NovelToon NovelToon
Anak Haram Sang Penguasa

Anak Haram Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / CEO / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyelamat / Tamat
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Namanya Kevin. Di usianya yang baru menginjak angka 20 tahun, dia harus mendapati kenyataan buruk dari keluarganya sendiri. Kevin dibuang, hanya karena kesalahan yang sebenarnya tidak dia lakukan.

Di tengah kepergiannya, melepas rasa sakit hati dan kecewa, takdir mempertemukan Kevin dengan seorang pria yang merubahnya menjadi lelaki hebat dan berkuasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Tempat Berbeda

Dirgantara dan tamunya saling melempar senyum. Sepertinya, mereka sepakat untuk menjalankan kerja sama satu sama lain. Dirgantara bahkan sampai lupa menanyakan nama tamunya karena terlalu penasaran dan antusias dengan rencana untuk menghancurkan musuh bebuyutannya.

Bagi Dirgantara, Hernandez adalah sesuatu yang harus dimusnahkan dengan cara apapun. Sejak dulu Dirgantara menganggap Hernandez adalah penghambat bagi dirinya dalam meraih apa yang Dirgantara ambisikan selama memiliki kerajaan bisnis.

Sudah cukup lama Dirgantara mengenal Hernandez dan perkenalan pertama mereka diwarnai oleh sebuah insiden yang cukup menggemparkan kala itu. Dari insiden itulah, Dirgantara menaruh dendam yang teramat dalam pada Hernandez dan selalu ingin lebih unggul.

Tapi sayang, ambisi yang terlalu menggebu diwarnai dengan perbuatan yang kurang pantas, yang kerap kali dilakukan Dirgantara terhadap perusahaan yang lebih kecil.

"Kalau boleh tahu, dimana istrinya Hernandez dirawat saat ini?" tanya Dirgantara.

"Kemungkinan Lavia di rawat di kediamannya," jawab sang tamu. "Saya sudah menyusuri beberapa rumah sakit ternama, tapi sama sekali tidak mendapatkan informasi."

"Terus, bagaimana caranya kamu bisa mengetahui kalau dia, memiliki golongan darah langka?"

Sang tamu terkekeh lirih. "Aku memilki orang yang bisa mendapatkan semua informasi yang berhubungan dengan Hernandez."

Di saat bersamaan, telfon dari sosok sang tamu berdering. Sosok itu pun segera merogoh kantong celananya untuk segera merespon panggilan pada ponselnya.

"Apa? Hernandez sedang bersama dengan anaknya?" sang tamu nampak terkejut.

Seseorang yang entah saat ini sedang berada dimana, segera menjawabnya dan jawaban yang dia berikan, kembali mengejutkan sang tamu.

"Anak laki-laki? Bagaimana bisa? Sejak kapan Hernandez memiliki anak laki-laki?"

"Apa? Kalian ketahuan? bodoh! Kenapa bisa sampai ketahuan?"

"Aku tidak mau tahu. Pokoknya, selidiki, siapa anak laki-laki itu! Kalian harus segera mendapatkan semua informasinya, paham!"

Dan panggilan telfon pun berakhir.

"Anak buah anda?" tanya Dirgantara setelah tamunya mengakhiri panggilan ponsel dan meletakkan ponsel di saku jasnya.

Sang tamu mengangguk. "Jadi bagaimana, Tuan? Apa kita jadi melakukan kerja sama?"

Dirgantara kembali terdiam untuk beberapa saat sembari menatap lekat tamunya. Sang tamu tersenyum menyeringai, menatap penuh harap pada sang tuan rumah.

Dirgantara lalu tersenyum sinis. "Bagaimana saya bisa percaya kepada anda? Jika sampai detik ini, anda belum menyebutkan siapa nama anda."

Sang tamu terperangah, kemudian dia langsung terbahak. "Hahaha... maaf, saya lupa," sang tamu lantas menyodorkan namanya. "Saya Dorman. Dorman Maurete."

"Dorman Maurete?" Kening Dirgantara berkerut, sepertinya dia mengenal nama itu. "Tunggu, bukankah anda?" Dirgantara menggantung ucapannya.

