NovelToon NovelToon
KLAUSUL CINTA SANG CEO

KLAUSUL CINTA SANG CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Office Romance
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Valeria Sinclair, seorang pengacara berbakat dari London, terjebak dalam pernikahan kontrak dengan Alexander Remington—CEO tampan dan dingin yang hanya melihat pernikahan sebagai transaksi bisnis. Tanpa cinta, tanpa kasih sayang.

Namun, saat ambisi dan permainan kekuasaan mulai memanas, Valeria menyadari bahwa batas antara kepura-puraan dan kenyataan semakin kabur. Alexander yang dingin perlahan menunjukkan celah dalam sikapnya, tetapi bisakah Valeria bertahan saat pria itu terus menekan, mengendalikan, dan menyakiti perasaannya?

Ketika rahasia masa lalu dan intrik keluarga Alexander mulai terkuak, Valeria harus memilih—bertahan dalam permainan atau pergi sebelum hatinya hancur lebih dalam.

🔥 Sebuah kisah penuh ketegangan, gairah, dan perang hati di dunia penuh intrik kekuasaan. 🔥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perih Mengiris Luka

Alex’s POV

Perlahan aku menaiki tangga dan ketika sampai di depan pintu kamar Valeria, segalanya tampak tenang dan baik baik saja. Kamarnya terbuka dan aku melihatnya duduk diam di Sofa tangan. Dia diam.

“Val, are you ok? Kau baik baik saja?”

Diam, tidak ada jawaban. Lalu perlahan aku mendekati dia. Aku melihat matanya tertutup seperti sedang tertidur.

Aku bersimpuh di depannya dan perlahan kupegang tangannya, “ Val. are you fine?”

Perlahan dia menarik tangannya seperti enggan kusentuh.

“Aku akan balik ke London besok,” ujar Valeria lirih

Mendengar dia berkata akan balik ke London, telingaku seperti tersengat listrik. Aku tahu situasi Valeria sedang tidak baik.

“Mengapa?” tanyaku

“Done, pekerjaanku sudah selesai. Kau sudah mendapatkan Warisan yang kau inginkan. Aku sudah tidak diperlukan. Anggap saja aku berlibur ke London. Kalau ada pertemuan besar dan penting, kau bisa memberitahuku, aku akan ke sini. Kita hadiri gala atau apalah, setelah itu aku kembali ke London,” ujarnya sambil meneteskan air mata dan menangis sesenggukan.

“Val…perjanjian kita tidak begitu, perjanjian kita, kau harus di sini bersamaku,” jawabku

Tiba tiba dia mengangguk anggukkan kepalanya berkali kali lalu tertawa sambil tetap meneteskan air mata. Suara tawanya terdengar sumbang dan mengiris hati.

“Yaaah yaaah… aku paham sekarang,” ucapnya sambil terus tertawa sumbang.

Setelah itu dia berdiri, dan berkata,” Kau keluarlah, aku harus tidur,”

“Val, kita harus bicara,” ujarku

“No….no no, tidak ada yang perlu dibicarakan, aku sudah paham semua,”

“Paham apa sayang? Katakan padaku,”

Dia menyerahkan amplop besar yang ada di meja dengan tangan bergetar.

Kubuka amplop itu, dan sekali lagi mataku terbelalak lebar. Di sana semua foto foto ku dengan mantan mantan pacarku dan beberapa gadis one night stand yang pernah kubawa ke mansion ini. Bahkan ada beberapa foto setengah bugil yang diambil di Paviliun belakang mansion.

Aku sontak menunduk, lidahku terasa kelu dan mulutku seperti terkunci.

“Kau…dapat dari mana semua ini Val?” tanyaku.

Aku tahu, pertanyaan ku terdengar sangat konyol.

“Entahlah, mungkin salah satu dari wanita wanita itu, yang sakit hati, mereka membawanya ke sini untuk membuka mataku lebar lebar,” jawab Valeria dengan suara parau.

“Mereka berbeda denganmu, mereka semua perempuan bayaran,” ujarku coba membela diri.

Dia menoleh padaku, matanya seperti gelap, dan wajahnya begitu tegang seperti marah besar.

“Apa bedanya aku dengan mereka? Kau juga membayarku untuk menjalani Klausul pernikahan biadab yang kau rancang. Apa …bedanya..aku ..dengan…mereka,” ujar valeria sembari menahan amarah.

Aku terpana, aku tidak bisa bicara apa apa.

“Baru saja aku mengajukan permintaan pulang ke London. Kau tidak menyetujuinya bukan? Apa kata katamu tadi? Kau bilang bahwa perjanjian diantara kita tidak begitu, ya khan?” ujar Valeria setengah berteriak,

Aku terdiam memandangnya, lalu perlahan kudekati dia dan kupeluk dari belakang. Aku menciumnya. Aku berusaha menenangkan dirinya dan diriku. Namun Valeria menolakku mentah mentah, dia mendorongku menjauh.

