NovelToon NovelToon
REGANTARA

REGANTARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aquilaliza

~ REGANTARA, season 2 dari novel Dendam Atlana. Novel REGANTARA membahas banyak hal tentang Regan dan kehidupannya yang tak banyak diketahui Atlana ~....

Ditinggalkan begitu saja oleh Atlana tentu saja membuat Regan sangat kacau. Setahun lebih dia mencari gadisnya, namun nihil. Semua usahanya tak berbuah hasil. Tapi, takdir masih berpihak kepadanya. Setelah sekian lama, Regan menemukan titik terang keberadaan Atlana.

Disaat Regan merasakan bahagia, berbanding terbalik dengan Atlana yang menolak kehadiran Regan untuk kedua kalinya dihidupnya. Namun, penolakan Atlana bukan masalah. Regan memiliki banyak cara untuk membawa kembali Atlana dalam hidupnya, termasuk dengan cara memaksa.

Akan kah Regan berhasil? Atau malah dia akan kehilangan Atlana sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gue Payungin.

Renata tersenyum manis menatap Atlana yang merengut, sementara Regan yang duduk di samping adiknya itu hanya diam dengan tampang dinginnya. Renata sebenarnya baru saja pulang dari rumah sakit.

Tubuhnya cukup lelah, tapi melihat ada tamu yang ternyata adalah mantan kekasih adiknya, Renata memilih untuk menyapa sekalian bertanya-tanya tentang adiknya pada lelaki itu. Dia memiliki keyakinan jika lelaki itu masih menyimpan perasaan yang mendalam untuk adiknya.

"Kamu udah lama disini?" tanya Renata.

"Lumayan," jawab Regan singkat. Jika perempuan di depannya itu bukan siapa-siapa Atlana, sudah pasti dia tidak akan menjawabnya. Dia sangat malas jika ada orang asing bertanya tentangnya.

"Kakak sayang banget kamu sama Atlana putus. Padahal Kakak rasa kalian sangat cocok."

"Kita gak putus."

"Lho? Lana bilang kamu mantannya."

Regan langsung menoleh pada Atlana yang ternyata hanya acuh. Tanpa menatap Renata, cowok itu menjawab Renata.

"Kita cuma salah paham. Gak ada kata putus."

"Jadi, kalian masih pacaran?"

"Kaak, gak usah ditanyain lagi." Atlana menatap Kakaknya dengan tatapan memohon.

Mengapa Kakaknya malah membahas hubungannya dengan Regan. Mengapa tidak mau bahas mengenai apa saja yang ia lakukan di rumah sakit? Atau, ceritakan saja tentang operasi yang ia lakukan tadi.

"Kakak juga perlu tau, sayang. Kakak gak mau jadi kakak yang gak tau apa-apa soal adiknya dan malah sibuk kerja."

Atlana jadi terharu. Dia berpindah dari samping Regan dan mendekati Kakaknya, lantas memeluknya.

"Sayang banget sama Kak Rena."

"Kakak juga sayang sama Lana."

Regan hanya diam menatap adik kakak itu. Diam-diam ia merasa senang, Atlana-nya mendapatkan keluarga yang baik.

Setelah beberapa saat bergabung bersama Atlana dan Regan, Renata berpamitan ke kamarnya. Dia cukup gerah dan ingin mandi sebelum beristirahat.

Usai kepergian Renata, Regan juga berpamitan pulang. Atlana tak menanggapi Regan dan memilih duduk diam. Tapi, dia dikejutkan oleh Regan yang tiba-tiba mengecup pelipisnya.

"Regan—"

"Gue balik, okey?"

Atlana yang ingin melayangkan protes pun terdiam. Dia menatap Regan lekat. "Lo beneran gak mabuk, kan?" tanya Atlana. Dia tiba-tiba saja khawatir, takut terjadi sesuatu pada lelaki itu saat berkendara pulang.

"Lo khawatir?"

"Hah?" Atlana mengerjab pelan matanya. Setelah itu dia mendengus. "Sana balik!" ucapnya ketus. Namun begitu, jantungnya berdebar kencang. Tidak tahu kenapa, dia merasa terus tertarik untuk terus mendekatkan dirinya dengan Regan.

Regan tersenyum tipis. Dia berdiri, lalu mengusap pelan puncak kepala Atlana. Kepalanya sedikit tertunduk untuk mengecup puncak kepala gadisnya.

Dan tanpa mereka sadari, Renata melihat semua interaksi mereka. Dokter cantik itu tersenyum tipis. Dia berdoa semoga adiknya mendapatkan kebahagiaan.

***

Atlana duduk berjongkok di antara makam kedua orang tuanya. Tangannya terulur mengelus dua nisan itu bergantian.

"Ma, Pa, Lana kembali. Maaf, Lana baru datang lagi setelah cukup lama gak datang," ucap Atlana lirih. Terik matahari tak membuatnya beranjak. Air matanya terus menetes.

"Lana kangen banget sama mama papa."

Atlana mengusap air matanya. Tapi detik berikutnya, ia mendongak ketika merasakan terik matahari tak menyengatnya lagi, dan melihat bayangan seseorang berdiri sambil memayungi nya.

"Regan...?" serunya lirih.

Cowok itu mengangguk pelan dengan wajah tanpa ekspresinya. Atlana berdiri tanpa melepas tatapannya dari Regan.

"Kenapa berdiri? Hm?" tanya Regan. Sebelah tangannya yang bebas bergerak mengusap air mata Atlana yang menempel di pipi. "Masih mau ngomong sama papa mama, kan? Ngomong gih. Gue payungin."

