NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

"Aira!"

Seruan disertai dengan sentakan di lengannya, membuat Aira yang sejak tadi melamun menoleh. Ia mendapati wajah Riana yang memperhatikannya dengan penuh selidik.

"Ekhem."

Aira berdehem guna menormalkan perasaannya dan tidak membuat Riana semakin curiga.

"Sejak tadi aku mendapatimu melamun di sepanjang acara ini Aira." Gumaman Riana membuat Aira tidak nyaman.

Ia sedang duduk bersama dengan Riana dan sedang menikmati beberapa kudapan yang tersaji di ruangan ini.

Ciuman liar dan cumbuan panas dari Brian di tubuhnya tadi membuat ia melamun. Ingatannya kembali membayang bagaimana lelaki itu yang mencium bibirnya dengan begitu liar. Bagaimana lidah lelaki itu yang terjulur ke bagian dalam mulutnya.

Aira juga masih mengingat bagaimana lelaki itu yang menyesap lidahnya dengan begitu kuat. Keintiman itu membuat Aira merasa wajahnya semakin panas.

Tanpa sadar ia mengipasi wajahnya menggunakan telapak tangan dan membuat Riana berdecak semakin bingung.

"Kamu kenapa sih?!" Riana kembali memprotes melihat sikap Aira yang sejak tadi tidak fokus. t

"Tidak ada." Aira mencoba mengalihkan tatapannya dan tidak berani memandangi Riana.

"Aira wajahmu memerah malu." Kembali Riana berdecak melihat sahabatnya itu yang tidak mau jujur.

"Melamun dengan wajahmu yang memerah seperti ini, akan membuat seseorang berpikiran buruk. Jika saat ini kamu sedang melamunkan hal yang mesum."

Ucapan Riana membuat Aira tersentak. Ia seketika melotot dengan mulut menganga, karena tidak menyangka jika tebakan wanita itu akan benar.

"Ada apa? Tebakanku benar?" Riana semakin lebih terkejut lagi karena ucapan spontannya.

Terlihat jelas jika Aira memang sedang melakukan hal itu. Riana meletakkan sendok dan garpu yang sejak tadi ia pegang. Menyipitkan mata dan meneliti Aira dengan penuh selidik. Memperhatikan sahabatnya itu yang terlihat semakin salah tingkah, karena sedang memikirkan hal-hal yang mesum.

"Apakah kamu sedang memikirkan malam pertamamu dengan Pak Brian?"

Dengan senyuman jahil dan alis yang di naik turunkan Riana mulai menggoda Aira. Namun yang tidak disangka oleh Riana sama sekali adalah ketika ucapannya membuat Aira semakin memerah malu.

"What?!" Riana terkekeh kecil dan berseru melihat perubahan wajah Aira.

"Benar sedang membayangkan itu?"

Riana geleng kepala dan menikmati perubahan emosi di wajah Aira. Merasa lucu dengan sikap Aira sejak tadi. Sepertinya mengganggu Aira akan menjadi favorit Riana. Karena ia sungguh merasa terhibur melihat raut wajah Aira merah karena malu.

Riana sedikit memiringkan tubuhnya dan mendekati Aira.

"Pak Brian ada di sana kok."

Riana menunjuk posisi Brian yang terlihat sedang berbicara dengan direktur mereka, yang tak lain adalah Ayah Brian sendiri. Bahkan di meja itu juga ada Papa Aira yaitu Anton Tanisa.

"Kamu bisa saja pergi ke sana. Duduk di pangkuan Brian, memeluk leher suamimu itu dan memberikan ciuman di bibirnya." Riana semakin jahil mengerjai Aira.

Sontak saja wajah Aira semakin memerah karena saran Riana.

"Hahahahahaha."

Riana tertawa puas saat mendapati wajah Aira yang semakin memerah.

"Seharusnya kamu bercermin melihat wajahmu yang begitu sangat merah sekarang Aira." Tanpa sadar Riana memukul meja tempat mereka sedang menikmati makanan.

Dan sontak saja tawa Riana membuat Aira mendengus kesal. Ia melirik sahabatnya itu dan kembali menunduk, guna menikmati makanannya.

"Apa ini?" Riana menyipitkan mata melihat leher Aira dan membuat tubuh Aira tersentak. Riana semakin menyipitkan mata, saat ia mengangkat wajah dan menatap Aira dengan mata menyipit.

"Jangan bilang jika ini adalah kissmark yang dibuat oleh Pak Brian?!" Riana kembali bertanya.

Namun keningnya seketika berkerut dan memperhatikan Aira lebih teliti lagi.

"Tapi Bukankah tadi lehermu terlihat baik-baik saja Aira?" Riana kembali berbisik dan melirik melirik sekitarnya. Takut jika ada yang mendengarkan ucapan mereka berdua.

"Kamu memang telah menutupinya dengan foundation. Tapi ini masih kurang tebal Aira."

Ucapan Riana membuat Aira menarik rambut hingga menutupi kemerahan yang diberikan oleh Brian.

"Apakah terlihat sangat jelas?" Dengan ragu ia menoleh dan bertanya kepada Riana. Menekan rasa malu yang menghampirinya.

