NovelToon NovelToon
SLEEP WITH MR. MAFIA

SLEEP WITH MR. MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Roman-Angst Mafia / Dokter
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Damian, lelaki yang dikenal dengan julukan "mafia kejam" karena sikapnya bengis dan dingin serta dapat membunuh tanpa ampun.

Namun segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Talia, seorang gadis somplak nan ceria yang mengubah dunianya.

Damian yang pernah gagal di masa lalunya perlahan-lahan membuka hati kepada Talia. Keduanya bahkan terlibat dalam permainan-permainan panas yang tak terduga. Yang membuat Damian mampu melupakan mantan istrinya sepenuhnya dan ingin memiliki Talia seutuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Damian menarik napas dalam-dalam. Dia bukan bermaksud menyuruh gadis itu mencabut pisau di perutnya, karena dia sendiri tidak percaya dengan gadis itu. Tapi bagaimana dia bisa menjelaskan pada gadis yang lebih sibuk menganalisis emosinya sendiri dibanding situasi genting ini?

"Aku butuh … seseorang … kau bantu aku telpon … seseorang."

Talia tampak berpikir keras, mengerutkan kening seperti sedang menghadapi soal ujian matematika.

"Tapi … aku gak punya pulsa, quota-ku juga sudah habis dipake buat streaming netflix." katanya polos.

Damian nyaris tertawa. Nyaris. Tapi rasa sakit itu membuatnya meringis lagi.

"Cari… di sakuku. Ada … ponsel."

Talia melirik ke arah tubuh Damian, matanya jatuh pada saku celana yang penuh darah. Ia menelan ludah.

"Di … situ?"

Damian mengangguk pelan, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Talia menghela napas panjang, lalu dengan ragu, ia merangkak mendekat.

"Maaf ya, aku nggak biasa megang orang asing. Apalagi orang asing yang penuh darah," gumamnya, tangannya bergetar saat mencoba merogoh saku celana Damian. Jari-jarinya bersentuhan dengan sesuatu yang keras, dia tahu itu pasti ponsel. Dengan cepat ia menariknya keluar, lalu mengelap layar ponsel yang agak lengket oleh darah itu.

Talia agak geli dengan darah, apalagi darah beneran. Tapi dia berusaha menahan rasa geli dan takut darah karena dia kasihan pada laki-laki yang terluka itu. Sebenarnya dia mau membantu, tapi dia takut kalau mencabut pisau itu dari perut si pria dengan tatapan dingin nan mengintimidasi tersebut, yang ada pria itu justru kehabisan darah. Apesnya, pasti dialah yang di sangka pembunuh. Kan nggak lucu.

"Hapenya gak jadi. Jangan-jangan rusak karena darah." kata Talia setelah mencoba berulang kali menghidupkan ponsel milik Damian.

Damian menyipitkan mata.

"Darah tidak ada hubungannya dengan hape rusak. Mungkin habis baterai." kata pria itu masih berusaha menahan rasa sakit di perutnya.

"Bisa dong. Kalau kehabisan darah bisa membunuh orang, ada kemungkinan terkena darah bisa membunuh hape."

Damian menghela nafas kasar, berusaha meredam emosinya karena gadis itu.

"Mendekatlah," perintahnya kemudian, dengan sisa-sisa kekuatan yang dia punya. Dia tidak boleh mati sekarang, masih banyak yang harus dia lakukan.

Talia dengan ragu mendekat ke Damian, sesaat kemudian ia pria itu berbicara di telinganya.

"Dengar baik-baik ... aku ... Aku harus hidup. Bagaimana pun caramu, kau harus membuatku tetap hidup tanpa membawaku ke rumah sakit. Karena kalau sampai aku mati ... kau juga pasti mati. Anak buahku akan tahu siapa orang terakhir yang bersamaku. Dan kau ... Gadis kecil sepertimu ... Tidak akan pernah lolos." suara Damian sangat rendah namun terdengar penuh ancaman.

Talia langsung syok dibuatnya. Gadis itu tidak santai lagi, dia bingung harus bagaimana. Haishh, kenapa  dia harus menangis di tempat ini sih? Kalau dia tidak datang ke gang kecil ini, pasti dirinya tidak akan bertemu dengan laki-laki yang terluka parah ini.

Talia menatap Damian dengan mata polos bercampur ketakutan berkecamuk di pikirannya. Ancaman pria itu terdengar jelas di telinganya, membuat bulu kuduknya meremang. Tapi di balik tatapan dingin dan nada mengintimidasi itu, Damian terlihat rapuh. Kasihan juga di mata Talia.

"Aku ... aku nggak tahu harus gimana! Bener, kan tadi aku sudah bilang kalau aku takut sama darah." seru Talia panik, matanya berkaca-kaca.

Damian menggertakkan giginya, menahan nyeri yang terasa semakin menyiksa.

"Berpikirlah.  Gunakan otakmu, gadis kecil."

Talia mengusap wajahnya dengan kedua tangan, mencoba menenangkan diri. Ia melirik ke sekeliling. Tidak ada yang bisa membantu. Hanya ada tumpukan kotak kayu berdebu, dan bau besi karat yang menyengat.

"Oke, oke ... tenang, Talia. Kau pernah nonton banyak film survival, ini saatnya mempraktikkan semua teori itu!" gumamnya pada diri sendiri.

Ia ingat satu hal penting dari acara TV favoritnya, jangan pernah mencabut pisau dari tubuh korban. Pisau itu bertindak seperti sumbat. Mencabutnya justru bisa memperparah pendarahan.

"Baik! Aku nggak akan cabut pisaunya," katanya mantap, lalu melirik Damian, seolah berharap pria itu akan mengangguk setuju. Tapi Damian hanya memejamkan mata, napasnya tersengal. Otak Talia terus berpikir. Sesaat kemudian matanya menatap ke kiri kanan. Tidak ada siapa-siapa.

