Cerita hanya hayalan semata dan tidak menjiplak karya mana pun!
Julia hanya anak miskin yang di nikahi oleh Alan anak nya Juragan karet yang amat sangat kaya, Alan anak ketiga dalam keluarga ini dan semua nya tinggal satu rumah yang amat besar.
Persaingan antara menantu amat sangat ketat, hanya Julia yang tetap apa ada nya karena dia tak punya apa apa dalam hidup ini dan selalu kena marah oleh Warti.
hanya Karto sebagai mertua laki laki yang membela diri nya, bahkan lebih sayang mengalahkan Alan.
Bagai mana kisah mereka selanjut nya?
akan kah Julia larut dalam perhatian dan kasih sayang Karto?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Pengakuan Karto
Julia menahan nafas akan pemandangan yang baru dia lihat ini, telapak kaki terbalik dan itu semua gosong sehingga terlihat amat mengerikan sekali. dalam hati dia bertanya tanya kenapa juga ikut di teror begini, yang ia minta hanya santet untuk Karto saja tanpa ada ganguan apa pun lain nya lagi apa lagi untuk dia.
Tapi ini malah dia kena juga dan ini sudah yang keberapa kali nya dia melihat hantu itu, Julia rasa nya tidak tahan lagi dan mau kerumah sang dukun itu untuk memperbarui ulang sakit nya Karto. awal dia memang senang sakit begini, namun kalau di teruskan maka dia bisa saja ketahuan nanti.
Seperti nya akan lebih baik bila Karto kena stroke saja dari pada sakit sakit aneh begini, dokter pun tidak menemukan sakit nya dan Julia juga harus mendapatkan teror yang amat sangat mengerikan sekali. ini saja barusan bau nanah seperti di ujung hidung, Alan sama sekali tidak melihat dan malah dia mengangkat panggilan.
"Di mana salinan nya ya, dia tidak punya kok ponsel lain! apa dia cuma bohong saja sih?" batin Julia tak sabar.
"Mau panggil ustad?!" Alan terlihat kaget dengan ucapan saudara nya.
"Mati lah aku, bagai mana ini?" Julia panik bukan main saat ini karena takut ketahuan pula.
"Ya sudah kalau ustad tidak apa apa lah untuk membuat Bapak tenang, tapi kalau dukun tidak usah, Mas!" jawab Alan lagi.
"Kenapa pula jadi kepikiran kesana sih mereka, aduh bagai mana ini aku akan mengurus nya kalau sudah begini? apa ku bunuh saja dengan santet ya dia!" batin Julia tidak bisa tenang.
Alan sudah mondar mandir tidak sabar mau berangkat ke rumah sakit lagi karena Ayah nya memang tidak baik baik saja, Julia pun memberikan tas yang sudah di isi beberapa potong pakaian agar nanti bisa di pakai ganti oleh ibu mereka yang akan menunggu di rumah sakit kota.
"Mari kita berangkat sekarang, Mas Ridwan mau panggil ustad untuk memberikan minum Bapak." ujar Alan.
"Kalau ustad ya tidak masalah lah, sekalian juga kita lihat bagai mana reaksi nya saat Bapak di obati ustad!" Malik pun tidak masalah.
"Ya udah ayo berangkat." Warti pun berdiri di tuntun oleh putra bungsu nya.
"Mas pergi dulu ya, Sayang." pamit Alan mencium kening istri nya.
"Kamu urus rumah yang benar, Julia! nanti kalau Selia pulang dia yang akan memberikan rencana rencana." Warti menatap menantu ketiga nya.
"Iya, Bu." angguk Julia yang santai saja karena dia memang tidak ada obsesi mau menguasai rumah ini.
"Kau jangan tidur saja kalau rumah ini ku tinggal, laporkan dia padaku kalau tidur terus, Julia!" Warti menatap Jena yang menggendong putra nya.
"Sudah ayo kita berangkat sekarang, nanti Bapak sama yang lain kelamaan pula menunggu." ajak Malik yang kesan nya sama sekali tidak ada membela istri nya.