"Ya, saya saudara tirinya Hernandez. Sekarang, sudah jelas bukan?"

"Ya, ya, ya," jawab Dirgantara. Sekarang pria itu bisa memahami, kenapa sang tamu mengajaknya untuk bekerja sama.

Pembicaraan dua pria yang sebelumnya tidak pernah dekat, kini berakhir dengan kesepakatan yang memuaskan masing masing. Mereka akhirnya memutuskan kerja sama demi bisa menggapai ambisi mereka selama ini.

Di tempat lain, tepatnya di sebuah Caffe, di antara pengunjung ada di tempat itu, nampak seorang wanita sedang asyik menikmati kopi dingin pesanannya.

Udara kota yang cukup panas, memang paling tepat menikmati hidangan yang dingin nan segar, seperti yang dilakukan wanita itu.

Di hadapan wanita itu, terlihat seorang pria, juga sedang menikmati secangkir kopi. Dilihat dari situasinya, sepertinya keduanya sedang terlibat pembicaraan yang cukup serius.

"Aku perhatikan, susana kamu kayanya lagi senang? Apa gara-gara Kevin sudah tidak ada di rumah kalian?" tanya si pria setelah menyesap kopi yang sudah tidak terlalu panas.

Sang wanita yang tak lain adalah Maya lantas tersenyum. "Ya begitulah. Selama ini, cuma dia yang susah aku taklukan."

"Bukankah sebelumnya, kamu sudah berhasil menaklukan anak itu.?" sang pria kembali bertanya.

"Itu karena aku memakai ancaman," jawab Maya. "Au merasa, dia tidak sebodoh dua kakaknya. Apalagi dia juga tahu rencanaku menikahi ayahnya."

Sang pria lantas mengangguk beberapa kali. "Kira-kira, pergi kemana anak itu? Jangan sampai suatu saat nanti, dia menjadi boomerang buat kita."

"Salah satu alasan aku memanggil kamu juga karena ingin membicarakan tentang ini," jawab Maya. "Aku ingin kamu mencari dan menangkapnya. Minimal, kita harus membuat dia menjauh, agar dia tidak memiliki kesempatan untuk mengatakan rencana kita pada Dirgantara."

"Baiklah," sang pria kembali menyesap kopinya.

"Aku yakin anak itu tidak pergi jauh," ucap Maya lagi. "Dia sama sekali tidak membawa uang."

"Masa sih?" sang pri nampak tak percaya namun Maya segera mengiyakannya. "Darimana kamu bisa tahu?"

"dia meninggalkan semua barang-barang yang ada hubungannya dengan Dirgantara termasuk uang jatah dia. Nggak nyangka, ternyata anak itu sangat angkuh."

"Berarti, saat ini kemungkinan dia hidup di jalanan? Kalau tidak memiliki uang, darimana dia bisa makan?"

"Maka itu, segera temukan dia. Aku tidak mau, karena rasa sakit hati kepada keluarganya, Kevin akan balas dendam dan melakukan segala cara untuk menghancurkan Dirgantara. Jika itu terjadi, maka kita juga pasti akan kena imbasnya."

"Oke," balas Si pria. "Kamu jangan khawatir, secepatnya, aku akan menemukannya, aku jamin itu," pria itu nampak sangat yakin.

####

Sedangkan anak yang mereka bicarakan, saat ini masih berada di dalam gedung pencakar langit milik Black Diamond. Anak itu baru saja menyaksikan pemilik perusahaan tersebut memasukkan nama dirinya ke dalam daftar keluarga.

Kevin sangat terharu. Dia tidak menyangka, kebaikan kecil yang dia lakukan, akan mendapatkan dampak besar seperti saat ini.

"Nah, Kevin, sekarang, kamu sudah resmi menjadi keluarga Hernandez, Mulai sekarang, kamu tidak perlu sungkan memanggil saya, sama seperti yang dilakukan Nadira, oke?" ucap Hernandez.

"Benar, Kevin," Harves menimpali. "Kamu juga tidak perlu protes saat kamu dipanggil tuan muda oleh orang-orang Hernandez."

