NovelToon NovelToon
Suddenly Become A BRIDE

Suddenly Become A BRIDE

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Keluarga / Romansa
Popularitas:914
Nilai: 5
Nama Author: boospie

Liliana, gadis biasa yang sebelumnya hidup sederhana, dalam semalam hidupnya berubah drastis. Ayahnya jatuh sakit, hutang yang ia kira sudah selesai itu tiba-tiba menggunung. Hingga ia terpaksa menikah i Lucien Dravenhart , seorang CEO yang terkenal dingin, dan misterius—pria yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya.

Pernikahan ini hanyalah kontrak selama satu tahun. Tidak ada cinta. Hanya perjanjian bisnis.

Namun, saat Liliana mulai memasuki dunia Lucien, ia perlahan menyadari bahwa pria itu menyimpan rahasia besar. Dan lebih mengejutkan lagi, Liliana ternyata bukan satu-satunya "pengantin kontrak" yang pernah dimilikinya…

Akankah cinta tumbuh di antara mereka, atau justru luka lama kembali menghancurkan segalanya?

Cerita ini hanyalah karya fiksi dari author, bijaklah dalam memilih kalimat dan bacaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon boospie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 Rumor

Sehari kemudian setelah kejadian yang harus menimpa Liliana, meski begitu ketakutannya masih membekas kuat dalam dirinya. Oleh karena itu, perjalanan menuju kantornya kini terasa penuh kewaspadaan. Salah satu yang ia lakukan dengan memakai topi lengkap dengan kacamata hitam juga tidak lupa masker, untuk menyembunyikan identitasnya.

Ketakutannya itu tampak jelas disaat suara kecil yang dihasilkan oleh supir barunya mampu membuat tubuhnya tersentak, begitupun kedua manik hazel dibalik kacamata hitam itupun bergerak gelisah, menyapukan pandangannya ke sisi kanan maupun kiri tanpa henti.

Drtt..

Dering ponsel digenggamannya itu sontak membuat tubuhnya sedikit terlonjak kaget. Alisnya perlahan menukik tajam tatkala pandangannya tertuju pada layar ponsel, tanpa mengunggu ia langsung mengangkat panggilan dari Lucien.

"Dimana?" suaranya yang dalam dan tenang mengalun ditelinga Liliana.

"Di jalan," jawab gadis itu lembut.

Tut...

Panggilan terputus secara sepihak, sejenak tingkah laku Lucien mengalihkan pikiran Liliana dari ketakutan yang masih terus berputar sebelumnya.

Mobil berwarna hitam pekat itu melaju gagah membelah lautan jalan yang penuh sesak dengan kendaraan, sampai membawa mereka berhenti disebuah gedung bernuansa biru putih, dengan gaya minimalis. Aehara corp, yang sedari dulu identik dengan warna biru serta model minimalisnya.

Gadis itu melangkah menuju pintu utama dengan tegas serta wajah tenang miliknya, berusaha mengesampingkan ketakutan yang sempat menguasai penuh pikirannya.

Berbanding terbalik dengan suasana kantor milik Lucien yang seketika sunyi dan tegang dalam satu waktu. Disini, hentakan ujung heelsnya seolah memiliki ciri khas nada tersediri, membuat karyawannya segera mengetahui siapa pemiliknya.

Sudah beberapa hari sejak gadis itu menginjakkan kaki tempat ini, hampir seluruh karyawan tidak takut untuk bersuara apapun adanya. Bahkan setiap langkah Liliana yang membawanya melintasi ruangan para karyawan, sapaan hangat dari mereka menyambutnya.

Hingga sebuah suara yang melengking tertangkap oleh indra pendengaran nya.

"Bos dibikin rumor sama Rayder si anak baru itu!"

Seketika Liliana mempercepat langkahnya menuju ruangan miliknya, untuk mencari tahu kebenaran.

Seperginya Liliana, suasana menjadi lebih redup meskipun tidak sepenuhnya.

"Nona, ada rumor mengenai anda dan seorang karyawan bernama Rayder," ucap sekretaris seraya menyerahkan tablet yang berisi berita dari salah satu situs terbesar di Indonesia.

Liliana mengepal kuat tangannya, "Konyol sekali, mereka sangat melebih-lebihkan cerita."

"Baru menikah beberapa hari yang lalu, istri CEO sudah terlihat bersama pria lain."

"Tidak becus mengurus istri? CEO ZETTHER dituding salah memilih pasangan."

"Pria misterius dibalik keretakan hubungan pasutri."

Kurang lebih seperti itu judul kalimat dari artikel yang tersebar di internet saat ini.

"Hari ini saya akan melakukan klarifikasi dalam sebuah video, jika dibiarkan akan berdampak pada citra perusahaan. Sampaikan pada tim Pr untuk mempersiapkan," ucap Liliana seraya menegakkan postur tubuhnya, pandangannya menatap lurus, sembari merangkai hal-hal yang seharusnya terjadi atau akan terjadi.

"Rayder, dia perlu terlibat dalam klarifikasi kali ini," sambungnya kemudian menatap sang sekretaris.

"Nona, Rayder hari ini ijin resign," balas sang sekretaris. Liliana sedikit terkejut mengenai kabar tiba-tiba dari pria itu.

Rasa penasaran pun mulai membuatnya bertanya-tanya, "Dia baru beberapa hari masuk."

