NovelToon NovelToon
JULIA

JULIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nisa saumatgerat

Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.

karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.

Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. sedih

Mereka semua mengarahkan pandangan mereka ke arah Julia, namun sepertinya Julia tidak memperdulikannya, ia malah fokus untuk menghabiskan makanannya agar bisa segera kembali ke kamarnya.

"Iya pah, sekolah kita baik-baik saja. Bahkan ada sesuatu yang begitu luar biasa. Biasanya orang yang membuat onar itu selalu mengganggu kami di sekolah, kini tak berulah lagi.." ujar meta mencoba memancing Julia.

Biasanya merekalah yang akan sering beradu mulut. Tapi Julia hanya menutup rapat mulutnya saja. Julia sudah tidak peduli lagi. dan sudah memutuskan, bahwa kalian tak akan bisa mendengar suara ributnya lagi.

Mendengar penuturan Putri keduanya itu, Tuan Sanjaya sudah mengerti arah dari pembicaraan meta. Karena tuan Sanjaya tentu saja kerap kali atau bahkan hampir setiap hari mendengar keluhan anak-anak kembarnya ini tentang kakak perempuan mereka. Tuan Sanjaya pun mengarahkan pandangannya ke arah Julia yang tentu saja masih dengan posisinya yang fokus pada makanannya.

"Benar begitu Julia ?" Tanya Tuan Sanjaya.

Karena Julia tidak ingin dianggap sebagai anak durhaka yang mengabaikan pertanyaan orang tuanya. Julia hanya menegakkan kepalanya dan memberikan seulas senyum saja tanpa menjawab pertanyaan dari Tuan Sanjaya.

"Kenapa hanya senyum-senyum saja, jawab kalau orang tua bertanya..!! Apakah kamu sudah kehabisan kata-kata. Atau mendadak menjadi bisu.." sindir Ridho sang kakak kedua. Namun lagi-lagi tak di gubris oleh Julia. Ia malah mengambil segala air putih dan meneguknya sampai habis.

"Aku selesai.." setelah mengatakan dua kata itu, Julia pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menjauh kembali ke kamarnya. Sementara keluarganya tercengang melihat hal itu.

(Apa yang terjadi dengan anak itu.?) Tanya mereka dalam hati mereka masing-masing. Tapi sepeninggalan Julia, suasana meja makan mereka menjadi hening. Kini tak ada yang mulai mengobrol atau bercanda seperti biasanya.

Menurut mereka seperti ada yang kurang. Tapi mereka tidak tahu, apa yang menjadi kekurangan mereka malam ini. mereka semua malah tenggelam dalam pemikiran masing-masing.

***

Sesampainya Julia di dalam kamarnya, Julia langsung mengunci pintu kamarnya tanpa ampun. Lagi pula Tak ada yang bisa diharapkan, memangnya siapa yang akan datang ke kamarnya.? Mamahnya ? Atau papanya ? Pada dasarnya mereka tak akan mendatangi kamar Julia atau sekedar bertanya bagaimana harinya hari ini ? Apa saja yang ia lewati, dan bagaimana keadaannya ?. Tidak itu sudah cukup.

Julia tak ingin mengharapkan apa-apa lagi. Tapi dalam suasana hening itu, setetes air mata Julia malah jatuh membasahi pipinya. Hatinya sakit dan pilu, mendapati kenyataan hidupnya yang tak pernah bahagia. Tapi apa boleh buat, Ia hanya perlu bertahan hidup dan mengikuti alur saja. Apa yang dapat ia lakukan ? Tidak ada anak yang akan sanggup melakukan apapun tanpa dampingan dari orang tuanya. Memikirkan hal itu, air mata Julia malah keluar dengan derasnya.

" Hiks... hiks... Sakit ya Tuhan.." rintiknya dalam kesendiriannya.

"hiks... hiks... aku lelah. tapi aku belum mau mati..." ujar Julia dengan konyol di tengah tengah tangisannya itu.

"tapi, aku sudah tidak sanggup...." racaunya lagi.

Tak ada yang tahu, bahwa setiap malam malam seperti ini, ya selalu berusaha menguatkan hatinya agar tidak terpuruk, tapi lagi-lagi, Ia hanyalah seorang perempuan yang lemah yang tak bisa berbuat apa-apa.

Setelah Julia merasa sudah sedikit tenang. Iya langsung mengusap air matanya dan kembali beranjak menyelesaikan pekerjaan rumahnya sebelum akhirnya ia menidurkan dan mengistirahatkan dirinya. istirahat dari luka yang mungkin sulit untuk sembuh.

***

Sementara itu, setelah makan malam berakhir. Mereka semua malah memilih masuk ke dalam kamar masing-masing. Tidak seperti biasanya, setelah makan malam mereka pasti akan memilih untuk berkumpul-kumpul terlebih dahulu di ruang tamu dan mengobrol satu sama lain.

Di satu sisi, seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama bagi kelima anaknya. Kini sedang menatapi sebuah figuran yang terletak di nakas kamar mereka. Di sana ada foto keluarga yang begitu bahagia, namun tentu saja personilnya kurang satu. Ya itu Julia.

Dengan tangan yang gemetar, mama dari kalimat bersaudara yang dikenal dengan nama Ratih itu, mengambil foto keluarga tersebut. Ia menatap satu persatu senyum dari foto-foto mereka. Entah kenapa air mata nyonya Ratih menetes. Ia mengingat bahwa tak ada anak tengahnya di sana.

Saat mereka berencana untuk melakukan foto keluarga, dan juga karena tidak ingin ada kekacauan yang akan ditimbulkan oleh anak tengahnya itu, mereka malah memilih untuk meninggalkannya dan tanpa mengajaknya.

