Aray pemuda 18 tahun yang hanya tinggal dengan nenek nya sejak kecil selalu hidup dalam kemiskinan.
Setelah sang kake meninggal.Dan hanya meninggalkan sebuah kitab yang ber sampul warna emas sehari sebelum meninggal sang kake menitipkan ke sang nenek agar kelak setelah dia meninggal dunia buku tersebut di berikan ke arya.
Simak kelanjutan nya.dan mohon maaf apa bila dalam kata kata masih banyak kekurangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijo.lumut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dian selalu ada untuk arya
Tiga hari telah berlalu setelah kepergian sang nenek arya hanya berdiam diri tanpa mencari kayu bakar rasa kesepian begitu mendalam yang arya rasakan dan tak tahu akan tujuan langkah kedepan nya kini hidup nya seakan tak berarti setelah kepergian orang yang paling berarti dalam hidup nya itu.
Kamu harus kuat arya kamu jangan berlarut dalam kesedihan arya," Sakit memeng kehilangan orang yang paling kita sayangi dan kita cintai tapi kamu harus tegar kamu harus hidup dengan baik walau tanpa kehadiran orang yang kita sayangi.!"
Tanpa Arya sadari di sebelah nya telah duduk seorang wanita berparas cantik berkulit putih mulai bicara menasehati dan mencoba menguatkan Arya yang kini mulai terpuruk larut dalam kesedihan yang mendalam.
Ehh iya mbak dian terimakasih mbak.!" Kamu tidak perlu sungkan ya arya kita ini tetangga dan kita sebagai tetangga itu harus saling membantu.!"
Balas wanita berparas cantik yang bernama dian 23 tahun yang di ketahui bahwa wanita cantik itu 1 tahun yang lalu telah di nikahi oleh indra lelaki 40 tahun sorang pengusaha sukses di ibu kota dan dian hanya tinggal sendiri di desa itu.
"Apakah kamu sudah makan..?" Dian menanyakan Arya dan tangan nya sembari membuka rantang berisi makanan yang sengaja iya masak sendiri dan membawa nya untuk arya sebagi bentuk ke pedulian nya pada arya.
"Iya mbak terimakasih nanti saja aku masih belum laper mbak.!" Balas arya masih tetap tak bergeming duduk di kursi kayu yang biasa nenek nya duduki pandangan nya kosong dan pikiran nya tak tentu arah jiwa nya seolah lepas dari tubuh nya.
"Ini kamu makan ya.!" Dian menyodorkan piring yang sudah terisi dengan nasi dan lauk nya itu ke depan arya." Iya mbak nanti aja ya.!" Balas Arya dan hanya melirik ke arah Dian yang menyodorkan piring yang berisi makanan itu dengan wajah yang tak bergairah.
"Kalau kamu masih terus begini dan tidak makan jangan harap aku akan datang lagi dan mengajak kamu bicara bahkan aku tidak ingin mengenal kamu lagi arya.!" Balas Dian dengan wajah tampak kesal pada arya yang tidak mau makan selama hampir tiga hari ini bahkan arya hanya duduk termenung sendiri.
Ingat Arya pesan nenek kamu sebelum beliau meninggal," Kamu harus kuat dan bisa hidup dengan baik.!" Dian kembali bicara dengan nada mulai meninggi karena kesal dan meletakan piring berisi nasi dan lauk nya lalu bangun dan berjalan hendak meninggalkan arya yang masih bergelut dengan pikiran nya itu.
Iya mba aku akan makan mba.!" Sebelum dian menjauh arya membuka suara dan mulai menyendok nasi di piring yang Dian letakan tadi, Dan memakan nasi dan lauk nya dengan lahap nya," Dian pun menoleh bibir nya menyunggingkan senyum tipis dan berbalik kembali menghampiri arya dan duduk kembali di kursi kayu yang berhadapan dengan arya.
Nah gitu dong aku jadi senang kalau kamu mau makan makanan yang telah aku masak ini untuk kamu arya.!" Ucap Dian sembari menyodorkan air teh hangat ke depan Arya yang sedang mengunyah makanan.!
"Iya mba terimakasih ya mba hanya mba yang selalu ada dan perhatian sama aku.!' Sembari mengunyah makanan arya berterima kasih pada dian orang yang selama ini selalu peduli pada nya dan pada nenek nya itu." Air mata nya kembali merembes membasahi kedua pipinya tenggorokan nya terasa tercekat saat akan menelan makanan dia menoleh ke arah Dian yang memperhatikan dia makan.