“Dalam Klausul, aku tidak wajib melakukan hubungan fisik denganmu. Semua kontak fisik atas dasar mau sama mau. Dan kali ini aku tidak mau,” ujarnya sambil mendorong tubuhku lebih kuat.

Hatiku terasa sakit, tetapi aku mencoba memahami perasaannya.

“Val jangan lakukan itu padaku. Please jangan tolak aku,” ujarku dengan nada lirih.

Valeria berbalik dan menatap wajahku tegang,” Kau sungguh lelaki tidak punya hati nurani. Kau bajingan bejat!”

Aku tidak tahan melihat air matanya mengalir deras, aku tahu aku sudah menyakitinya. Sontak kupeluk dia dan kuciumi wajahnya,

“”Hentikan, hentikan semua ini stop…stop,” ujarnya sambil menangis meraung.

Aku tidak peduli, semakin dia meronta semakin gila aku menciumnya. Aku sungguh tidak tahu lagi harus berbuat apa. Aku berusaha mengajaknya bercinta, hanya itu yang ada dalam pikiranku. Dengan bercinta aku tahu apakah dia masih mencintaiku atau tidak.

Namun Valeria melawan, dia mencakar dan memukulku, aku tetap berusaha mengajaknya bercinta sampai tiba tiba PLAK. PLAk…dia menampar wajahku.

Sontak aku melepas pelukanku, aku melihat air matanya tak henti meleleh.

“Jangan pernah kau pikir, segalanya akan beres dengan sex. Jangan pernah melakukan hal itu padaku! Kau tahu, mengapa aku sedih dan kecewa? Kau pikir aku sedih dan kecewa padamu? Tidak….tidak Alex, aku sedih dan kecewa pada diriku sendiri. Aku lah yang bersalah. Seharusnya aku tidak melacurkan diriku padamu dengan menerima tawaran Klausul pernikahan kontrak itu,” teriak Valeria

“Tidak Val, kau bukan pelacur. Kau…kau, “ lidahku seperti kelu ada sesuatu yang sangat besar dalam hatiku yang menghambatku menyelesaikan kalimatku.

“Kau apa…apa…teruskan kalimatmu? Apa?” teriak nya.

Aku menunduk dan menutup mataku.

Tiba tiba Valeria tertawa terbahak bahak, tawa yang mengiris hati, tawa menyakitkan dan sumbang. Aku bisa merasakan vibrasi menyedihkan dari tawanya.

“Aku, Valeria Sinclair, sudah menjadi pelacur kelas atas untuk lelaki hidung belang seperti dirimu.” ujarnya di sela tangisan yang sangat pilu.

“Aku tidak pernah menganggapmu pelacur, kau berbeda dari mereka Val,” ujarku

“Apa bedanya? Kau ajak mereka bercinta di Paviliun belakang. Kau manjakan mereka dengan kemewahan, kau juga mengajak mereka bercinta di kamarmu. Apa bedanya dengan diriku? Aku yang bodoh dan berpikir, kau memperlakukanku secara berbeda. Aku yang bodoh dan berpikir bahwa malam pertama kita di hari Valentine adalah hal yang istimewa. Aku yang bodoh! Sekarang aku tahu, aku tidak lebih baik dari mereka. Aku hanya satu dari sekian wanita yang kau tiduri dengan brutal dan kau renggut kegadisannya dengan bayaran selangit. Bukan begitu.”

Aku menatapnya kosong, aku tidak tahu harus berkata apa. Aku hanya ingin memeluknya memberinya ketenangan dan kehangatan dan berharap dia hatinya memperoleh kedamaian.

Seketika kubuka tanganku bermaksud memeluknya lagi, tapi kali ini dia langsung menjauh. Jengkel karena penolakannya, aku menyeret tangannya dan memeluknya dengan paksa.

Bukannya melunak dia malah menjadi semakin liar. Dia memukul dadaku dan mendorong ku menjauh berulang ulang.

“Lepaskan aku Alex, lepas, aku bukan boneka dan aku tidak mau kau perlakukan seperti wanita wanita itu, lepas! ”

Satu dorongan keras darinya membuatku mundur dan hampir terjatuh. Darahku mendidih, segera kuraih pundaknya dan kuguncang dengan keras.

Pundaknya kuguncang sambil berteriak keras,” Ya, aku memang pernah membawa wanita lain ke sini! Dan ya, aku melakukan kesalahan! Tapi kau bukan mereka, Valeria! Aku tidak pernah menganggapmu seperti mereka.”

Valeria tertawa sinis, matanya penuh amarah.

"Lalu kenapa kau tidak pernah memberitahuku?! Kenapa kau membuatku percaya bahwa malam itu… bahwa kita… berarti sesuatu untukmu?!"