"Jika diperhatikan sekilas tidak akan kelihatan jelas. Tapi jika di perhatikan lebih teliti, akan terlihat samar-samar Aira."

Penjelasan Riana membuat Aira memejamkan mata. Ia mengumpati kelakuan Brian yang memberikan tanda di lehernya.

Saat ia membuka mata, ia menoleh  ke meja lelaki itu. Bak sebuah telepati yang kuat antara sepasang suami istri, Brian tiba-tiba menoleh kepada Aira.

Tatapan keduanya terkunci dengan lelaki itu yang memandangi Aira dengan pandangan tajamnya. Tangan Aira di sendok seketika menguat melihat lelaki itu yang bersikap santai dan tidak terpengaruh apapun.

'Mana bisa lelaki itu baik-baik saja, di saat aku bahkan merasa tidak tenang dengan semua perubahan hubungan ini!' Dalam hati Aira mendumel.

Ia segera memalingkan wajahnya dari Brian. Tidak ingin melihat Brian lebih lama lagi.

"Kalian berdua terlihat sangat lucu." Riana kembali terkekeh kecil melihat interaksi Aira dan Brian.

Riana juga bisa melihat bagaimana CEO mereka yang memperhatikan Aira dengan begitu teliti. Meski tidak secara terang-terangan, tapi Riana bisa melihat lirikan mata Brian yang terus tertuju kepada Aira.

"Jadi apakah tanda ini kamu dapatkan saat kamu ke kamar mandi tadi?'

Pertanyaan itu membuat Aira menoleh kepada Riana dan melirik sahabatnya itu dengan tajam.

"Sepertinya tebakanku benar." Kembali Riana terkekeh.

"Jika kedekatan kalian berdua seperti itu, bukan tidak mungkin Jika hubungan pernikahan kalian akan diketahui secepatnya oleh para karyawan di sini Aira."

Perkataan yang terlontar dari mulut Riana membuat Aira kembali berpikir dengan kuat . - Riana memang benar- Ia berkata dalam hatinya. J

"ika memang seperti itu, aku hanya perlu menjauh darinya. Dan berusaha tidak bertemu dengannya selama bekerja bukan?" Aira mengangguk kecil dengan pemikiran itu.

"Kamu memang benar." Riana juga menjawab.

"Tapi adakalanya kita harus melakukan rapat dengan CEO bukan?" Ia melirik Aira yang kembali terlihat lemas.

"kamu memang benar." Aira  seketika merasa lemas.

"Tapi yang membuatku bingung Aira, kenapa tiba-tiba Pak Brian seperti itu?" Riana kembali melirik Aira dengan penuh selidik.

"Ini ada kaitanya dengan Pak Arsen yang membelamu tadi ya?' Riana kembali bertanya.

"Sepertinya begitu." Aira mengangguk dan menjawab dengan ragu.

"Kamu juga merasakannya?" Ia menoleh kepada Riana. Meminta pendapat sahabatnya itu.

"Aku merasa jika Brian tidak menyukai Pak Arsen."

Tentu saja penjelasan Aira membuat Riana mengangguk kecil. Ia saja bisa mengenali perubahan emosi Brian ketika Arsen membela Aira tadi.

"Jangan-jangan suamimu itu cemburu karena Pak Arsen yang terlihat jelas sangat menyukaimu." Ungkapan Riana membuat Aira berdecak kesal.

"Berarti aku hanya perlu menghindari kedua orang itu, demi membuat pekerjaanku di perusahaan ini berlalu dengan tenang."

Usai berkata seperti itu akhirnya Aira kembali menghabiskan makanannya.

"Tapi kenapa aku merasa tidak akan semudah itu Aira?" Gumaman dari Riana kembali membuat Aira berdecak.

"Ayolah Ria." Ia melirik Riana dengan kesal.

"kamu itu sahabatku atau bukan sih?"

Pertanyaan Aira membuat Riana terkekeh kecil. Ia sadar Jika sahabatnya saat ini mulai kesal kepadanya.

"Baiklah, baiklah." Riana akhirnya mengalah.

"Aku tidak akan melanjutkannya lagi."

Usai berkata seperti itu, Riana juga ikut melanjutkan makanannya bersama dengan Aira.

Sedangkan Aira melirik Brian dengan perasaan kesal. Tapi yang membuat ia lebih kesal lagi adalah bagaimana lelaki itu yang terlihat tersenyum miring dengan alis yang dinaikkan sebelah.

Aira benar-benar geram dengan lelaki itu. Akan ia pastikan, jika tidak akan ada kali kedua untuk Brian menciumnya lagi.

...................................

1
partini
ada batas waktu nya loh suami istri kalau nafkah lahir dan batin salah satu tidak di penuhi
partini
banyak brondong yg dewasa ko,kamu aja yg terlalu lah mentang ga ada cinta di jodohkan tapi sok gayan behhhh
partini
aihhh aneh ga optimis smaa pernikahan di grepek grepek mau
partini
ko bisa ilang ,itu tanda berhari hari loh baru ilang pakai apa ngilangin nya
nabila Nisa
Plot yang rumit, tapi tetap mudah diikuti.
Getoutofmyway
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
SimplyTheBest
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!