Bebas dan seenaknya adalah dua kata yang dapat mendeskripsikan seorang Dilon. Walaupun Dilon selalu membuat masalah di sekolah, tapi para murid perempuan tetap memuja karena ketampanan dan gaya cool nya.
Entahlah apa Olivia, si murid pindahan itu bisa dibilang beruntung atau malah musibah karena menjadi satu-satunya yang bisa membuat Dilon jatuh cinta kepadanya. Bisakah dua orang berbeda kepribadian itu bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Selingkuh
Seperti perempuan lainnya, Olivia jika mandi memang selalu agak lama. Perempuan itu sekalian memakai bajunya di kamar mandi, karena jika di luar kan ada Dilon, tidak enak juga jika melihat.
Saat keluar kamar mandi, Olivia langsung tersenyum pada Dilon yang duduk menunggunya di ranjang. Olivia pun mendekat sambil menyisir rambut nya, lalu duduk di sebelah pacarnya itu.
"Aku kira kamu sudah pulang hehe, maaf ya lama nunggu," ucap Olivia sambil menyenggol bahunya pelan.
"Hm." Dilon hanya berdehem malas.
"Kenapa? Bosen ya nungguin? Yah maaf deh." Olivia jadi canggung sendiri melihat reaksi pacarnya itu yang agak dingin.
Dilon hanya berdecak pelan, merasa gemas karena Olivia menganggap dirinya badmood karena itu, padahal kan nyatanya karena Ia sempat melihat isi pesannya dengan Septian. Tetapi Dilon terlalu gengsi untuk menanyakan.
"Emangnya aku selama itu ya mandinya? Kamu kan bisa nungguin aku sambil nonton TV, main game juga bisa," kata Olivia sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ngapain aja tadi lo di sekolah?" tanya Dilon malah bertanya itu.
"Hah? Em biasa aja, belajar gitu. Hari ini gak ada ekskul, jadi langsung pulang," jawab Olivia polos.
Dilon meremas celananya merasa agak kesal mendengar jawaban yang bukan diinginkannya itu. Inginnya Olivia berterus terang dan cerita sendiri apa yang sudah dilakukannya dengan Septian tadi siang di sekolah.
Apa Olivia sengaja menyembunyikannya?
"Oliv, gue gak suka kalau lo selingkuh, " celetuk Dilon.
"Kamu ngomong apa sih?" tanya Olivia sambil terkekeh kecil, merasa aneh dengan sikap berubah-ubah pacarnya itu.
"Gue serius, kalau misal lo ada rasa ketertarikan sama cowok lain aja, gue gak suka. Lo milik gue, gue gak akan biarin lo lepas dan milih cowok lain."
Saat Dilon mengatakan itu, matanya terlihat dalam menatap Olivia, membuat perempuan itu menelan ludah kasar merasa terintimidasi. Olivia hanya bingung, kenapa Dilon mengatakan itu?
Olivia lalu membawa sebelah tangan pria itu ke genggamannya, "Dilon, aku gak ada pikiran sedikit pun untuk selingkuh. Malahan yang aku khawatirin itu kamu," jawabnya.
"Jadi maksudnya lo takut gue selingkuh?" tanya Dilon.
"Iya, biasanya kan yang paling banyak selingkuh itu cowok. Aku mungkin akan selalu berusaha jadi pacar yang terbaik, tapi bisa aja kamu bosen sama aku," ucap Olivia sambil berusaha tersenyum.
Dilon terlihat menghela nafas. Padahal tadi Ia sedang kesal, tapi mendengar Olivia mengatakan itu membuatnya jadi tidak tega sendiri. Dilon lalu membawa perempuan itu ke pelukannya, sambil menepuk-nepuk pelan punggungnya.
"Gue udah bilang Oliv, gue gak akan selingkuh. Gue emang gak mau putus sama lo, tapi gue pastiin kalau misal kita udah gak bisa bareng alasannya bukan gue yang selingkuh," kata Dilon dengan suara dalamnya.
Olivia dibuat tersenyum mendengar itu, membuatnya tanpa sadar mengeratkan pelukan. Merasa yakin jika Dilon adalah lelaki yang setia, sampai berjanji mengatakan itu. Olivia akan selalu ingat janjinya ini.
Melihat waktu yang sudah mau pukul tujuh malam, Olivia lalu mengajak pacarnya itu turun ke bawah untuk makan malam. Entahlah apa keluarganya sudah ada atau belum, karena biasanya selalu jam enam lebih.
"Kak Dilon!" panggil Kai yang pertama kali menyadari.
