NovelToon NovelToon
Uncle Arthur, Kau Nakal Sekali

Uncle Arthur, Kau Nakal Sekali

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Beda Usia / Romansa / Saling selingkuh / Gadis nakal
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sheninna Shen

“Semua saudara Oliver lelaki. Aku tak percaya jika gadis manis itu dititipkan pada pria.” — Arline Franklin

“Aku juga lelaki. Kau pikir aku ini wanita?!” — Arthur Franklin


Arthur Franklin. Pria dingin dan misterius itu sangat mencintai 3 hal dalam hidupnya. Pekerjaan, wanita dan alkohol. Sayangnya, Arline yang merupakan kakak kandungnya menitipkan anak tirinya, Hailey Owen kepada Arthur, si pria pecinta wanita.

Akankah gadis manis itu tetap aman saat berada di bawah pengawasan dan penjagaan Arthur? Atau … Hailey malah menjadi mangsa, seperti wanita lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sangat Membosankan

..."Kau berusaha keras ya untuk menyenangkan kekasihmu. Tapi sayang, kau tak memiliki pengalaman dalam bercinta. Pasti sangat membosankan." — Arthur Franklin...

Usai bersilat lidah dengan gadis 19 tahun itu, Arthur memilih untuk tak melanjutkannya lagi. Ia bahkan mengutuki dirinya yang sempat terpancing untuk berdebat dengan Hailey.

"Arthur Arthur ...," geram Arthur dalam hati. Pria itu menghela nafas pelan sambil mencoba meredakan kekesalannya karena di anggap tua.

Lalu, tanpa mengatakan apapun, ia pergi meninggalkan Hailey untuk mengurus administrasi.

Kurang lebih 20 menit berlalu, Arthur kembali ke UGD di mana Hailey berada. Ia melihat selang infus sudah tak lagi menancap di tangan mungil gadis itu.

Hailey mencoba turun dari kasurnya dan mencari sendal atau sepatu yang bisa ia gunakan. Tapi ternyata tak ada.

"Apa yang kau cari?"

"Sendal ... atau sepatu. Kau tak membawanya?" Tanya Hailey sambil melihat ke kolong kasur. Tubuhnya mendadak oleng karena belum sepenuhnya pulih.

Dengan sigap Arthur meraih pinggul gadis itu agar tak jatuh tengkurap ke lantai. "Kau benar-benar seperti cacing yang tak bisa diam."

Arthur mengangkat tubuh gadis itu dan ia dudukkan di sisi ranjang. "Tunggu. Aku akan mengambil kursi roda."

"Aku bisa jalan sendiri," sela Hailey yang enggan menggunakan kursi roda jika pria itu yang mendorongnya.

"Tanpa alas kaki?" Tanya Arthur sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Eum ... ya ... ya tidak masalah."

"Dasar keras kepala," geram Arthur menghela nafas berat. Kedua tangan pria itu memegang sisi kiri dan kanan pinggangnya. Ia menatap Hailey dengan ekspresi datar.

"Kursi roda atau aku gendong?"

"Jalan kaki!"

"Kursi roda atau aku gendong?" Ulang Arthur tanpa mengindahkan ucapan Hailey. Namun ucapannya kali ini penuh penekanan.

Hailey kembali turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu keluar. Ia tak mengindahkan ucapan Arthur dan melengos pergi dengan perlahan karena tubuhnya masih belum pulih.

Melihat keteguhan hati gadis kecil itu, Arthur menurunkan kedua tangannya sambil mendengus sebal. "Ck! Benar-benar menyusahkan!"

Arthur memutar badannya ke arah pintu, kemudian ia menyambar tubuh gadis itu dari belakang. Dalam sekali tangkap, kini tubuh Hailey sukses berada dalam dekapannya. Arthur membopong tubuh Hailey di depan dadanya. Pria itu berjalan dengan muka badaknya melewati semua tatapan yang ada di sana.

"Arthur! Turunkan aku sekarang!" Hailey meronta-ronta agar pria itu menurunkannya. Wajahnya seketika merah merona karena malu menjadi pusat perhatian orang. "Arthur!!! Turunkan aku! Kalau tidak—"

"Kalau tidak?" Arthur menatap Hailey sambil menaikkan sebelah alisnya. "Apa yang akan kau lakukan?"