Sudah arya kamu jangan terlalu berlarut dalam kesedihan ya," Kita doakan ya semoga nenek kamu bahagia di alam sana bersama kakek kamu." Ujar dian yang mengetahui kesedihan yang arya rasakan saat ini.
"Iya mba.!" Balas arya singkat dan melanjutkan makan nya sampai tak tersisa lagi di piring nya karena rasa lapar yang iya tahan beberapa hari itu.
Aku pulang ya kamu kalau ada apa apa jangan sungkan datang ke rumah ya," Kamu cepetan mandi biar segar badan kamu dan ingat kamu itu laki laki harus kuat menghadapi semua masalah yang ada dan kelak kamu akan menjadi kepala keluarga arya.!"
Setelah melihat Arya tenang dan mau makan Dian pun pamit pulang dan kembali menasehati dan memberikan dukungan nya terhadap arya waktu sudah menunjukan jam 03:50 dian pun beranjak dari rumah kecil arya yang berdindingkan anyaman bambu.
Iya mba terimakasih banyak atas perhatian mba selama ini kepada kami mba.!" Ucap Arya dengan penuh rasa terimakasih pada Dian." Sudah kamu tidak usah sungkan ya Arya aku pasti selalu ada buat kamu." Tukas Dian sembari mulai beranjak dari tempat nya duduk dan meninggalkan rumah kecil Arya.
Arya beranjak dari duduk nya menuju kamar yang selama ini di tinggali oleh nenek nya pandangan arya mengitari kamar sederhana yang selalu rapih itu dengan lekat dia duduk di atas kasur usang." Aaaah kenapa aku lupa dengan kitab itu ya dan aku selama tiga hari ini belum mandi.!" Sebaik nya aku mandi setelah mandi baru aku lihat lagi kitab itu.!" Gumam Arya yang selama tiga hari ini hanya duduk tanpa membersihkan diri dan teringat tentang kitab yang berwarna emas itu dan pergi ke kamar mandi yang terletak di belakang rumah nya!.
Setelah mandi dan berganti pakaian dia pun kembali ke kamar nenek nya dan meraih kitab tersebut arya pun tenggelam dalam membaca dan memahami isi dari kitab tersebut sampai tersadar karena waktu sudah tengah malam!.
Aahh tak terasa sepertinya sudah malam.!" Sembari meletakan kitab yang baru iya baca setengah nya dari isi kitab itu arya telah memahami isi nya," Malam terasa sunyi angin dingin berdesir menambah kesepian yang kini Arya rasakan.
Setelah memastikan rumah nya terkunci arya pun kembali ke kamar nenek nya untuk istirahat perlahan arya merebahkan badannya matanya memandang langit langit kamar yang tanpa penghalang sehingga pandangan nya melihat langsung genteng rumah nya.
Aneh padahal sudah lewat dari jam 12 tapi kenapa mataku tak mau aku pejamkan.!" Monolog arya pada diri nya sendiri pikiran nya terus melayang membayangkan tentang masa depan nya dan apa yang harus iya lakukan untuk bertahan hidup!.
Saat mata nya mulai terasa ngantuk sepintas kemudian dia teringat dengan isi kitab yang iya baca yang menerangkan kan satu ilmu yang membuat arya sangat penasaran dengan ilmu tersebut," Sebab ilmu tersebut menerangkan bagi siapa yang mengamalkan nya orang tersebut bisa menghilang tak terlihat itu lah yang membuat arya sangat penasaran pasal nya di jaman yang serba canggih ini apa memeng ada hal hal semacam itu.?" Dengan terus mengulang bacan mantra yang iya baca di kitab itu perlahan kedua mata arya mulai pun perlahan terpejam dan lelap dalam mimpi.!
Sinar matahari pagi yang lembut masuk ke sela sela dinding bilik bambu kamar arya yang masih terbuai dalam alam mimpi sura nyanyian burung burung menghiasi sejuknya pagi semilir angin pagi menambah indah nya pagi ini," Arya perlahan membuka kedua netra nya dan meregangkan otot otot di badan nya yang terasa kaku.
"Hooooammm." Ternyata sudah pagi saja perasaan aku tidur belum lama.!" Arya bergumam bangkit dari tempat tidur nya dan berjalan ke belakang berniat langsung mandi." Setelah mandi arya pun menyalakan kompor minyak bermaksud untuk memasak air untuk membuat kopi," Sembari menunggu air mendidih arya kembali merapal kan apa yang semalam iya Hapal itu
.