Zhang Wei akhirnya memulai petualangannya di Benua Tengah, tanah asing yang penuh misteri dan kekuatan tak terduga. Tanpa sekutu dan tanpa petunjuk, ia harus bertahan di lingkungan yang lebih berbahaya dari sebelumnya.
Dengan tekad membara untuk membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan, Zhang Wei harus menghadapi musuh-musuh yang jauh lebih kuat, mengungkap rahasia yang tersembunyi di benua ini, dan melewati berbagai ujian hidup dan mati.
Di tempat di mana hukum rimba adalah segalanya, hanya mereka yang benar-benar kuat yang bisa bertahan. Akankah Zhang Wei mampu menaklukkan Benua Tengah dan mencapai puncak dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kebetulan
Dikedalaman hutan, terlihat beberapa orang wanita yang tampaknya adalah kelompok kultivator yang sedang menjelajahi hutan. Mereka mengenakan jubah berwarna biru muda dengan sulaman motif bunga giok di lengan mereka, melambangkan identitas sekte mereka—Sekte Giok Abadi. Pemimpin kelompok itu, seorang wanita dengan rambut panjang terikat pita putih, menatap tanaman roh tingkat delapan di hadapannya dengan sorot mata penuh kepuasan.
Tanaman itu tampak unik, dengan daun berwarna biru kristal yang bersinar lembut dan akar yang sedikit melayang di atas tanah, seakan tidak terikat pada dunia fana. Aroma segar yang keluar darinya memberikan efek menenangkan, seolah mampu menghapus kelelahan jiwa hanya dengan menghirupnya. Tidak diragukan lagi, ini adalah Akar Jiwa Azure, salah satu tanaman langka yang mampu menutrisi dan memperkuat jiwa seseorang.
"Kita sangat beruntung menemukan ini," kata salah satu murid sekte itu dengan nada lega.
Namun, sebelum mereka sempat mengambilnya, suara langkah kaki terdengar mendekat dengan cepat. Dari dalam hutan, sekelompok kultivator lain muncul, mengenakan jubah hitam dengan simbol naga menyala di punggung mereka—Sekte Naga Hitam.
Pemimpin mereka adalah seorang pemuda bertubuh tegap dengan mata tajam dan rambut hitam pendek yang tersisir rapi. Dia melirik tanaman roh itu sekilas, lalu tertawa kecil.
"Menarik," katanya sambil melipat tangan di dada. "Aku kira kami hanya akan menemukan beberapa binatang roh di hutan ini, tapi ternyata ada sesuatu yang lebih berharga."
Wanita pemimpin dari Sekte Giok Abadi mengerutkan alis. "Kami menemukannya lebih dulu. Pergilah."
Pemuda itu menyeringai. "Kalian yang pergi. Kau tahu aturan dunia ini. Yang terkuatlah yang berhak mengambilnya."
Ucapan itu membuat murid-murid Sekte Giok Abadi semakin waspada. Salah satu dari mereka menggenggam pedangnya erat. "Sekte Naga Hitam selalu penuh dengan orang tak tahu malu. Jika ingin merebutnya, maka hadapi kami dulu!"
"Aku berharap kalian akan mengatakan itu," jawab pemuda itu sambil memberi isyarat.
Dalam sekejap, para murid dari kedua sekte saling menerjang. Energi bertabrakan di udara, menciptakan ledakan kecil yang mengguncang pepohonan di sekitar mereka. Teknik pedang tajam dari Sekte Giok Abadi bertemu dengan serangan brutal dari Sekte Naga Hitam yang mengandalkan kekuatan fisik dan aura ganas.
Di tengah pertarungan yang semakin sengit, suara dentuman energi yang berulang-ulang mengganggu ketenangan di area sekitar. Tidak jauh dari sana, di bawah pohon besar dengan cabang rindang, seorang pemuda dengan jubah abu-abu yang tengah tidur siang tiba-tiba terbangun karena gangguan dari suara yang keras.
Zhang Wei membuka matanya perlahan, menghela napas panjang. "Sialan... siapa yang membuat keributan seperti ini saat aku tidur?"
Dengan malas, dia bangkit dan melangkah menuju sumber kebisingan.
Zhang Wei tiba tanpa menarik perhatian siapa pun. Dari balik bayangan pepohonan, ia mengamati pertarungan yang berlangsung sengit antara kedua kelompok itu. Bagi kebanyakan orang, ini hanyalah konflik biasa antara generasi muda sekte-sekte besar, sebuah persaingan yang selalu terjadi di dunia kultivasi. Namun, mata Zhang Wei tertuju pada sesuatu yang jauh lebih menarik.
Akar Jiwa Azure.
Senyum muncul di wajahnya. Tanaman roh yang susah payah ia cari selama ini ternyata ada di sini, tanpa perlu melakukan pencarian panjang atau pertempuran berat. Meskipun ia harus mengorbankan tidur siangnya yang berharga, keberuntungan ini terlalu baik untuk dilewatkan.