Tanpa pikir panjang ia pun membuka jaket, lalu membuka kaosnya, menyisakan tank top bra. Bodoh amat, dari pada laki-laki itu mati manggil-manggil dia juga, dia harus melakukan segala cara agar lelaki itu tetap hidup.

Talia berusaha keras merobek kaosnya menjadi beberapa bagian panjang, mencoba menahan rasa jijik ketika jarinya kembali terkena darah Damian yang semakin banyak merembes keluar dari luka di perutnya.

"Oke, Talia, ini bukan darah … ini cuma saus tomat. Saus tomat yang… hangat dan amis," bisiknya pada diri sendiri, mencoba tetap tenang.

Ia mengambil salah satu sobekan kain, lalu dengan hati-hati melilitkannya di sekitar luka, memastikan pisau tetap berada di tempatnya. Ia menarik kencang, berusaha menghentikan aliran darah sebisanya. Damian meringis keras, tubuhnya sedikit melengkung karena rasa sakit yang luar biasa.

"Hei! Jangan bergerak!" seru Talia refleks. "Aku nggak mau apa aku lakukan ini jadi sia-sia, oke? Kalau kau mati, aku juga mati, ingat?!"

Damian membuka mata perlahan, menatap gadis itu dengan campuran bingung dan tak percaya. Siapa gadis ini sebenarnya? Dia terlalu cerewet untuk seseorang dalam situasi mengerikan seperti ini.

Setelah melilit kain secukupnya, Talia berhenti sejenak, napasnya terengah-engah. Tangannya bergetar, keringat dingin membasahi pelipisnya meskipun udara di gang itu cukup dingin.

"Bagaimana sekarang?" gumamnya, melirik Damian yang terlihat semakin lemah.

Talia tahu dia harus melakukan lebih. Ia memeriksa ponsel Damian lagi, menekan-nekan tombol dengan harapan keajaiban akan terjadi. Tapi tetap saja layar hitam, tanpa tanda-tanda kehidupan.

"Astaga, kenapa sih kamu nggak bawa powerbank?" gerutunya kesal, seolah-olah pria sekarat itu bisa menjawab.

Tiba-tiba, Talia mendapatkan ide. Dia meraba kantong Damian lagi, mencari-cari sesuatu. Sayang sekali, dia tidak mendapatkan apa-apa. Gadis itu menghembuskan nafas lelah.

"Nggak mungkin kita tetap di sini. Kamu ... Bagaimana kalau aku anterin ke rumah kamu?"

Damian membuka matanya,

"Rumahku ... terlalu jauh dari sini. Bawa aku ke tempat di mana saja, asal jangan rumah ... sakit." kata pria itu.

Otak Talia terus berpikir.

Apa ke rumahku saja? Kan cuma dekat dari sini. Papa, mama dan kakak juga akan ke luar kota. Aku bisa lewat jalan tikus biar gak ada pembantu yang lihat aku bawa laki-laki masuk rumah. Dengan begitu, aku bisa tanya sama kak Zaka gimana caranya cabut pisau biar gak bahayain nyawa orang yang ketusuk. Nyawaku juga aman.

Gumam Talia dalam hati.

1
Desyi Alawiyah
Libra bener-bener deh.. pinter banget bohongnya... 😒😒😒

Mana bawa-bawa sumpah lagi, emang ngga takut dia termakan sumpahnya sendiri? 😏
Mineaa
Duuuhhh....
kira kira ada rekaman cctv berjalan ga ya...🤔
Desyi Alawiyah
Semua babi perasaan pesek deh...🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 dari babi pesek sekarang nenek sundal 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
percaya ,aku percaya kok gak perlu tanya sama kamu sebagai saksi Ku percaya 🤭🤭🤭🤭🤭
Maharani Rani
lanjutt🤣🤣🤣
Sulikah 12
Hhhhhh maaf kan Jason ya Hazel,dia sudah lupa biarpun kamu masih kecil tapi sudah menikah tapi masih dibilang anak kecil,anak kecil yang sudah bisa membuat ZAKA jatuh cinta 😄😄
mars
emang ya spesies yg aneh🤣🤣
TriAileen
ada hazel Sura selamat. Sura lebih tegas lagi biar libra gak seenak nya
Aurel Bundha
Lanjut 😍😍😍 semangat
Nayi Siti
Pepet trus hazel libra dkk
Ilfa Yarni
hazel km benar to krn ga ada bukti orang ga akan percaya hrsnya tdk km tggu sampe Libra beraksi dan pergi dr sana baru km muncul
Masita Masita
seketika bahuku bergetar....Krn...🤣🤣🤣🤣
Bunda Hilal
astogee babi peseeeekk🤣🤣🤣
Hanima
👍👍
phity
iy benR coba hazel gk buru2 amat td...direkam dlu semuanya kelakuan si libra nanti klo pas momentnya bru di kasi liat sma semua orng...psti seru tu si lbra gk bkalan bsa membela diri lagi
phity
jason percya pdmu hazel, hx sj gk ad bukti kuat...ayo jgn lengah bsok jagain aja k sura ya biar si libra gk ad celah buat celakain sura.
Galih Pratama Zhaqi
🤣🤣🤣🤣🤣 tadi kamu gak liat dulu sih Zel trus rekam gt biar jd bukti tp biar itu jadi pelajran biar Jason sll ngawasin Sura tkt dicelakain ,
LANY SUSANA
yahh Zaka ga percaya istri bocilnya
tar ngambek lo, ga boleh minta jatah noh🤣🤣🤣
Taviadewi Dewi
sussah di zaman sekarang munafik akeh dan yang benar selalu salah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!