin, awalnya mami dan papi tahu Brian akan membawa wanita ke sini karena Brian sendiri yang bilang dan tadi mereka juga tahu wanita itu berada di belakang Brian meskipun tidak terlihat jelas karena wanita tersebut sepertinya sedikit gugup.
"Brian mau kenalin ke kalian, ini Sheila istri Brian!" ujarnya dengan menarik Sheila agar sejajar dengannya, sedangkan Sheila hanya menunduk takut jika ia tidak di terima di keluarga ini.
Bagaimana pun dia sekarang sudah menjadi seorang istri meskipun tanpa perasaan apapun tapi tetap saja dia harus mengakrabkan dirinya dengan keluarga di sini.
Sedangkan mami dan papi yang mendengarkan hal itu pun di buat senang meski pun awalnya sedikit terkejut akan pengakuan sang anak yang sudah menikah tetapi tidak bicara dulu.
"Jangan menunduk nak," sahut mami Salma lembut seraya berjalan mendekati Sheila yang sih saja menunduk itu.
Sedetik kemudian mami Salma pun di buat terkejut dengan siapa dia bertemu, dia adalah salah satu wanita yang beberapa waktu lalu mengganggu pikiran Salma karena ia ingin menjodohkan Brian dengannya, namun tuhan memang terbaik, sebelum mami Salma menyatukan mereka ternyata mereka sudah kenal terlebih dahulu dan sudah menikah malah.
"Kamu!" sahut mami Salma sambil menunjuk ke arah Sheila, sedangkan Sheila di buat bingung karena mengapa tante ini bisa mengenalnya karena Sheila merasa bahwa dia tidak pernah bertemu sebelumnya dengan wanita di hadapannya ini.
Namun ia pun menerka-nerka apakah dia pernah bertemu dengan ibu ini dan benar saja ingatannya langsung tertuju pada pesta pernikahan mewah dan juga Sheila pernah di tumpangi mobil oleh pasangan tersebut.
"Nyonya, tuan!" ucap Sheila mengigat siapa mereka, seketika Sheila langsung menunduk dan tak berani menatap ke depan, bagaimana bisa ternyata Brian adalah anak dari nyonya dan tuan yang baik hati itu, sungguh sangat jauh jika dia harus di bandingkan dengan keluarga kaya seperti ini.
Mami salma yang tahu ketakutan dari Sheila pun memeluk erat wanita cantik di depannya itu sambil menenangkannya.
"Kamu jangan takut ya," sahutnya menenangkan Sheila. Sheila pun melihat mami Salma cukup lama hingga dia tidak takut lagi.
Sedangkan Brian yang melihat maminya dan Sheila seperti kenal pun hanya diam dan sesekali memandang pemandangan tersebut, padahal Brian sudah menyiapkan mentalnya jika sang mami menerornya dengan beberapa pertanyaan, tapi ternyata sekarang dia hanyalah menjadi penonton dari sang mami.
"Sayang, kamu benar istri dari Brian?" tanya mami Salma kepada Sheila sambil tak pernah melepas genggamannya di tangan Sheila.
"Iya, nyonya." Sheila menjawab dengan pelan.
"Ish, jangan panggil seperti itu, sekarang kamu kan istri dari anak saya jadi kamu harus panggil saya sama kayak Brian panggil saya yaitu mami dan papi, kamu paham?" sahut mami Salma panjang lebar.
"Iya, mi." jawab Sheila gugup.
"Mami kenal sama Sheila?" tanya Brian yang akhirnya membuka percakapan.
Mami dan Sheila pun melihat ke arah Brian, mami pun mengembalikan emosinya terhadap Brian yang menikah tanpa memberitahukannya.
Melihat tatapan mata maminya yang otomatis berubah saat melihatnya, Brian pun menjadi was-was akan takut jika kena marah sang mami.
"Kamu ya, menikah tapi enggak bilang sama mami dan papi coba saja kalau istri kamu bukan Sheila maka mami dan papi akan langsung mencoret kamu sebagai anak mami!" bentak mami dengan nada keras sambil mengalihkan pandangannya dari Sheila kepada Brian.
"Iya, maaf mi!" sahutnya tulus. mami pun mulai menurunkan emosinya, dia tidak ingin suasana bahagia karena mendapat mantu idaman pun harus ternodai karena kemarahannya kepada Brian sang anak.
Sedangkan papi Boni hanya bisa tersenyum dengan kelakuan anak dan istrinya itu, dia pun melangkah mendekat ke arah Sheila.
.
.
TBC
seharusnya mafia tu menegangkan
cari bini tu yg tegas bukan klemar kelemer kaya gorengan kecemplung air/Sleep/
gak ku lanjutin bacanya