Tanpa ragu, Zhang Wei melangkah mendekat. Kedua kelompok yang masih bertarung mati-matian tidak menyadari kehadirannya. Dengan gerakan secepat angin, ia meraih tanaman itu dan memasukkannya ke dalam cincin penyimpanannya.
Namun, salah satu murid dari Sekte Naga Hitam yang kebetulan melirik ke arahnya tiba-tiba membelalakkan mata.
"Tuan Muda! Seseorang telah mencuri Akar Jiwa Azure!"
Suasana langsung berubah. Pemimpin kelompok Naga Hitam, pemuda sombong yang berdiri dengan penuh kepercayaan diri, segera mengalihkan pandangannya. Tatapannya tajam dan dipenuhi kemarahan saat melihat Zhang Wei berdiri santai di dekat tempat tanaman itu sebelumnya berada.
Wajahnya mengeras. Dengan dorongan amarah, ia langsung mengerahkan seluruh kekuatannya dan menghempaskan lawan-lawannya dari Sekte Giok Abadi. Dalam hitungan detik, mereka terkapar di tanah, terluka parah namun masih hidup.
Seketika, tempat itu hanya tersisa Zhang Wei dan kelompok Naga Hitam.
Pemimpin kelompok itu melangkah maju dengan ekspresi penuh kesombongan. "Beraninya kau mencuri harta yang menjadi milik kami?"
Zhang Wei hanya tersenyum tipis, tidak terganggu sedikit pun oleh aura mengancam yang dipancarkan lawannya.
"Apa maksudmu 'milik kalian'?" katanya santai. "Bukankah yang terkuatlah yang berhak atas semuanya?"
Mata pemimpin kelompok Naga Hitam menyipit. "Kau cukup berani. Mungkin kau tidak tahu siapa aku. Dengarkan baik-baik, aku adalah Duan Zixuan, calon penerus utama Sekte Naga Hitam! Kultivasiku sudah mencapai puncak Martial King dan aku hanya selangkah lagi untuk menembus Martial Emperor! Jika kau tahu apa yang terbaik untukmu, serahkan tanaman itu dan aku mungkin akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup!"
Dari belakangnya, para murid Naga Hitam tertawa meremehkan. Sementara itu, murid-murid Sekte Giok Abadi yang masih bisa bergerak hanya bisa menyaksikan dengan cemas. Mereka sangat menginginkan tanaman itu, tetapi kekuatan mereka jauh di bawah lawan mereka, apalagi sekarang Duan Zixuan sudah mengalahkan mereka tanpa kesulitan.
Namun, Zhang Wei hanya terkekeh kecil.
"Jadi begitu," katanya, melirik ke arah Duan Zixuan dengan tatapan yang seakan-akan melihat badut yang sedang berkoar-koar.
Ia melangkah maju, membiarkan aura Martial King bintang lima yang sengaja ia tekan sedikit keluar. Itu cukup untuk membuat lawannya berpikir bahwa ia berada di tingkat yang jauh lebih rendah dari sebenarnya.
"Kalau begitu, mengapa kau tidak mengambilnya sendiri?" tanyanya, senyum di wajahnya tidak pudar sedikit pun.
Seketika, atmosfer berubah menegang.
Duan Zixuan menatap Zhang Wei dengan seringai penuh penghinaan. Dari auranya, pria di depannya ini hanya berada di Martial King bintang lima—jauh di bawah dirinya yang sudah hampir menembus Martial Emperor. Baginya, tak perlu repot-repot bertarung sendiri melawan seseorang yang lebih lemah.
"Tangani dia," perintahnya santai. "Pastikan dia menyesal telah mencuri milik kita."
Serentak, lima murid Naga Hitam melesat maju. Mereka semua berada di tingkat Martial King bintang enam hingga delapan, cukup kuat untuk mengalahkan kebanyakan kultivator di generasi mereka. Wajah mereka dipenuhi keyakinan, mengira bahwa mengalahkan seorang Martial King bintang lima hanyalah urusan sepele.
Zhang Wei berdiri tanpa bergerak, matanya masih dipenuhi ketenangan yang sama sejak awal. Saat serangan pertama datang, ia hanya mengangkat tangan.
Bugh!
Sebuah pukulan diarahkan ke wajahnya, tetapi seolah menabrak tembok besi, tangan penyerang itu langsung patah, membuatnya menjerit kesakitan.
Zhang Wei menghela napas ringan. "Begitu saja?"
Mata para murid Naga Hitam melebar, tetapi sudah terlambat. Dalam sekejap, Zhang Wei menghilang dari tempatnya—dan sebelum mereka bisa bereaksi, suara dentuman memenuhi udara.
up
ditunggu story line berikutnya.
Bravo!
Muantebz