"Ya ... aku akan ... aku akan mengatakan pada Arline. Aku bilang padanya kalau kau menggendongku."

"Katakan saja," ucap Arthur dengan wajah datarnya.

Mendengarkan ucapan Arthur yang menyebalkan, Hailey mendadak kesal. Ia kembali meronta-ronta, padahal kedua tangannya melingkar memegang leher lebar dan kokoh milik pria itu.

"Bisa diam? Aku paling benci dengan cacing."

Mendengarkan ucapan Arthur, Hailey mencebik dengan tatapan sinisnya ke arah Arthur. "Secantik ini kau bilang cacing?"

Arthur tak bergeming. Ia hanya diam, dan tetap berjalan. Hingga akhirnya mereka tiba tepat di samping Porsche 918 Spyder.

Dengan sebelah tangan, Arthur membuka pintu mobilnya. Kemudian ia mendudukkan gadis itu di atas kursi di samping kursi kemudi. Ia memasangkan seatbelt ke tubuh gadis itu.

Di saat yang sama, Hailey baru sadar bahwa pria yang bersamanya saat ini benar-benar wangi. Ada aroma maskulin yang mengusik hidungnya. Kenapa selama ini ia tak pernah sadar?

"Hei, Arthur," panggil Hailey yang sudah tak ingin memanggil pria itu dengan sebutan Uncle.

Mendengarkan panggilan Hailey, Arthur berhenti tepat di depan wajah Hailey. Kedua mata mereka saling bertatapan.

Hailey menelan ludah paksa. Bisa-bisanya pria itu berhenti sedekat ini.

"Kau terlalu dekat!" Hailey membuang wajahnya ke lain arah. "Sudahlah. Aku lupa ingin mengatakan apa."

Setengah badan Arthur yang tadinya berada di dalam mobil, kini ia keluar dengan alis yang menyatu. Tak mengerti apa yang gadis itu mau. "Dasar plin plan."

Arthur pun pergi ke kursi kemudi. Kemudian ia melajukan mobilnya menuju ke apartemen Hailey. Saat tiba di apartemen, Arthur kembali menggendong Hailey.

"Arthur ... aku bisa—"

"Bisa tenang?" sela Arthur menatap ke arah Hailey saat menunggu lift.

"Tapi—"

"Hailey ...." Arthur kembali menatap Hailey sambil menyebut nama gadis itu dengan suaranya yang menakutkan.

Hailey menciut. Ia memilih pasrah. Toh, hanya sampai di apartemen. Setelah di apartemen, pria itu akan pergi meninggalkannya lagi seperti sebelumnya. Pria itu 'kan tidak punya hati dan tidak peka?

Berbeda dengan prediksi Hailey. Kepulangannya dengan Arthur hari itu bukanlah kepulangan biasa.

"Koper, di mana?" Tanya Arthur sambil matanya menatap berkeliling.

"Koper aku?" Tanya Hailey yang sedang duduk di sisi ranjang.

"Memangnya ada koper siapa lagi?"

"Satu di dalam lemari," Hailey menunjuk ke arah lemari besar yang menempel di dinding. "Dan tiga lagi di gudang."

Arthur pun bergegas membuka lemari tersebut dan mengeluarkan koper besar gadis itu. Kemudian pria itu meletakkan koper ke atas ranjang dan membukanya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Hailey sambil mengerutkan keningnya.

"Membawamu ke apartemenku," ucap Arthur datar sambil mengambil beberapa pakaian Hailey yang tergantung di lemari.

"BIG NO!!!" Hailey menolak keras dengan suara yang besar dan penuh penekanan. "Aku tinggal dengan pria tua tak punya perasaan sepertimu?!"

"Haaahhh!!! Tidak, tidak. Aku masih waras," imbuhnya sambil menggelengkan kepalanya.

Arthur tetap memasukkan pakaian Hailey ke dalam koper dengan tenang. Kemudian, ada sebuah paper bag yang mengusiknya tergantung di hanger. Ia pun mengambil paper bag tersebut.