Aku menatapnya lama dan dalam, dan untuk pertama kalinya, aku benar-benar merasa terpojok.

"Karena aku takut kehilangan kamu Valeria. Aku taku!” suaraku menggelegar memenuhi ruangan.

Namun Hal itu seolah belum cukup untuk Valeria. Tanpa menoleh ke belakang, dia mengambil tas dari kamarnya dan bergegas berjalan menuju pintu keluar mansion.

Aku bergegas mengejarnya. Pas disaat kami tepat berada di depan pintu, aku melihat Margaret di sana. Oh God mengapa malam ini sungguh aneh!.

*****

Valeria’s POV

Aku berdiri tepat di pintu keluar saat aku melihat seorang wanita berdiri di depan pintu seolah ingin masuk.

“Maaf, aku bertamu malam malam. Apakah aku mengganggu kalian?”

Aku diam mematung dan memandang wanita itu dengan heran. Kuperhatikan wajahnya terasa Familiar. Baru aku ingat, wanita ini ada di salah satu foto Alex. Dia adalah wanita yang ada dalam dekapan Alex di tempat tidur, di Paviliun belakang.

“Ah…kau pasti Valeria, Bagaimana? Alex sudah mengajakmu ke kamar Paviliun? Apakah kau sudah menyerahkan dirimu di sana? Kamar yang bertabur mawar persis seperti kamar pengantin?”

Belum sempat aku pulih dari rasa terkejut, tiba tiba Alex menerobos dari belakang dan mencengkeram tangan wanita itu.

“Keluar…keluar kau dari sini Margaret!”

“Mengapa Alex? Kau tidak ingin istrimu yang naif ini tahu siapa dirimu yang sebenarnya? Kau ingin dianggap pria baik baik? Seorang CEO yang terhormat, sopan dan tidak pernah mempermainkan wanita?” ujar wanita itu sambil memandang wajah Alex penuh kebencian.

Aku hanya bisa tertegun melihat tingkah mereka berdua.

“Dan kau pengacara miskin, kau pikir bisa merubah dan menundukkan Alex? Kau pikir dirimu cukup hebat untuk itu? Hahahaha, kau tolol jika berpikir demikian,” ujarnya memandangku dengan pandangan penuh amarah.

“Security, bawa wanita ini keluar dari sini! Kau keluarlah Margaret! Atau aku akan membawamu ke kantor polisi. Sekarang!,” teriak Alex dengan suara menggelegar.

Margaret segera dipegang oleh security dan dibawa keluar halaman mansion. Sebelum dia melangkah keluar dia kembali menoleh dan berteriak ke arahku.

“Kau akan hancur berkeping keping. Ingat kata kataku,” teriaknya.

Aku memejamkan mata, dalam hati aku berkata, bahwa aku sudah hancur berkeping keping, hanya saja tidak ada satupun yang tahu betapa hancurnya hatiku.

Alex memandangku dengan tatapan memohon, “ Please cobalah untuk mempercayaiku sekali ini saja.”

Namun hatiku seperti membeku, aku tetap melangkah keluar, dan bermaksud meninggalkan Mansion. Alex nampak lesu dan tidak punya semangat, dia tertunduk namun dia juga tidak lagi mencegahku pergi. Aku melangkah terus dengan air mata berderai, sesaat sebelum mencapai pintu keluar, aku merasa seseorang menyentuh pundakku. Aku pun berpaling, ternyata Elizabeth tepat di belakangku.

“Valeria, jangan pergi. Setidaknya dengar dulu ceritaku. Jika nanti setelah kau dengar ceritaku, kau tetap ingin pergi, aku tidak akan mencegahmu.” ujar nya

Aku merasa tidak bisa mengabaikan permintaan wanita tua seperti Elizabeth, aku tidak tega.

“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyaku.

“Ikutlah aku Valeria, kita bicara di kamarku,” jawabnya dengan tatapan sendu. Aku tahu dia ikut bersedih, matanya memerah seperti habis menangis Aku tidak kuasa menolaknya. Ku Urungkan niatku meninggalkan Mansion, aku berbalik kembali masuk kedalam mansion. Namun kali ini aku tidak masuk lewat pintu utama, tetapi aku lewat pintu samping menuju ke kediaman pribadi Elizabeth.

*****

1
Myra Myra
ssh Ae bila seseorang terperangkap dgn masa lalu Ae...
naura khalidya
mampir thor...
Leona Night: terimakasih sdh mampir/Heart/
total 1 replies
OBES20
lanjut
Leona Night: Terimakasih /Heart/
total 1 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞IntanArmy💜°𝐒⃟: ✿࿐
mampir semangat
Leona Night: terimakasih sdh mampir
total 1 replies
Kim nara
Bagus ceritanya yuk baca yuk
Leona Night: Terimakasih, semoga menghibur, dan setia baca sampai tamat/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!