Dunia hitam bukanlah tempat bagi mereka yang lemah. Hwang Angel, seorang gadis polos yang terjebak dalam lingkaran mafia, menjadi kepemilikan seorang pria yang tidak mengenal belas kasihan. Kim Taehyung. Kejam, dominan, dan penuh obsesi, Taehyung menjadikannya milik mutlak, mengikatnya dengan kekuatan dan ketakutan.
Namun, di balik kekerasan dan gairah yang membakar, muncul konflik yang lebih rumit. Jeon Jungkook, seorang pria misterius yang selalu hadir dalam bayangan, bertekad melindungi Angel dengan segala cara. Sementara itu, Yoon Bomi, sang ratu mafia, memiliki rencana tersendiri yang bisa menghancurkan atau menyelamatkan semuanya.
Saat cinta, kekerasan, dan pengkhianatan saling bertaut, Angel harus memilih tetap menjadi milik sang mafia atau melawan takdir yang sudah digariskan untuknya. Namun, bisakah seseorang benar-benar lepas dari jeratan seorang pria yang memiliki segalanya, termasuk jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman yang Berbahaya
Angel duduk di tepi ranjang dengan tangan terkepal. Pertemuannya dengan Yoon Bomi tadi masih membekas di benaknya. Wanita itu jelas bukan orang sembarangan. Ada aura dominasi yang begitu kuat dalam setiap gerakannya, dan yang lebih membuat Angel resah adalah cara Bomi memperlakukannya—seolah-olah ia hanya sekadar hiburan sementara bagi Kim Taehyung.
Angel menghela napas panjang. Ia harus segera mencari jalan keluar sebelum semua ini menjadi lebih buruk.
Pintu kamar tiba-tiba terbuka, membuatnya menoleh dengan cepat. Taehyung berdiri di sana dengan ekspresi yang sulit dibaca. Ia mengenakan kemeja hitam yang lengannya digulung hingga siku, memperlihatkan otot lengan yang tegas. Tanpa mengatakan apa pun, pria itu melangkah masuk dan menutup pintu di belakangnya.
Angel menggigit bibirnya, mencoba menahan kegugupan.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Angel suaranya terdengar lebih tegas dari yang ia kira.
Taehyung tidak langsung menjawab. Ia berjalan ke meja kecil di dekat tempat tidur, menuangkan segelas anggur, lalu menyesapnya perlahan.
"Bomi datang menemuimu," ucap Taehyung akhirnya.
Angel menegakkan punggungnya. "Ya. Sepertinya dia tidak menyukaiku." ucap Angel
Taehyung menyeringai, lalu menatapnya dengan tatapan yang begitu intens.
"Bomi adalah seseorang yang terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan. Kamu mengganggu keseimbangannya." ucap Taehyung
Angel mengerutkan kening.
"Apa maksudmu?" tanya Angel
Pria itu meletakkan gelasnya, lalu berjalan mendekati Angel, membuat gadis itu menegang. Dengan gerakan perlahan tapi penuh tekanan, Taehyung duduk di tepi ranjang, tepat di sampingnya.
"Aku tidak pernah membawa wanita ke dalam hidupku seperti ini," bisik Taehyung suara beratnya menggetarkan dada Angel.
"Dan Bomi tahu itu." sambung Taehyung
Angel menelan ludah. Ia bisa merasakan hawa panas yang memancar dari tubuh pria itu.
"Jadi... Aku hanya gangguan baginya?" tanya Angel
Taehyung mengulurkan tangan, membelai pipi Angel dengan lembut.
"Lebih dari itu" jawab Taehyung.
"Kamu membuatnya merasa tersaingi." sambung Taehyung
Angel mengernyit, merasa bingung.
"Tersaingi? Kenapa?" tanya Angel
Taehyung tidak menjawab. Ia hanya menatap Angel dengan mata yang penuh misteri. Lalu, tiba-tiba, ia mengangkat dagu gadis itu dan mendekatkan wajahnya.
