Seorang pria membangun perusahaannya dengan tujuan mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. Namun, semakin banyak uang yang dimilikinya, semakin tinggi kesombongannya. Pada akhirnya, kesombongannya menjadi kehancurannya. Ia dijatuhkan oleh perusahaan lain dan kehilangan segalanya.
Namun. Ia bereinkarnasi ke dunia kultivasi sebagai seorang Summoner, dengan kemampuan memanggil makhluk-makhluk luar biasa. Di dunia baru ini, ia didampingi oleh seorang Dewi yang setia di sisinya.
Sekarang, dengan segala kekuatan dan kesempatan yang dimilikinya, apa yang akan menjadi tujuannya? Apakah ia akan kembali mengejar kekayaan, mencari kedamaian, atau menebus kesalahan dari kehidupan sebelumnya?
Up suka-suka Author!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yun Yun
Saat Yun Yun mengendalikan tubuhku, ia tampak sangat gagah. Sayap Merahku berubah menjadi Sayap Putih Perak yang bersinar, memancarkan aura keagungan. Di atas langit, dua cahaya—hitam dan putih—bertabrakan dengan hebat, menciptakan suara menggelegar.
"Dua Pedang Hitam, Kehancuran!" seru Zholin, suaranya menggema.
Serangan itu bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Sebelumnya, satu pedang saja sudah hampir membuatku mati, tetapi Yun Yun tidak terlihat gentar. Ia mengangkat Belati Darah Iblis dengan percaya diri.
"Tsunami, Pembelah Langit!"
Dua serangan maha dahsyat itu bertemu di udara. Ledakannya luar biasa kuat, mengguncang Kota Yan hingga nyaris runtuh. Gelombangnya terasa bahkan oleh penduduk yang berada di ujung kota.
"Astaga, lihat di langit! Ada pertarungan besar!" ujar seorang pria yang memperhatikan dari pasar.
"Gelombangnya begitu kuat. Menurutmu siapa yang akan menang?" tanya seorang wanita di dekatnya.
"Pria berambut hitam itu tampak seperti monster. Tapi lawannya, pria berambut putih, juga tidak kalah hebat," jawab seorang lelaki tua sambil menggelengkan kepala tak percaya.
Disisi lain, Yun Yun memutar belati-nya dengan angkuh. "Hanya ini saja kekuatan seorang Kaisar Iblis?" katanya mengejek.
"Berani sekali kau bicara seperti itu di hadapanku!" bentak Zholin. "Aku akan menghancurkanmu! Siapa pun yang melindungimu, akan kuhabisi!"
"Melindungiku?" Yun Yun terkekeh dingin. "Sayang sekali, aku tidak butuh perlindungan siapa pun. Kau bahkan tak sanggup menghadapi 10% kekuatanku."
Wajah Zholin mengeras. Dia menghunus pedang hitam besar, auranya begitu mengerikan hingga udara di sekitar terasa menyesakkan. "Pedang Hitam, Kehancuran!"
Tidak kalah, Yun Yun memanggil senjatanya sendiri. Sebuah pedang besar berwarna putih perak muncul, memancarkan cahaya terang seperti langit. "Heavenly Beam," gumamnya santai, seolah kekuatan besar itu hanyalah angin lalu.
Keduanya bertarung dengan kecepatan yang mustahil diikuti mata biasa. Pedang mereka saling bertabrakan, menciptakan percikan api dan gelombang energi yang mengguncang bumi.
"Lima Pedang Hitam, Kehancuran Dahsyat!" Zholin memanggil lima pedang hitam yang melesat dari langit, masing-masing mengandung energi penghancur.
Yun Yun melangkah maju dengan tenang. "Gelombang Balok, Pemecah Angin!" serunya, mengayunkan pedangnya sekali lagi.
Benturan dahsyat itu menciptakan distorsi ruang, membuat langit seakan retak untuk sesaat. Ledakannya terasa hingga ke penjuru Kota Yan. Para penduduk semakin berkerumun, mengagumi pertarungan epik yang mereka saksikan.
"Aku memberimu kesempatan terakhir untuk pergi," ujar Zholin. "Jika tidak, aku akan melenyapkanmu di sini."
Yun Yun tersenyum dingin. "Sayangnya, aku bukan Huang. Aku yang memutuskan kapan harus bertarung dan kapan harus kabur. Tapi jika aku ingin pergi, bahkan kau tidak akan bisa menghentikanku. Asal kau tahu, bahkan dewa Ashura tak bisa mengaturku."
Entah siapa itu Dewa Ashura. Namun terdengar seperti orang yang kuat.
Zholin tertawa sinis. "Sombong sekali kau, bocah. Baiklah, aku akan menunjukkan padamu kekuatan sejati seorang Kaisar Iblis! Sembilan Pedang Hitam, Kehancuran Mutlak!"
Dimensi di sekitar Zholin retak, dan dari dalamnya muncul sembilan pedang hitam yang memancarkan aura kematian. "Sembilan pedang ini terlalu kuat, bahkan untukku. Itulah sebabnya aku menyegelnya di dimensi lain," katanya dengan bangga.
"Sayang sekali, kekuatan itu tidak cukup untuk mengalahkanku," jawab Yun Yun dingin.
Yun Yun mengangkat jarinya ke langit. "Gelombang Semesta, Sembilan Naga Kehancuran!"
Sembilan naga putih besar keluar dari langit, menyelimuti area dengan cahaya suci. Dengan satu gerakan sederhana, Yun Yun mengarahkan sembilan naga itu ke sembilan pedang hitam milik Zholin.
Benturan itu menciptakan ledakan maha dahsyat yang menyelimuti seluruh area dengan cahaya menyilaukan. Ketika cahaya itu mereda, Zholin sudah lenyap. Tidak ada yang tersisa darinya—tidak tubuh, tidak jiwa, bahkan debunya pun hilang.
Aku hanya bisa memandang kejadian itu dengan takjub. Jika ini adalah kekuatan Yun Yun saat hanya menggunakan tubuhku, aku tidak bisa membayangkan kekuatannya yang sebenarnya. "Dewi Perang," gumamku pelan.
Setelah memastikan Zholin benar-benar hancur, Yun Yun menoleh ke arah Ling’er, yang masih terikat. Ia melepaskannya tanpa banyak bicara.
"Sudah selesai. Ayo kita pergi," ujar Yun Yun.
Sebelum aku benar-benar kehilangan kesadaran, aku mendengar gumaman Ling’er. "Dia bahkan lebih mengerikan dari Zholin…"
Belum, belum, siap-siap aja kulabrak bentar lagi