Kevin mengangguk samar. "Terima kasih," jawab Kevin canggung.

Hernandez lantas tersenyum. "Ya sudah, kalau kamu mau pulang, nanti biar supir kantor yang antar. Mulai besok, kamu tidak usah ragu jika ingin kembali ke kampus. Nanti, biar aku sendiri yang ngomong dengan petinggi kampus itu."

"Apa tidak sebaiknya, kamu mengumumkan Kevin di depan media, Tuan?" usul salah satu pengacara.

"Suatu saat nanti, aku pasti akan mengumumkannya," jawab Hernandez. "Untuk saat ini, biarkan semua jadi rahasia dulu. Aku tidak mau, Kevin juga masuk dalam target orang orang yang ingin menghancurkanku."

"Tapi, mungkin saja orang itu tadi sudah mendengar pembicaraan kita," ucap pengacara yang akrab dipanggil Marshal. "Bukankah tadi kita sempat membicarakan Kevin sebelum penyadap ditemukan?"

Hernandez lantas tersenyum. "Aku tahu," balasnya. "Maka itu, biarkan mereka pada penasaran. Aku yakin, mereka pasti tidak akan tinggal diam dan segera mencari informasi tentang Kevin."

"Benar juga," ucap pengacara bernama Andrew. "Lalu, kalau ketahuan bagaimana?"

"Berarti orang yang selalu mengusikku adalah orang terdekat. Kalau bukan dari keluarga ibuku, bisa jadi dia dari rekan bisnis yang bermuka dua."

1
Medi Setiawan
kapan up lagi ini ko lama banget
Maria Mariati
sehatt thorr gimana ceritanya mau di lanjutin kapan ,udah kangen nihhh
Maria Mariati: Okkk thorrr aku tunggu yakk, semangat 💪💪💪
Wong Ngapak: semoga bulan depan bisa terealisasikan ya mak, 🙏
total 2 replies
Suyudana Arta
nah kan, bisa jadi anak om mario
Suyudana Arta
apakah mario - kevin ???
Jharodwoloclaus
setela kevin lahir dia di katakan anak sial di keluarganya karena saat ibunya melahirkan kevin ibunya meninggal setela itu
Ejan Din
ingin menguji kejujuran seorang anak muda yg baru saja dikenal
Yuliana Purnomo
yacch sedih nya Thor,,harus berhenti sampai di sini,, padahal masih penasaran nasib Kevin selanjutnya gmna?
Wong Ngapak: secepatnya, akan aku usahakan kelanjutannya mak, makasih sudah mengikuti cerita saya 🙏🙏
total 1 replies
muhammad ibnuarfan
yaaahhhh...kok di potong Thor...lagi seru2 nya
muhammad ibnuarfan: ish...murah sekali...capek2 berkarya di bayar nya segitu banget...padahal kan bagus...🤦
Wong Ngapak: iya mak, maka itu banyak penulis yang hengkang, rata rata kan pada ngandelin bonus. sedangkan untuk bonus, dapatnya susah banget
total 4 replies
Was pray
kevin pingsan kah?
Rafly Rafly
mendadak pada diam semua yg hadir
Was pray
mending mario menempuh jalan aman dengan mengangkat kevin jadi anak angkat, status kevin jadi jelas dan tidak membuat nama baik mario buruk terutama di depan dirgantara dan publik
muhammad ibnuarfan
lanjut Thor....penasaran ini....
Inyoman Raka
koq argo bisa keluar katanya pwnjara
Inyoman Raka
kebin koq lebai ya
Inyoman Raka
ini yg jahat semakin bermunculan tapi yg baik. tidak ada reaksi
Inyoman Raka
certia yg menarik rada mosteri
Was pray
dirgantara dibodohi maya dan argo udah bertahun tahun tidak menyadari,
Was pray
di beri tahu atau tidak kalau mario itu ortu biologisnya ke dua duanya tetap jadi beban mental bua kevin,
muhammad ibnuarfan
nah...gitu dong...masak kalah terus....
Ibu Khaisah
mantap om Pedro
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!