Angel menahan napas. "Apa yang kamu—" ucapan Angel terpotong
Sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, bibir Taehyung sudah menyentuh bibirnya.
Angel membelalakkan mata, tubuhnya menegang di bawah sentuhan pria itu. Ciumannya tidak lembut. Itu penuh klaim, penuh tekanan. Seolah-olah ia ingin membuktikan sesuatu bahwa Angel benar-benar miliknya.
Angel mendorong dadanya, mencoba melepaskan diri, tetapi Taehyung lebih cepat. Pria itu menariknya lebih dekat, tangan besarnya melingkari pinggang Angel, menahannya agar tidak bisa lari.
Angel meronta. "Lepas—" potong Angel
Taehyung menekan bibirnya lebih dalam, membuat Angel mengeluarkan erangan protes yang tertahan. Pria itu bukan hanya mencium, tetapi juga menguasai, menuntut, dan mengklaim.
Ketika akhirnya Taehyung menarik diri, Angel terengah-engah, wajahnya merah padam karena marah dan malu.
"Kamu bajingan!" bentak Angel, menampar wajah Taehyung da memukul dada pria itu, tetapi Taehyung menangkap tangannya dengan mudah.
Pria itu tersenyum miring.
"Aku sudah memperingatkanmu, Angel. Kamu milikku." ucap Taehyung
Angel menggigit bibirnya, menahan rasa frustasi yang meluap.
"Aku bukan barangmu, Taehyung! Aku manusia, bukan sesuatu yang bisa kamu miliki sesuka hatimu!Bagaimana dengan Bomi"marah Angel
Taehyung mengangkat alis.
"Benarkah? Urusan Bomi itu adalah urusanku kamu tidak perlu mengurusinya"ucap Taehyunt
Dengan cepat, ia menarik Angel ke pangkuannya, membuat gadis itu terkejut. Kedua tangannya menahan pinggang Angel, membuat gadis itu tidak bisa bergerak.
"Jika kamu bukan milikku," bisik Taehyung wajahnya hanya beberapa sentimeter dari Angel
"Lalu kenapa kamu selalu bereaksi terhadap sentuhanku?" tanya Taehyung
Angel merasa wajahnya semakin panas. Ia menggigit bibir, menahan dirinya untuk tidak terpancing.
"Aku membencimu. Sangat membencimu"ucap Angel
Taehyung tertawa kecil. "Bagus," ucap Taehyung.
"Kebencian sering kali berujung pada gairah." sambung Taehyung
Angel merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tahu pria ini berbahaya. Ia tahu ia harus menjaga jarak. Tetapi setiap kali Taehyung berada sedekat ini, tubuhnya seolah tidak bisa mengikuti logikanya.
Taehyung menatapnya sejenak, lalu akhirnya melepaskannya. Angel segera berdiri, mengambil langkah mundur, menjauh dari pria itu.
Taehyung mengamati reaksinya dengan ekspresi penuh kepuasan.
"Cepat atau lambat, Angel, kamu akan menyerah." ucap Taehyung
Angel mengepalkan tangannya.
"Kamu akan menyesali semua ini suatu hari nanti."ucap Angel
Taehyung hanya tersenyum tipis.
"Aku menantikan hari itu." ucap Taehyung
Dengan langkah cepat, Angel menuju pintu, membukanya, dan pergi tanpa menoleh.
Saat ia berjalan menyusuri koridor panjang, dadanya masih naik turun, jantungnya berdebar keras. Ia menyentuh bibirnya yang masih terasa panas akibat ciuman tadi.
Aku harus keluar dari sini sebelum semuanya semakin rumit.
Dari dalam kamar, Taehyung masih duduk di tepi ranjang, menatap pintu yang baru saja ditutup oleh Angel.
Ia menyesap anggurnya lagi, lalu menyeringai.
Hwang Angel memang berbeda.
Dan itu membuatnya semakin tertarik.
Angel berjalan cepat menyusuri koridor, napasnya masih memburu. Tangannya gemetar saat menggenggam kenop pintu kamar yang ia masuki begitu saja. Ia tidak peduli ini ruangan siapa yang penting, ia harus menjauh dari Taehyung.