"sebaiknya kamu di rumah saja Julia. tidak boleh ikut mama sama papa dan juga adik-adikmu. kamu di rumah jaga rumah dengan baik kalau mau jadi anak yang baik." ujar nyonya Sanjaya kala itu.

"tapi mama Julia tidak mau ditinggal. Julia mau ikut mama, papa, kakak dan adik. Julia janji, Julia akan menjadi anak yang menurut di sana."

"sekali Mama bilang tidak ya tidak..!!! kamu mau mama hukum hah..!!"

mengingat semua itu, membuat air mata nyonya Sanjaya bertambah deras. sungguh wajah polos yang tak mengerti apa-apa terbayang di kelopak matanya nyonya Sanjaya.

(maafkan Mama nak.. maafkan mama..) batin nyonya Sanjaya yang menjerit.

Sementara waktu itu, Tuan Sanjaya pun berpapasan masuk ke dalam kamar mereka dan mendapati sang istri sedang menangis sesegukan sambil melihat foto keluarga mereka. Tuan Sanjaya berjalan mendekap ke arah sang istri tercinta kemudian bertanya.

"Apa yang terjadi ma.. Kenapa menangis di foto keluarga kita..??" Tanya Tuan Sanjaya dan langsung mendudukkan dirinya di samping sang istri dengan tangan yang langsung sigap mengelus punggung istrinya yang bergetar itu. Mendapati sang suami di sampingnya, nyonya ratih pun menegakkan kepalanya dan menghapus air matanya.

"Tidak apa-apa pa. Entah kenapa, mama hanya merasa sesak saja malam ini. Mama tiba-tiba merasa Julia sedang membangun tembok pemisah." Ujar nyonya Ratih yang tentu saja membuat Tuan Sanjaya menjadi bingung.

"Lah.. Apa maksud Mama berbicara seperti itu ?" Katanya Tuan Sanjaya yang masih belum loading. Mendengar pertanyaan sang suami, nyonya Ratih pun langsung menghadap suaminya itu.

"Apakah kamu tidak memperhatikan sikap Julia malam ini. Apakah sebegitunya kamu tidak memperhatikan Julia ? Sampai kamu sendiri tak menyadari perubahan darinya ?" Tanya nyonya Ratih sedikit sebal kepada sang suami. Mendengar penuturan istrinya, barulah Tuan Sanjaya tersadar. Ia juga sedikit menyadari perubahan sifat anaknya itu.

"Mama jangan terlalu berpikir aneh-aneh. Barangkali Julia Sudah sadar dengan perbuatannya selama ini. Yakin saja besok-besok anak itu pasti akan kembali berulah lagi." Ujar Tuan Sanjaya kepada sang istri.

Bukan tidak merasakan, Tuan Sanjaya hanya gengsi mengakuinya. Mereka sadar bahwa, mereka jarang memperhatikan Julia ketimbang anak-anak mereka yang lain. Nyonya ratih yang mendengar penuturan suaminya menjadi tidak mengerti. Apakah sudah sebegitu acuhnya sang suami kepada anak tengah mereka itu.

"Papa, Apakah papa tidak memperdulikan Julia ? Apakah papa tahu kalau kita sudah menjadi orang tua yang pilih kasih kepada anak-anak ? Apakah papa pernah bertanya Bagaimana keadaan dan kondisi Julia ? Tidak pernah kan Pa ? Barangkali tingkah nakalnya itu ia lakukan untuk menarik perhatian kita dan mau memperhatikan dirinya juga." Ujar nyonya Ratih sedikit merasa bersalah kepada putrinya itu.

1
Elis yulianti
bagus bgt ceritanya
Dewi Ratnawati
sumpah nangis banget bacanya 😭😭
sukesikusno waluyo
yg kuat julia ..../Whimper/
sukesikusno waluyo
syediih nyaaa/Cry/
Menik Mulyani
di dunia nyata emg kek gitu.. anak atau cucu yg paling di sayang biasanya justru yg lempar kotoran dan anak atau cucu yg tk di anggap yg membersihkan kotoran
Hasanah
knapa si AQ ngak prnah bosan baca cerita x Julia in ,AQ ngulangx smpai 3 kli baca
Menik Mulyani
sebenarnya kekurangan julia apa sii di keluarga itu.. apakah hny alsan ambil jurusan IPS sedng yg lain IPA .. gk masuk akal
Menik Mulyani
kpn dewasannya trus sukses biar adik kembarnya stroke
Menik Mulyani
dasar dungu
Menik Mulyani
sumpah mewek aku thor
Wiwin Maria
Luar biasa
Capricorn 🦄
k
Khoerun Nisa
harusnya temui dulu keluarga paman mu Bru kerumh ayahmu..sedikit kecewa mengingat mereka pling menyayangi TPI STLH keluarga nya baik JD di lupakan
Khoerun Nisa
knp TDK nlpn Abi SM Melvin sih yg syg dri dulu ..
Khoerun Nisa
dri awal kt2nya GK konsisten kadang Kaka kadang Abang heleh..
Khoerun Nisa
aku benci yutuber knp GK buka cape atu rumh mkn aja dia kn pndai masak
Khoerun Nisa
panggilan nya berubah2..
Khoerun Nisa
orng2 akan bingung dgn jawaban kalian brlibur di atas gunung merapi kuat sekali kalian
Suzy Ayu
bacanya sambil nangis 😭
Khoerun Nisa
berapa selisih umur Julia dn meta apkh Julia punya kelainan sprti kurng normal masa tingkahnya sprti itu dlm cerita sdngkn meta adiknya keliatan dewasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!