"Sepertinya karena rumor ini membesar sehingga ia memilih keluar, Nona." Sang sekretaris mengucapkan dengan tenang.

Liliana mengangguk, ia memahami posisi Rayder, yang memang kemungkinan besar ia merasa tertekan, "Baiklah, tidak apa."

"Ijin nona, saya sampaikan pada tim Pr untuk membuat naskah klarifikasi nya," tutur sang sekretaris.

Gadis dengan tatanan rambut buns itu menganggukkan kepalanya, usai sekretaris itu berjalan menjauh dari mejanya, ia kembali menatap layar tablet. Menggeser keatas dalam beberapa kali, membaca setiap kalimat yang ditulis mereka, semuanya omong kosong. Tidak ada kebenaran disana, hanya penghinaan yang disangkut pautkan dengan Zetther.

Liliana bergeming sebentar, matanya melirik kearah ponsel yang tergeletak tepat disampingnya. Seperti ingin melakukan sesuatu tetapi memilih diurungkan.

Cukup memakan waktu beberapa menit sebelum akhirnya sang sekretaris kembali bersama salah satu perwakilan tim PR yang akan membantunya dalam klarifikasi.

...~• suddenly become a bride •~...

"Lux! Lihat sekarang apa yang dilakukan wanita murahan itu?" Teriakan meledak-ledak mulai menggema diruangan yang dibatasi oleh dinding kaca tebal tersebut. Suaranya penuh kemarahan yang tak dapat dibendung.

Langkahnya cepat menghampiri meja Lucien, napasnya terdengar menggebu-gebu terlihat jelas wanita paruh baya itu sangat kesal.

Jari-jemarinya menggenggam erat ponsel, yang kemudian membiarkan terlepas begitu saja dimeja Lucien, ia membanting ponsel dimana menampilkan sebuah berita tentang rumor Liliana dilayarnya.

"Kau benar-benar sama gilanya seperti ayahmu!" serunya dengan menujuk wajah Lux, kedua matanya memerah mengisyaratkan kemarahan yang dipendam.

Kedua tangannya terangkat sampai dalam seperkian detik memukul keras meja kayu yang membatasi antara dirinya dan Lucien.

Brakk

"Akhhhh—" Teriaknya begitu keras, bukan lagi marah, melainkan frustasi yang membuatnya hampir gila.

"Ceraikan wanita itu! Mama carikan yang lebih baik dari dia!" titahnya seolah tidak diperbolehkan adanya penolakan disana, tangannya berkacak pinggang, menatap Lucien dengan penuh kepasrahan.

"Apa anda akan terus berteriak seperti orang gila di ruangan ini, ruangan yang hanya dibatasi kaca. Siapa pun dapat melihat," balas Lucien usai melirik kearah luar, mendapati beberapa karyawan yang diam-diam mengintip kedalam.

Jessica mengangguk cepat dengan matanya melotot tajam, "Aku sudah gila memikirkan jalan pikirmu, LUX!"

Lucien membangun kan tubuhnya dari duduk, tangannya bergerak keatas menata dasi agar simetris, "Ini urusanku dengan Liliana, untuk apa anda begitu memikirkannya?"

Pria dengan tinggi 185 cm itu menatap datar tanpa berucap apapun, dalam beberapa detik.

"Lux muak, Mah!" bentak Lucien yang mulai kesal dengan tingkah Jessica.

Lucien bergerak kesamping melintasi sisi meja untuk menghadap ibunya lebih jelas, "Ini bukan lagi urusan Mamah! Biarkan Lux mengaturnya."

"Mengatur? apa mengacaukan nya!" Jessica mendongak masih dalam tatapan penuh amarah dan nada suara tinggi.

Detik berikutnya Jessica tersenyum, kedua tangannya secara bersamaan menangkup pipi Lucien, menatap sendu jauh ke mata putranya,"Kau dari dulu selalu bikin Mamah pusing, Turuti kata mamah dan kau akan bahagia, Lux."

"Apa tidak cukup selama 20 tahun hidup Lux diatur oleh anda? Mah!" Lucien masih menatap Jessica tanpa berniat melepas tangan sang ibu dari pipinya.

"Apapun itu—aku tidak akan menceraikan Liliana! Silahkan Mamah jika masih ingin marah-marah diruangan ini," final Lucien yang langsung kembali ke tempat duduknya, membawa dirinya untuk berkutat kembali ke tumpukan kertas tersebut.

Jessica mengeratkan rahangnya, amarah sebelumnya belum sedikit pun mereda, tetapi Lucien semakin membuat amarahnya terpancing. Dengan terpaksa ia meninggalkan Lucien.

Pria itu melepas kacamata yang bertengger apik di pangkal hidungnya, tangannya memijat pelipis. Sedikit terasa pening.

Tepat saat itu sang sekretaris masuk dengan perlahan sambil membawa beberapa dokumen ditangannya.

"Apa informasi dari salah satu karyawan mengenai model yang terjun di lingkungan kotor itu masih ada?" tanya Lucien secara mendadak, diluar hal-hal mengenai pekerjaan.

Sang sekretaris tampak berpikir dalam beberapa detik sebelum menjawab, "Untuk hal itu, saya kurang tau, Pak. Apakah perlu saya carikan informasinya?"

Lucien menggerakkan telapak tangan terbuka kearah pintu keluar, "Silahkan, pastikan valid."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!