Atlana tak mengatakan apapun. Dia kembali duduk diantara makam kedua orang tuanya. Tidak ada kata yang terucap dari bibirnya. Dia hanya menangis, meluapkan rasa rindunya pada kedua orang tuanya.

Setelah beberapa saat, Atlana meninggalkan makam kedua orang tuanya bersama Regan.

"Lo ngapain ke sini?" Atlana bertanya setelah beberapa saat menenangkan dirinya untuk tidak menangis lagi.

"Gue ngikutin lo."

Atlana menatap tak suka pada Regan. "Lain kali jangan ngikutin gue."

"Gue gak bisa."

Atlana memutar bola matanya jengah. Dia lalu teringat pada payung yang Regan gunakan. Jika dipikir-pikir, benda seperti itu tidak mungkin ada di mobil Regan, apalagi payung tersebut bermotif bunga-bunga. Sangat tidak menggambarkan seorang Regantara Putra Alderald.

Apa payung itu punya calon istrinya? Atlana membatin. Itu satu-satunya yang ia pikirkan.

"Payung itu punya siapa?" Tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari bibirnya. Atlana sampai menggigit bibir bawahnya dan memejamkan mata. Dia merutuki kebodohannya, kenapa bisa lepas bertanya seperti itu.

"Punya ibu-ibu di makam tadi. Gue beli."

Atlana menatap Regan. Tatapannya seolah menggambarkan pertanyaan yang mempertanyakan kejujuran Regan. Dan cowok yang sempat menoleh itu paham dengan maksud tatapan Atlana.

"Lo gak percaya? Atau, lo takut kalau ini punya cewek lain yang—"

"Gak. Gue percaya," bantah Atlana cepat. Dia tidak mau Regan berpikir jika dirinya sedang cemburu.

Regan tersenyum tipis. Cowok itu kembali mengulurkan sebelah tangannya, mencoba untuk menggenggam tangan Atlana lagi karena tadi sempat ditolak oleh cewek itu.

"Gak usah gini deh." Atlana mencoba menarik tangannya, namun Regan menggenggamnya kuat.

"Mau kemana?" Bukannya membalas ucapan Atlana, Regan memilih mencari topik yang mungkin bisa membuat Atlana kesal atau marah.

Tapi, Atlana tak menjawabnya dan memilih diam.

"Ya udah kalau gak mau jawab. Kita keliling-keliling aja."

"Heh! Apaan sih?" tanya Atlana tak terima. Regan pikir tidak pusing apa keliling-keliling? Walaupun pakai mobil, tetap saja rasanya pusing.

"Terus kita kemana?"

"Lo sekarang jadi cerewet, ya?"

"Cuma bareng lo gue kaya gini."

Atlana bungkam. Jawaban Regan memang benar. Dan tidak ada celah untuk dirinya bisa mematahkan pernyataan Regan itu.

***

Regan menghentikan mobilnya di parkiran sebuah universitas. Lelaki itu melepas sabuk pengamannya lalu memiringkan tubuhnya menghadap Atlana. Mata tajamnya menatap Atlana dengan sorot lembut.

"Mau turun?"

"Gak."

"Yakin? Lo gak mau liat-liat?"

"Gak mau. Gak penting juga kan gue liat-liat?"

"Lo nanti lanjut kesini."

Atlana mengerutkan keningnya. Apa maksudnya? Apa dia akan melanjutkan kuliahnya disini? Regan ini sok tahu. Yang mengurus kepindahannya kan papa dan mamanya, bukan Regan.

"Marvin udah konfirmasi sama papa mama lo."

"Kok bisa?" Suara Atlana sedikit meninggi. Dia tak menyangka Regan akan melakukan hal ini.

"Bisa. Marvin sekarang di Aussie. Besok balik."

Atlana terdiam sambil memijit keningnya. Kenapa semua ini terjadi? Papa dan mamanya juga belum menelponnya sejak seminggu lalu. Mereka juga belum memberitahunya mengenai Universitas mana yang akan menjadi universitas pindahan nya. Malah Regan yang memberitahunya lebih dulu.

Dan Marvin, bagaimana bisa orang kepercayaan Regan itu bisa mendekati orang tuanya? Hah. Semuanya membuat ia pusing.

"Na?"

"Jangan ngomong, Regan! Gue pusing."

Cowok itu mengulurkan tangannya, menyingkirkan tangan Atlana dan menggantinya dengan tangannya untuk memijat kening Atlana.

"Mau ke dokter?"

"Apaan sih!" Atlana menepis pelan tangan Regan. "Gue mau ke apartemen aja. Gue mau istirahat," ujarnya. Memang seharusnya ia istirahat, menenangkan pikirannya.

1
Syznkra_zeailin10
oh ya gak masalah Thor yang penting di beri penjelasan saya sudah bisa memahami dan memakluminya semangat terus sampai cerita ini tamat yaa☺️💪
Aquilaliza: makasih Kak... 🙏😊
total 1 replies
Athar Rizqi Al Ghifari
bagus
Anaya Nabila
kenapa gak jujur aja sih atlana
Syznkra_zeailin10
semakin membuat hati ku terpotek" kak thor sangat penasaran seperti nya banyak sekali misteri dan rintangan yang bakalan di lewati Regan dan atlana .. ayok kak jangan lama up nya aku selalu menunggu mu dengan setia 💪💪💪
Syznkra_zeailin10
Karya mu begitu menarik perhatianku author baik ku😻💪💪 semangat terus jangan lupa update setiap hari
Syznkra_zeailin10: sama" kak tapi update nya jangan lama ya ,😇
Aquilaliza: Makasih kak 😊
total 2 replies
Ita Purnama
Novel yang bagus 👍🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!