"JANGAN DIBUKA!!!"

Hailey bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Arthur. Tapi sayang, Arthur lebih dulu memasukkan tangannya ke dalam paper bag itu. Ia mengeluarkan isi dari dalam paper bag tersebut.

Hailey merebut pakaian dalam s3ksi yang ia beli untuk merayakan ulang tahun Adam. Tapi sayang, hubungannya kandas sebelum ia berhasil memakai pakaian dalam tersebut.

Arthur menaikkan alisnya sebelah sambil bibirnya membentuk lengkungan ke bawah. "Kau berusaha keras ya untuk menyenangkan kekasihmu."

"Tapi sayang, kau tak memiliki pengalaman dalam bercinta."

"Pasti sangat membosankan," imbuh Arthur yang sengaja membuat Hailey semakin sakit hati.

Ucapan Arthur membuat Hailey terpancing. Dan benar saja. Dia semakin sakit hati. Pasalnya gadis itu baru saja putus karena tak pernah sekalipun bercinta dengan kekasihnya. Lalu sekarang pria itu mengoloknya bersenjatakan kelemahannya?

"Kau benar-benar harus diberi pelajaran Arthur!" Geram Hailey dalam hati.

Hailey maju tiga langkah mendekati Arthur. Kemudian ia menyapu lembut dada bidang Arthur dan membetulkan kemeja pria itu.

"Membosankan ya?" Ulang Hailey dengan suara seraknya yang mendayu. Meskipun ia masih lemah karena sakit.

Hailey mengangkat wajahnya, menatap Arthur yang lebih tinggi darinya. Ia menatap dalam mata biru milik pria itu. Mata yang memancarkan aura dingin dan sangat menakutkan. Tapi tidak baginya.

"Kalau aku berhasil membuatmu ingin meneruskan permainan, maka kau harus menarik kembali ucapanmu," terang Hailey percaya diri.

"Maksudmu?" Arthur mengerutkan keningnya tak mengerti.

Hailey berjinjit untuk meraih bibir pria itu. Kemudian ia langsung mencium bibir Arthur dengan penuh semangat. Semangat ingin mengalahkan pria itu dan membuat pria itu menarik kembali ucapannya.

...🌸...

...🌸...

...🌸...

...Bersambung .......

1
Roshalina Shasa
haaahhhhh,,,panas dingin,,gerahhhh...kipas mana kipas../Joyful//Joyful/
Roshalina Shasa
kena kau hailey,,
Roshalina Shasa
/Good/
Kim nara
aigo langsung praktek y uncel
memei
Arthur Teman Tapi Menggoyang ranjang
Susi Akbarini
lanjutttttt..

😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀😀❤❤❤❤❤
memei
arthurkasih lihat video tutorialnya donk heilay... memanjakan adix kecil mungil tembak tembak DOr dor dor
Susi Akbarini
😀😀😀😀😀😀
buaya dikadalin..


❤❤❤❤❤❤❤
Mom Anet
😅😅😅
memei
Arthur udah kecanduan heylai
💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ EmohDimaru💃
wkwkwkwkwk ku terkam benaran kamu sekarang haley ,, makan9 jangan nakal pada uncle
Kim nara: 🤣🤣🤣🤣 rasakan kau heiley nakal
total 1 replies
Kim nara
bahaya kamu hailey kadi mangsa pria tua
Mom Anet
akhirnya si suhu ingin berguru...
Mom Anet
hahahaha... jd senyum2 yg baca
Nursina
lanjutkan seru
Susi Akbarini
gak usah ikuti kata issabell.

daripada dutusuk dari belakang...
memei
sebenarnya Arthur udah tertarik dengan Hailey sejak pertama bertemu,AQ tebak waktu bercinta dg wanita wanitanya pasti Arthur membayangkan hailey 😁
dan kenapa Arthur yang cuek bisa penarasan dengan Hailey krna itu tentang kau Hailey...perempuan yg sebenarnya Arthur cintai
memei
jadi sebutan apa hubungan heiley dan Arthur ya 🤔
memei
Arthur semoga sejak saat ini dan seterusnya hanya meniduri wanita cuma heylie
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!