Begitu pintu tertutup, Angel bersandar di sana, menenangkan dadanya yang bergemuruh. Bibirnya masih terasa panas, pikirannya kacau. Bagaimana pria itu bisa dengan mudahnya mengacaukan segalanya?
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jungkook
Suara dingin itu membuat Angel terkejut. Ia menoleh dan melihat sosok Jeon Jungkook berdiri di dekat meja dengan tangan menyilang di dada. Matanya tajam, penuh selidik.
Angel mengerjapkan mata, menyadari kesalahannya. Ia baru saja masuk ke kamar Jungkook.
"Aku..." Angel ragu.
"Aku butuh tempat untuk sendiri sebentar." sambung Angel
Jungkook menatapnya dalam diam. Ia melangkah mendekat, sorot matanya menyipit seolah sedang menilai kondisi Angel. Pakaian gadis itu sedikit berantakan, bibirnya tampak merah, dan wajahnya menunjukkan campuran emosi antara marah dan kebingungan.
"Dia menyentuhmu, bukan?" tanya Jungkook terdengar rendah, namun ada nada tajam di dalamnya.
Angel menelan ludah.
"Itu bukan urusanmu." ucap Angel
Jungkook menyeringai kecil.
"Kalau bukan urusanku, kenapa kau ada di kamarku sekarang?" tanya Jungkook
Angel terdiam. Ia tidak punya jawaban untuk itu. Ia hanya ingin menjauh dari Taehyung, dan tanpa sadar, langkah kakinya membawanya ke tempat Jungkook seseorang yang selama ini hanya mengawasinya dari bayangan.
Jungkook menarik napas panjang, lalu berjalan melewati Angel menuju pintu.
"Kunci pintunya kalau kamu ingin tetap di sini," ucap Jungkook datar sebelum keluar dari kamar, meninggalkan Angel sendirian.
Di tempat lain, Taehyung menatap layar ponselnya dengan ekspresi gelap. Laporan dari salah satu anak buahnya baru saja masuk.
— Angel sekarang ada di kamar Jungkook.
Mata Taehyung menyipit. Rahangnya mengeras.
Ia meletakkan gelas anggurnya dengan kasar, lalu bangkit dari tempat tidur. Jika Angel berpikir ia bisa lari darinya, maka gadis itu sangat salah.
Ia akan memastikan Angel tahu betul siapa yang memiliki dirinya.
Angel duduk di tepi ranjang, pikirannya masih berkecamuk. Ia tahu Taehyung berbahaya, tapi pria itu juga punya daya tarik yang membuatnya sulit berpaling. Pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan kasar. Angel tersentak, menoleh cepat.
Dan di sana, Taehyung berdiri. Mata gelapnya berkilat marah. Angel bahkan belum sempat berdiri saat pria itu sudah menariknya bangkit dan menekan tubuhnya ke dinding.
"Kamu pikir bisa lari dariku, Angel?" ucap Taehyung dingin, penuh ancaman.
Angel mencoba melawan, tapi genggaman pria itu terlalu kuat.
"Jangan berani-beraninya mendekati pria lain. Aku tidak suka kamu di pegang oleh orang lain Angel" suara Taehyung terdengar dalam dan berbahaya.
Angel menatapnya, menolak tunduk pada dominasi pria itu.
"Aku bukan milikmu, Taehyung!" ucap Angel
Taehyung tersenyum miring, lalu mendekat hingga bibir mereka hampir bersentuhan.
"Kita lihat berapa lama kamu bisa menyangkalnya Apa kamu mau kita melakukannya sekarang di kamat Jungkook." ucap Taehyung
"Apa maksud kamu? Kamu pikir aku gadis murahan"marah Angel
"Dimataku ya" ucap Taehyung
Angel menahan napas, jantungnya berdetak semakin cepat. Ia tahu ia sudah terperangkap.
Dan kali ini, mungkin ia tidak bisa lari.