Mobil pun segera meninggalkan halaman rumah besar ini, tinggal menantu dua orang yang bisa di bilang tidak akur juga. Jena yang membuat tidak akur, karena dia mau ikut memojokan Julia agar nanti dapat muka dari Selia dan juga Ibu mertua nya, padahal Julia juga baik pada dia selama ini dan sering menjaga Saka.
"Hallo." Jena mengangkat panggilan saat Selia menghubungi.
"Perhatiaaaaan, aku ada kabar baru dan sangat hot pula." Selia tertawa bahagia.
"Ada kabar apa, Mbak?" Jena bertanya hati hati dan segera menjauh dari Julia.
"Kau tau tidak kalau tadi Karto pingsan dan dia membuat pengakuan." Selia sangat girang.
"Apa yang Mbak maksud?" Jena sudah mulai merasakan firasat yang tidak bagus.
"Karto mengaku kalau dia tidur dengan salah satu menantu nya, hahahaaa...bayang kan saja saat nanti dia menyebut nama mu dan jadi apa keluarga ini." Selia berkata lagi penuh penekanan.
Jena terdiam seribu bahasa karena ini sungguh di luar prediksi nya, rencana untuk keluar dari rumah dan tinggal di rumah sendiri malah gagal total. Karto sakit dan dia membuat pengakuan pula, tentu nya menjadi masalah yang cukup besar nanti nya, Malik tidak akan pernah sudi lagi memaafkan Jena yang sudah tidur dengan Ayah mertua sendiri karena itu amat lah kurang ajar.
...****************...
Ustad Zayn yang di panggil sudah datang dan dia membacakan doa, di sini lah Karto mengaku kalau dia pernah bersetubuh dengan salah satu menantu nya. tentu tiga putra nya yang ada di sana sangat syok, mereka takut bila itu adalah istri mereka dan tentu mereka tidak terima juga.
"Itu sungguh perbuatan yang amat sangat hina, setan begitu mudah menghasut anda hanya karena anda tidak kuat menahan nafsu." jelas ustad Zayn.
"Diaaaammm...aku mau dukun saja, Ridwan!" teriak Karto yang tidak suka ustad.
"Bagai mana bisa Bapak tega menyetubuhi menantu, Ya Allah apa kah dia istriku?" Ridwan kaget juga.
"Tidak mungkin kalau istriku, dia penjijik dan kalau melihat orang tua begini pasti tidak akan mau!" Amir yakin sekali.
"Yuni juga tidak mungkin, aku percaya dia tidak akan begitu!" Razi pun percaya dengan istri nya.
"Mari kita doakan Pak Karto agar baik baik saja dan bisa sembuh, jangan memperdebat masalah masalah seperti itu." ustad Zayn membuka suara lagi.
Karto yang barusan berteriak kencang kesana kemari malah bisa tertidur, dia pulas dengan mata yang benar benar tertutup rapat dan ini asli tidur. padahal hanya di beri air putih saja oleh ustad Zayn dan tadi ada di bacakan doa juga, maka nya sekarang bisa pulas tertidur.
"Jena adalah wanita yang ku curigai." ujar Ridwan tiba tiba.
"Nah itu bisa jadi, kan Jena pelacur dulu nya." Selia tiba tiba masuk dan ikut nimbrung.
"Tapi ya jangan langsung menuduh begitu lah, Mas." Amir kasihan pula.
"Iya, nanti Ibu dengar langsung mengamuk dan menuduh sembarangan." Razi pun kasihan pada Jena.
"Atau bisa jadi Julia, kenapa dia bisa tiba tiba pindah dan itu Bapak yang mengusul kan pada Ibu loh." Selia mulai meracuni pikiran mereka.
"Ah mana lah mungkin, Julia lagi hamil begitu kok." sergah Amir pun tidak percaya.
Ustad Zayn menarik nafas karena mereka malah asik berdebat satu sama lain, padahal belum tanya ini Bapak mereka sakit apa dan baik nya di bawa kemana agar bisa di obati. mereka debat karena hati mereka ini takut, takut bila ternyata yang sudah selingkuh dengan Ayah mertua adalah istri mereka dan saat ini masih belum bisa mau di buktikan.
Selamat pagi besty ku semua, hari Sabtu yang cerah di kota othor dan memang kemarau sih beberapa hari ini. jangan lupa like dan komen nya.
lanjut thor
lanjut thor 🙏