Kedua orang tua Olivia pun langsung ikut melihat ke arah yang di tunjuk. Terlihat dua reaksi berbeda. Mama Olivia yang sumringah dengan senyuman lebar, sedang Papanya mengernyit dalam seperti protes.
"Loh Dilon, kamu lagi main ya?" tanya Keisha.
"Sebenarnya Dilon di sini dari jam enam Mah, tapi dia ternyata udah nungguin aku di depan gerbang dari jam lima," sahut Olivia menjelaskan.
"Ya ampun kasihan, kenapa gak masuk aja?" tanya Keisha sambil menunjukan wajah tidak teganya.
Dilon lalu mengusap tengkuknya sambil tersenyum kecil, "Malu Tante kalau gak ada Olivia, jadi saya nungguin dia pulang aja," jawabnya.
Keisha berdecak pelan, "Jangan malu dong Dilon, sekarangkan kita keluarga. Ya sudah nanti Tante bilangin ke satpam, kalau ada kamu langsung suruh masuk aja," katanya.
"Makasih Tante," ucap Dilon dibuat terharu.
Entah kenapa berada di keluarga ini selalu membuat Dilon merasa nyaman, apalagi sikap Keisha yang perhatian begitu jadi mengingatkannya pada almarhum Mamanya. Padahal belum kenal lama, tapi Dilon seperti sudah dekat.
Senyuman Dilon terlihat mengembang saat Olivia berinisiatif membawakan nasi dan lauk untuknya. Dilon tidak makan banyak, lauknya pun hanya sedikit. Setelah makanan di simpan di depannya, tidak lupa Ia mengucapkan terima kasih.
"Oh iya terus gimana keadaan teman kecil kamu itu yang kemarin kehilangan Neneknya?" tanya Keisha memulai obrolan lagi.
"Dia kelihatan masih terguncang, memang Vanessa sangat menyayangi Neneknya. Tapi semoga keluarga besarnya bisa memberikan support kepada dia," jawab Dilon.
Keisha mengangguk, "Iya, kamu juga, kan kamu teman dari saat dia kecil."
"Ukhuk!"
Mendengar Olivia tersedak makanannya, Dilon pun segera menuangkan air ke gelas lalu memberikan pada Olivia. Tidak lupa Ia menepuk-nepuk punggung perempuan itu.
Olivia langsung bisa bernafas lega setelah minum, walau tenggorokannya masih agak sakit. Ia lalu melirik tajam Mamanya yang duduk di depannya, merasa tidak terima mendengar perkataannya tadi.
"Kamu kenapa Olivia? Kok natap Mama sinis gitu?" tanya Keisha celingak-celinguk. Biasanya kalau anaknya sudah begitu, pasti sedang kesal.
"Ekhem Mama kayanya salah bicara deh," sahut Papanya yang baru membuka suara.
"Salah bicara gimana?" Keisha mencoba mengingat-ingat.
"Mama ini gimana sih? Kak Olivia pasti cemburu kalau Kak Dilon itu deket-deket sama teman masa kecilnya. Aku saja yang anak kecil tahu, gak ada namanya persahabatan antara cewek sama cowok," celetuk Kai sambil membusungkan dada sombong.
Keisha mendengar itu langsung meringis pelan lalu tersenyum canggung pada Olivia yang malah membuang muka. Keisha tidak dipikir-pikir dulu, pasti Olivia sekarang tersinggung.
"Kamu mau pulang jam berapa Dilon?" tanya Kevin baru bertanya pada remaja itu.
"Mungkin sebentar lagi Om," jawab Dilon.
Keisha lalu menepuk pelan tangan suaminya, "Iya ih Papa, Dilon juga kan baru main di sini. Biarin lah mereka puas-puasin pacaran hehe," ujarnya.
"Bukan gitu, tapi kan gak enak kalau laki-laki sampai larut malam di rumah pacarnya. Kalau tetangga lihat gimana?" tanya Kevin mencari pembelaan.
Semua orang dibuat bingung mendengar itu, merasa cukup tidak masuk akal. Kalaupun takut dibicarakan tetangga sepertinya tidak mungkin, toh dari satu rumah ke rumah lain jauh dan tidak peduli satu sama lain.
"Kayanya Dilon bakalan pulang setelah ngerjain tugas sama aku, kebetulan ada tugas matematika." Kini giliran Olivia yang membuka suara, ikut menjelaskan pada Papanya.
"Ya sudah kalau gitu, tapi kalau bisa selesai ngerjainnya jangan terlalu malam ya. Dilon harus pulang sebelum jam sembilan malam, mengerti?" nasihat Kevin tegas tanpa menerima bantahan.
"Iya Pah," angguk Olivia lalu melirik Dilon.